BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Kenaikan Harga Saham INKP dan TKIM Turut Dongkrak Kinerja Reksadana Simas Satu

18 Juli 2018
Tags:
Kenaikan Harga Saham INKP dan TKIM Turut Dongkrak Kinerja Reksadana Simas Satu
Jamial Salim Konpoi - Direktur PT Sinarmas Asset Management. (Bareksa/Rausyan Fikry)

Return reksadana Simas Satu melonjak 16,26 persen, sedangkan IHSG anjlok 7,7 persen YtD 2018

Bareksa.com – Produk reksadana campuran milik PT Sinarmas Asset Management, yakni Simas Satu berhasil mencetak tingkat pengembalian investasi (return) mencapai 16,26 persen sejak awal tahun hingga 17 Juli 2018 (year to date/ YtD).

Lonjakan return reksadana Simas Satu terjadi di tengah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang anjlok 7,7 persen secara year to date per 17 Juli 2018.

Produk yang diluncurkan sejak 15 Januari 2001 ini menjadi reksadana campuran dengan return tertinggi kedua secara YtD dari seluruh reksadana campuran yang tersedia di Bareksa.

Promo Terbaru di Bareksa

Reksadana Simas Satu adalah salah satu produk reksadana campuran yang direkomendasi Bareksa pada periode Juli 2018. Sebab reksadana ini mampu mencetak return positif, di saat indeks acuan (benchmark) yakni indeks reksadana campuran maupun IHSG keduanya sama-sama negatif.

Daftar Produk Reksadana Campuran Rekomendasi Bareksa periode Juli 2018 :

https://media.bareksa.com/resources/image/2018/07/19675/id_15306991104.png
Sumber : Bareksa

Direktur Sinarmas Asset Management, Jamial Salim Konpoi, mengatakan produk Simas Satu merupakan reksadana campuran, sehingga karakter produknya cenderung tidak terlalu agresif. Hal tersebut tercermin pada pemilihan saham dalam produk tersebut.

“Pertukaran portofolionya juga tidak sedinamis reksadana saham,” kata Jamial kepada Bareksa, di kantornya, Rabu, 18 Juli 2018.

NAB Simas Satu Periode 17 Juli 2017 - 17 Juli 2018

Illustration
Sumber : Bareksa

Jamial mengungkapkan, saham-saham dalam portofolio Simas Satu cenderung bersifat medium dan jangka panjang (long term).

Porsi ekuitas dalam produk Simas Satu juga sebanyak 77,78 persen, per Juni 2018, tidak sebanyak pada produk reksadana saham.

Portofolio Simas Satu per 29 Juni 2018

Illustration
Sumber : Simas AM

Isi Portofolio Reksadana Simas Satu

Dalam produk reksadana Simas Satu, terdapat lima saham terbesar yang ada dalam portofolio. Kelima saham tersebut adalah PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).

Jamial mengakui terdapat dua saham Grup Sinarmas dalam portofolio top holding reksadana Simas Satu, yakni saham INKP dan TKIM.

Menurut Jamial, dua saham itu turut memengaruhi performa return reksadana Simas Satu sepanjang tahun ini. “Tetapi yang naik banyak tidak hanya saham INKP dan TKIM,” kata Jamial.

Jamial menuturkan saham INKP dan TKIM meningkat tajam tahun ini karena terdorong oleh fundamental perusahaan tersebut yang terkena imbas positif kenaikan harga bubur kertas (pulp) seiring kenaikan harga komoditas.

Selain itu pelemahan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) turut memberi imbas positif terhadap prospek saham INKP dan TKIM karena kedua perusahaan memiliki orientasi penjualan di pasar ekspor.

Secara bisnis, kata Jamial, kenaikan harga pulp akan meningkatkan kinerja keuangan perseroan. Hal itu juga akan memengaruhi harga saham INKP dan TKIM di pasar.

Dia meyakini permintaan global terhadap kertas masih akan tetap tinggi di masa mendatang. Meskipun permintaan kertas untuk tulis menulis kemungkinan berkurang seiring tren dunia serba digital, tetapi permintaan kertas untuk keperluan lain, seperti kantung belanja, akan tetap tinggi di masa depan.

“Di Australia saja jika berbelanja menggunakan plastik akan terkena charge, karena plastik tidak bisa recycle. Makanya kantung kertas jadi pilihannya,” terangnya.

Jamial memprediksi, kenaikan harga pulp akan terjadi dalam jangka panjang. Hal itu tidak terlepas dari permintaan kertas yang akan tetap tinggi.

Selain terdorong faktor harga pulp, kenaikan harga saham INKP dan TKIM juga terjadi karena valuasi kedua saham tersebut sebelumnya masih dianggap murah, atau tidak mencerminkan nilai perusahaan sebenarnya.

Kemudian, masuknya saham INKP dalam MSCI Global Small Cap Index pada Mei 2018, memicu investor memburu saham tersebut. Jamial memandang, investor asing melihat saham INKP potensial.

“Jadi kenaikan harga saham INKP dan TKIM adalah hal yang wajar karena ditopang kenaikan harga pulp dunia, meningkatnya demand dan masuknya INKP dalam Indeks MSCI,” katanya.

Saham BBCA dan TLKM

Selain dua saham tersebut, Sinarmas Asset Management memasukkan saham BBCA dalam portofolio reksadana Simas Satu. Jamial menyatakan saham BBCA dalam jangka panjang masih akan potensial.

Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) BBCA tidak akan berkurang siginfikan karena beban biaya (cost of fund) bank swasta nasional tersebut kecil. Di samping itu, BBCA tidak teralalu agresif menyalurkan kredit.

Sementara itu, perseroan memilih saham TLKM karena saham ini secara fundamental cukup kuat, terutama dalam antisipasi manajemen operator telekomunikasi milik pemerintah itu terhadap pertumbuhan permintaan paket data internet.

Jamial menilai penjualan pulsa telekomunikasi pada masa akan datang akan menurun. Provider telekomunikasi akan lebih bersaing ketat pada penjualan paket data. “Dan kelihatannya Telkom sudah mengantisipasi kondisi tersebut. Sekarang bisnisnya ke arah sana,” jelasnya.

Jamial mengatakan secara teknologi, Telkom sudah siap berkompetisi. Selain faktor bisnis, perseroan memutuskan memiliki saham TLKM dalam portofolio Simas Satu karena harga saham TLKM turun cukup dalam sehingga sudah menarik untuk dikoleksi.

Dalam setahun terakhir saham TLKM sudah anjlok 15 persen dari Rp4.630 pada 18 Juli 2017 menjadi Rp3.940 per saham pada 17 Juli 2017.

(AM)

* * *

Ingin berinvestasi reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.313,18

Up0,15%
Up3,81%
Up0,02%
Up5,82%
Up18,30%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,42

Up0,60%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,32%
Up17,24%
Up43,22%

STAR Stable Income Fund

1.917,41

Up0,56%
Up2,94%
Up0,02%
Up6,33%
Up30,71%
Up60,33%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.753

Down- 0,46%
Up3,74%
Up0,01%
Up4,38%
Up18,76%
Up47,23%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.035,73

Down- 0,22%
Up1,77%
Up0,01%
Up2,68%
Down- 2,15%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua