BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Ini Langkah Garuda Indonesia dalam Menekan Beban Operasional dan Utang

27 Juli 2018
Tags:
Ini Langkah Garuda Indonesia dalam Menekan Beban Operasional dan Utang
Menko Polhukam Wiranto (ketiga kiri) mengunjungi booth Garuda Indonesia yang berpartisipasi di Singapore Airshow 2018 di Changi, Singapura, Selasa (6/2). Garuda Indonesia akan meneken kontrak kerja sama dengan lebih dari 25 rekan kerja, senilai US$2,4 miliar di Singapore Airshow 2018. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Perseroan akan segera merilis hasil penerbitan KIK EBA

Bareksa.com – Sambil mencari cara mengurangi beban operasional, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) terus berupaya menekan beban utang. Yang terbaru, perseroan baru saja menyelesaikan pembayaran jumlah pokok dan bunga obligasi bernilai Rp2 triliun.

Obligasi tersebut merupakan obligasi berkelanjutan I tahap I tahun 2013 yang jatuh tempo pada 5 Juli 2018. Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N. Mansury, menyampaikan perseroan juga dalam proses penerbitan kontrak investasi kolektif efek beragun aset (KIK EBA) bernilai lebih dari Rp1 triliun.

“Terutama untuk beberapa kewajiban bank yang harus dibayarkan. Jadi mulai mengurangi utang jangka pendek,” ujar Pahala di Jakarta, Jumat, 27 Juli 2018.

Promo Terbaru di Bareksa

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian perseroan yang telah diaudit oleh Akuntan Publik, Garuda Indonesia memiliki utang jangka panjang sebesar US$636 juta dan utang jangka pendek US$1,08 miliar.

Sebelum KIK EBA ini, Garuda Indonesia juga telah menerbitkan obligasi US$750 juta dengan tujuan pembiayaan kembali (refinancing) utang perseroan yang ada saat ini baik utang jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk membiayai kegiatan usaha perseroan secara grup.

Pahala mengakui, pada kuartal II tahun ini perseroan mendapatkan tantangan peningkatan biaya avtur dan depresiasi rupiah. Meski begitu, dia menilai, operasional Garuda Indonesia dalam tren membaik.

“Untuk semester I, seharusnya lebih baik. Bisa 50 persen lebih baik secara year on year,” kata Pahala.

Pahala menyebut, selama ini beban avtur bagi perseroan bisa mencapai 35 persen sampai 40 persen dari total beban. Untuk itu, Garuda Indonesia terus mengupayakan hedging dengan menerapkan program cost leadership dan fuel leadership.

Hanya saja, Pahala belum mau menyampaikan realisasi kinerja keuangan perseroan pada enam bulan pertama tahun ini.

“Nanti detailnya akan kami umumkan pekan depan,” imbuh dia.

(AM)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.314,36

Up0,41%
Up3,60%
Up0,02%
Up5,91%
Up19,01%
-

Capital Fixed Income Fund

1.764,83

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,22%
Up17,48%
Up42,87%

STAR Stable Income Fund

1.915,81

Up0,53%
Up2,89%
Up0,02%
Up6,25%
Up30,81%
Up60,29%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.757

Down- 0,19%
Up3,05%
Up0,01%
Up4,62%
Up19,15%
Up47,74%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,38

Up0,12%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,94%
Down- 1,75%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua