BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Saham WOOD Lompat 5,9 Persen, Apakah Masih Bisa Naik?

06 Agustus 2018
Tags:
Saham WOOD Lompat 5,9 Persen, Apakah Masih Bisa Naik?
Karyawan berada di bawah monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (19/12). IHSG kembali mencetak rekor tertinggi baru sepanjang masa naik 33,70 poin atau 0,55 persen menjadi 6.167,67 setelah sebelumnya juga sempat rekor di 6.113,653 pada Kamis 14 Desember 2017. (ANTARA FOTO/Sigid K)

Hingga jeda siang ini, harga saham WOOD terpantau naik 5,93 persen ke Rp625

Bareksa.com - Harga saham PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) kembali menguat pada perdagangan saham hari ini 6 Agustus 2018. Saham produsen furniture ini pun menjadi salah satu yang teraktif di Bursa Efek Indonesia.

Hingga jeda siang ini, harga saham WOOD terpantau naik 5,93 persen ke Rp625 dibandingkan penutupan pada akhir pekan lalu di Rp590. Telah terjadi transaksi sebanyak 4.746 kali senilai total Rp53 miliar hingga siang ini.

Pada perdagangan Jumat 3 Agustus 2018, ditutup menguat 3,50 persen dengan berakhir di level Rp590 per saham. WOOD bergerak ditransaksikan sebanyak 1.956 kali dengan nilai transaksi mencapai Rp27,75 miliar.

Promo Terbaru di Bareksa

Kenaikan Harga Produk Kehutanan

Naiknya harga produk-produk kehutanan, seperti kayu log memang membawa berkah bagi bisnis Integra Indocabinet. Ditambah lagi permintaan pasar akan kayu log tengah meningkat.

Menurut Wang Sutrisno, Direktur PT Integra Indocabinet Tbk kenaikan harga log meranti misalnya sudah hampir dua kali lipat di tahun ini. "Kalau tahun lalu harga jualnya hanya Rp1,7 juta per meter kubik sekarang sudah mencapai Rp3 juta per meter kubik (m³)," urainya seperti dilansir dari Kontan.

Tak heran kalau melihat laporan keuangan semester I 2018 perseroan, penjualan segmen kehutanan (forestry) tercatat sebesar Rp107 miliar, naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp51 miliar.

Sementara segmen manufaktur secara keseluruhan, penjualan ekspor dan lokal tercatat senilai Rp781 miliar di semester I 2018, naik kurang dari 1 persen yoy dibandingkan tahun lalu.

"Biasanya semester I agak lamban, nanti di semester II bakal kencang karena pasar ekspor utama kami Amerika Serikat (AS) mulai musim liburan seperti Natal dan Tahun Baru," beber Wang.

Momen akhir tahun diprediksi pasar ekspor mebel akan dipenuhi permintaan. WOOD sampai saat ini menopang bisnisnya pada pasar ekspor tersebut, dengan kontribusinya bagi penjualan bersih hampir 75 persen.

Oleh karena orientasi ekspor tersebut, disamping melonjaknya segmen bisnis kehutanan, perseroan juga diuntungkan dengan penguatan dolar AS akhir-akhir ini.

Merujuk laporan keuangan semester I 2018 itu, WOOD memperoleh laba dari selisih kurs sekitar Rp5,4 miliar, naik hampir tiga kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 1,9 miliar.

Berbekal keuntungan tersebut, meski pendapatan perseroan hanya naik 6,9 persen menjadi Rp905 miliar di semester I 2018 yoy, namun dari segi bottomline WOOD naik dobel digit. Laba bersih perseroan pada paruh pertama tahun ini tercatat sebesar Rp113 miliar, tumbuh 25 persen yoy dibandingkan tahun lalu senilai Rp90 miliar.

Analisis Teknikal

Illustration

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle WOOD pada perdagangan akhir pekan kemarin membentuk bullish candle dengan short upper shadow menggambarkan saham ini bergerak positif dengan berakhir dua tick di bawah level tertingginya.

Volume menunjukkan kenaikan menandakan adanya antusiasme para pelaku pasar yang meningkat pada saham ini. Apabila dilihat dari trend-nya, WOOD masih berada dalam strong uptrend yang tercermin dari posisi MA 5 > MA 20 > MA 60.

Selain itu, indikator relative strength index (RSI) juga terlihat masih bergerak naik mengindikasikan sinyal kenaikan yang masih cukup kuat dan target terdekat di resisten pada level Rp615 baru saja ditembus. (hm)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.314,83

Up0,43%
Up3,55%
Up0,02%
Up5,95%
Up19,11%
-

Capital Fixed Income Fund

1.764,51

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,20%
Up17,66%
Up42,85%

STAR Stable Income Fund

1.915,47

Up0,53%
Up2,89%
Up0,02%
Up6,23%
Up30,99%
Up60,26%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.758,34

Down- 0,10%
Up3,14%
Up0,01%
Up4,70%
Up19,30%
Up47,85%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,12

Up0,08%
Up2,01%
Up0,02%
Up2,91%
Down- 1,48%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua