BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Beri Yield 8 Persen, IFC Rilis Green Bond Komodo Berdenominasi Rupiah Pertama

08 Oktober 2018
Tags:
Beri Yield 8 Persen, IFC Rilis Green Bond Komodo Berdenominasi Rupiah Pertama
Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk (kedua kanan) bersama jajaran direksi Bank OCBC NISP memperkenalkan kehadiran layanan Private Banking di Jakarta, 22 Mei 2017. (Sumber : www.ocbcnisp.com)

Obligasi untuk mendanai obligasi lingkungan OCBC NISP ini akan dicatatkan di Bursa Efek London dan Singapura

Bareksa.com – IFC, anggota Kelompok Bank Dunia, telah untuk pertama kalinya menerbitkan surat utang berwawasan lingkungan (green bond) berdenominasi rupiah untuk pasar internasional (Komodo bond). Obligasi ini menarik minat yang kuat dari investor dan berhasil mengumpulkan dana US$134 juta atau setara dengan Rp2 triliun.

Penerbitan “green Komodo bond” di pasar luar negeri berdenominasi rupiah ini merupakan yang pertama dilakukan oleh bank pembangunan multilateral untuk investasi ke proyek-proyek terkait perubahan iklim di Indonesia.

Minat yang kuat dari berbagai kelompok investor internasional adalah bukti meningkatnya ketertarikan akan investasi yang bertanggung jawab sosial di Indonesia.

Promo Terbaru di Bareksa

Obligasi berwawasan lingkungan, atau obligasi hijau, berjangka lima tahun yang akan didaftarkan ke Bursa Efek London dan Bursa Efek Singapura ini akan mendukung pasar mata uang lokal di Indonesia, dan mendanai obligasi berwawasan lingkungan pertama yang diterbitkan di Indonesia oleh klien IFC, yakni PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP).

Hasil penjualan obligasi ini akan membiayai infrastruktur juga proyek-proyek yang mengatasi perubahan iklim, sesuai dengan prinsip-prinsip obligasi hijau (Green Bond Principles).

"Penerbitan green Komodo bond ini menegaskan komitmen IFC untuk mendukung Indonesia dalam mencapai pertumbuhan ekonomi berkelanjutan yang ramah lingkungan," kata Vice President IFC untuk Asia dan Pasifik Nena Stoiljkovic.

Nena menambahkan, obligasi ini memungkinkan IFC untuk memobilisasi pendanaan internasional ke dalam proyek-proyek ramah iklim di Indonesia.

“Kami bermaksud untuk mereplikasi dan meningkatkan skala dari model ini guna mengatasi tantangan iklim negara ini,” imbuhnya.

Vice President dan Treasurer IFC Jingdong Hua mengatakan, obligasi hijau Komodo pertama yang diterbitkan dalam mata uang Rupiah untuk investasi iklim di Indonesia adalah tonggak penting bagi IFC dan bagi Indonesia.

”Penerbitan obligasi ini juga membantu sektor swasta mengelola risiko valuta asing melalui pembiayaan dengan mata uang lokal, sekaligus menumbuhkan bisnis yang cerdas iklim,” ungkap Jingdong.

EMEA Syndicate, BAML Adrien de Naurois menyampaikan, penawaran perdana Green IDR dari IFC secara tegas menetapkan kehadirannya di pasar Komodo yang akan tumbuh pesat, memanfaatkan stabilnya mata uang rupiah saat ini dan pasca pertemuan Bank Indonesia sehingga mampu mengumpulkan Rp2 triliun untuk penawaran 5 tahun.

Transaksi ini mendapat dukungan global yang kuat dan memungkinkan IFC untuk memaksimalkan jangka waktu dan besaran pinjaman yang dapat dicapai dalam kondisi pasar saat ini.

Kepala SSA DCM, J.P. Morgan John Lee Tin menuturkan, investor bereaksi positif terhadap transaksi Komodo (rupiah) IFC yang pertama. Penerbitan obligasi di luar negeri berdenominasi valuta asing (eurobond) ini menghasilkan permintaan yang lebih besar dari yang ditargetkan.

Mengingat tingkat volatilitas di pasar negara berkembang, kelebihan permintaan pada transaksi ini merupakan keberhasilan yang besar.

“Selain itu, IFC memperluas cakupan investor dari obligasi hijau menggunakannya sebagai peluang untuk menambah denominasi mata uang baru, dan dengan demikian menambah basis investor baru, untuk upaya kesadaran iklim penerbit obligasi,” imbuhnya.

Kepala Global, Pasar Kredit, Standard Chartered Bank Henrik Raber menambahkan, Standard Chartered berkomitmen untuk mengembangkan solusi pembiayaan yang lebih hemat karbon di pasar utama Standchart, dan pihaknya bangga bermitra dengan IFC dalam penerbitan obligasi yang penting ini.

“Respons yang kuat dari investor atas transaksi IFC menunjukkan meningkatnya fokus dan pentingnya komunitas investor global dalam mendukung solusi pembiayaan berkelanjutan guna membantu mengatasi perubahan iklim,” tutur Henrik.

Sejak meluncurkan Program Obligasi Hijau, IFC telah berhasil mengumpulkan miliaran dolar untuk energi bersih, kota-kota pintar iklim, bangunan berwawasan lingkungan (green building) dan keuangan berwawasan lingkungan (green finance).

Pada penutupan TF18, obligasi hijau dari IFC ini telah mendukung sebanyak 177 proyek investasi. IFC menerbitkan obligasi hijau pertamanya pada tahun 2010 dan pada akhir TF18 telah mengeluarkan sebesar total US$7,6 miliar untuk 111 obligasi hijau dalam 13 mata uang dan membantu bank klien di Filipina, Indonesia, dan negara lain untuk melakukan hal yang sama.

Syarat dan Ketentuan IFC Green Komodo Bond

Penerbit/Issuer: IFC (International Finance Corporation)

Peringkat/Rating: S&P AAA (stable) / Moody's: Aaa (stable)

Tanggal Settlement/Settlement date: 9 Oktober, 2018

Tanggal Jatuh Tempo/Maturity date: 9 Oktober, 2023 (5 tahun)

Nilai/Size: Rp2 triliun

Harga Penawaran Kembali/Re-offer Price :100 persen

Imbal Hasil Penawaran Kembali/Re-offer Yield: 8.00 persen s/a

Kliring/Clearing: Euroclear / Clearstream

FX Settle: Coupon/Principal settled USD at applicable FX

FX Fixing Date: T+1 from Pricing date (October 1st, 2018)

Hukum yang digunakan/Governing Law: New York

Denominasi/Denomination: Rp100 juta

Listing: London Stock Exchange / Singapore Exchange

Penjamin Emisi Efek/Underwriters: Bank of America Merrill Lynch/J.P. Morgan /Standard Chartered Bank

(AM)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.314,36

Up0,41%
Up3,60%
Up0,02%
Up5,91%
Up19,01%
-

Capital Fixed Income Fund

1.764,83

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,22%
Up17,48%
Up42,87%

STAR Stable Income Fund

1.915,81

Up0,53%
Up2,89%
Up0,02%
Up6,25%
Up30,81%
Up60,29%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.757

Down- 0,19%
Up3,05%
Up0,01%
Up4,62%
Up19,15%
Up47,74%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,38

Up0,12%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,94%
Down- 1,75%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua