BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Kinerja Semester I Lampaui Industri, Saham BBRI Kembali Diborong Investor Asing

01 Agustus 2018
Tags:
Kinerja Semester I Lampaui Industri, Saham BBRI Kembali Diborong Investor Asing
Seorang karyawan melintas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/6). Perdagangan IHSG akhir pekan ini ditutup melemah 0,52 poin atau 0,0089 persen ke level 5.821,81. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Padahal dalam periode Januari-Juni 2018, investor asing mencatat jual bersih saham BBRI senilai Rp11,7 triliun

Bareksa.com – Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) kembali menjadi incaran investor asing sepanjang bulan Juli, setelah enam bulan sebelumnya menjadi saham yang paling banya dilepas investor non-lokal. Hal ini seiring dengan kinerja keuangan semester pertama BRI yang tumbuh melampaui rata-rata industri perbankan nasional.

Saham BBRI masih menjadi saham paling banyak dijual asing hingga tujuh bulan tahun ini. Hingga hari ini (Selasa, 31 Juli 2018), nilai jual bersih (net sell) asing pada saham BBRI telah mencapai Rp10,9 triliun.

Namun terlepas dari data itu, tren transaksi asing pada saham BBRI mulai membaik. Hal itu terlihat dari posisi beli bersih (net buy) asing sepanjang bulan Juli.

Promo Terbaru di Bareksa

Berdasarkan catatan Bareksa, net buy asing pada saham BBRI sepanjang Juli mencapai Rp170,29 miliar. Dibandingkan bulan-bulan sebelumnya, saham BBRI terus mencatat net sell asing.

Tengok saja pada Januari 2018. Net sell asing pada saham BBRI mencapai Rp1,96 triliun. Kemudian angka itu bertambah Rp2,19 triliun pada Februari dan semakin membesar pada Maret menjadi Rp2,46 triliun.

Net sell asing pada saham BBRI mulai turun setelah pada sepanjang April tercatat Rp1,6 triliun, kemudian sepanjang Mei Rp1,2 triliun, sebelum akhirnya sepanjang Juni lalu kembali naik Rp1,65 triliun. Alhasil, total nilai net sell asing pada saham BBRI sepanjang Januari-Juni 2018 mencapai Rp11,07 triliun.

Tren Transaksi Investor Asing pada Saham BBRI Periode Januari – Juli 2018 (dalam Triliunan Rupiah)

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Catatan net sell asing itu tentu saja cukup berpengaruh pada saham BBRI. Sepanjang tahun ini hingga akhir Juli 2018, saham BBRI telah turun 15,66 persen dari posisi Rp3.640 per akhir 2017 menjadi Rp3.070 pada hari ini.

Sepanjang periode itu, saham BBRI mencatat level penutupan tertingginya Rp3.920 pada 23 Januari 2018 dengan level terendah Rp2.720 pada 22 Mei 2018.

Kinerja Keuangan BRI

Pada hari ini, BRI sendiri baru saja merilis kinerja keuangannya sepanjang enam bulan pertama tahun ini. BRI mengumumkan, perseroan beserta entitas perusahaan anak kembali mampu mencatatkan kinerja positif di atas rata-rata perbankan nasional hingga akhir periode semester I tahun 2018.

BRI mampu meraup laba bersih sebesar Rp14,9 triliun, tumbuh 11 persen secara year on year dengan aset mencapai Rp1.153,2 triliun. Direktur Utama BRI Suprajarto menyampaikan, faktor utama penopang laba BRI tersebut yakni penyaluran kredit yang tumbuh dua digit dan di atas rata-rata industri perbankan Indonesia.

“Hingga akhir triwulan II 2018, BRI telah menyalurkan kredit sebesar Rp794,3 triliun atau naik sebesar 15,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp687,9 triliun. Melansir data yang dipublikasikan oleh OJK, pencapaian tersebut di atas tingkat pertumbuhan kredit perbankan nasional pada Juni 2018 yang tercatat 10,7 persen,” urai Suprajarto.

Financial Highlight BRI H1-2018

Illustration

Sumber: Materi presentasi perseroan

Kredit yang tumbuh tinggi tersebut nyatanya mampu diimbangi dengan kualitas kredit yang baik. Hal ini tercermin dari rasio kredit bermasalah, yakni NPL Gross BRI, yang tercatat sebesar 2,41 persen. NPL BRI tercatat lebih kecil daripada NPL industri, dimana NPL industri perbankan di Indonesia tercatat 2,67 persen pada Juni 2018.

Ke depan BRI akan tetap selektif dan prudent dalam menyalurkan pinjaman sehingga kualitas kredit tetap berada di posisi ideal. BRI juga memilih untuk menjaga rasio pencadangan risiko kredit yang ditunjukkan dengan NPL Coverage Ratio di level yang sama dengan Juni tahun lalu di atas 180 persen.

Di sisi lain, Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI berhasil tumbuh sebesar 9,11 persen ke posisi Rp838 triliun di triwulan II 2018 dari posisi Rp768 triliun di triwulan II 2017. Tingkat pertumbuhan tersebut jauh di atas tingkat pertumbuhan DPK Nasional pada akhir Juni 2018 yang tercatat sebesar 6,99 persen (data OJK). (hm)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.313,93

Up0,21%
Up3,89%
Up0,02%
Up5,88%
Up18,64%
-

Capital Fixed Income Fund

1.765,78

Up0,56%
Up3,45%
Up0,02%
Up7,28%
Up17,13%
Up42,93%

STAR Stable Income Fund

1.916,73

Up0,53%
Up2,93%
Up0,02%
Up6,30%
Up30,61%
Up60,34%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.754,19

Down- 0,39%
Up3,83%
Up0,01%
Up4,45%
Up18,86%
Up47,37%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.036,49

Down- 0,15%
Up1,85%
Up0,01%
Up2,75%
Down- 2,19%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua