BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Sucor Pilih Tiga Saham Ini Masuk Top Portofolio Maxi Fund, Kenapa?

06 Juli 2018
Tags:
Sucor Pilih Tiga Saham Ini Masuk Top Portofolio Maxi Fund, Kenapa?
Ilustrasi menghitung kinerja investasi, Copyright: <a href='https://www.123rf.com/profile_bacho12345'>bacho12345 / 123RF Stock Photo</a>

Reksadana Sucorinvest Maxi Fund mencatat lima saham terbesar dalam portofolionya adalah ADHI, ANTM, HOKI, KBLI dan TOBA

Bareksa.com – Pasar saham sedang tertekan yang tercermin dari kinerja minus Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak awal tahun hingga memasuki semester kedua. Namun, reksadana saham Sucorinvest Maxi Fund yang dikelola Sucor Asset Management masih dapat bertahan dengan imbal hasil positif.

IHSG sejak awal tahun hingga 27 Juni 2018 (year to date/ YTD) tercatat turun 8,75 persen. Namun, Sucorinvest Maxi Fund pada periode yang sama justru membukukan tingkat pengembalian investasi sebesar 19,97 persen

Apa rahasianya?

Promo Terbaru di Bareksa

Produk reksa dana Sucorinvest Maxi Fund mencatat lima saham terbesar dalam portofolionya adalah PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Buyung Poetra Swasembada Tbk (HOKI), PT KMI Wire and Cable Tbk (KBLI) dan PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA).

Direktur Investasi Sucor Asset Management, Jemmy Paul mengungkapkan bahwa sebagian besar pengelolaan dana pada produk tersebut masih ditempatkan pada saham-saham di industri pertambangan. Selain sektor batu bara, reksadana tersebut memilih saham ANTM sebagai tempat menyimpan dananya.

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)

Jemmy optimistis harga nikel dunia di masa mendatang akan naik cukup signifikan, yang berpotensi mendorong kinerja Antam sebagai produsen logam ini. Meski dengan harga nikel saat ini sekitar US$15.000 per metrik ton, perusahaan-perusahaan produsen nikel dunia hanya memperoleh untung tipis.

Sekitar 10 tahun lagi, ujarnya, kebutuhan nikel dunia pasti akan melonjak karena electronic vehicle bakal diproduksi massal. Saat ini produk mobil listrik Tesla sudah akan memproduksi massal mobil listrik sedangkan di China, mobil keluaran terbarunya sudah lebih banyak mobil listrik dibandingkan mobil berbahan bakar minyak.

Nikel dibutuhkan untuk membuat baterai dan kebutuhan nikel tidak dapat digantikan. Jemmy memperkirakan dalam 3-4 tahun mendatang apabila tidak ada investasi baru maka dunia akan mengalami defisit nikel sehingga harga nikel akan melonjak.

“Sekarang harganya masih US$15.000 per metrik ton, dengan adanya investasi baru saja harga nikel diprediksi bakal mencapai US$18.000 per ton,” terangnya kepada Bareksa, Rabu, 3 Juli 2018.

Dengan harga saat ini, perusahaan produsen nikel sudah memperoleh keuntungan. Akan tetapi, dana hasil keuntungan penjualan nikel masih belum cukup untuk membangun pabrik baru.

Dia memandang, dengan kondisi tersebut perusahaan nikel cenderung akan memilih untuk menikmati uang hasil penjualan nikel saja ketimbang membangun pabrik baru. Padahal di sisi lain kebutuhan nikel terus meningkat.

Demand meningkat jadi mau tidak mau harga nikel naik. Apabila pasar ingin ada investasi lagi di industri nikel, maka harga nikel dunia harus naik terlebih dahulu,” jelas Jemmy.

Dengan valuasi saat ini, Jemmy melihat harga saham ANTM menarik. Sebab, selain akan ada kenaikan harga nikel, dalam 2-3 tahun mendatang kapasitas produksi nikel Antam akan meningkat dua kali lipat karena perseroan sedang membangun pabrik baru di Halmahera.

Jadi, Antam tidak hanya akan mendapatkan keuntungan dari peningkatan produksi nikel tetapi juga kenaikan harga nikel. Valuasi saham ANTM saat ini berada pada kisaran rasio harga dibandingkan laba per saham (price to earning per share ratio/ PER) 18 kali.

Namun, apabila harga nikel meningkat menjadi US$18.000 per metrik ton, maka valuasi bisa mencapai ANTM sekitar 11 kali. Dengan prediksi meningkatnya kapasitas produksi ANTM dalam dua tahun mendatang dan kemungkinan harga nikel mencapai US$21.000 per metrik ton, PER ANTM dengan harga sahamnya saat ini berada pada kisaran 4 kali.

Selain itu, kinerja operasional ANTM juga sangat efisien. Dalam 3-4 tahun terakhir Antam membukukan positif operating cashflow yang cukup besar. Bahkan pada harga nikel di kisaran US$10.500 per metric ton saja Antam masih mencatatkan operating cashflow yang positif.

PT Buyung Poetra Swasembada Tbk (HOKI)

Selain tambang, Sucor juga memilih emiten sektor konsumer menjadi salah satu top portofolionya. Saham yang dipilih perseroan adalah PT Buyung Poetra Swasembada Tbk (HOKI), produsen beras bermerek Topi Koki.

Perseroan memilih HOKI karena pertumbuhan penjualan beras premium sangat tinggi. Dia beralasan bahwa potensi penjualan beras premium di pasar modern masih besar karena saat ini masih sekitar 15 persen.

“Di Malaysia dan Thailand penjualan beras premium di modern market itu 37-40 persen,” ujar dia.

Di masa mendatang, masyarakat bakal lebih banyak membeli beras di pasar modern dibandingkan dengan pasar basah. Perusahaan-perusahaan yang khusus mengelola sawah juga akan lebih banyak.

Generasi saat ini pada masa 10-20 tahun lagi diperkirakan bakal lebih banyak berkunjung ke pasar modern. HOKI mendapatkan keuntungan karena merek beras premiumnya adalah pemimpin pasar saat ini.

Dia juga melihat potensi pertumbuhan penjualan beras HOKI akan meningkat dalam 2-3 tahun. Dengan adanya pabrik baru, produksi beras perseroan dalam 2-3 tahun mendatang akan tumbuh 100 persen.

PT Adhi Karya Tbk (ADHI)

Produk reksa dana Sucorinvest Maxi Fund juga berisi saham konstruksi sebagai top sahamnya. Saham yang dipilih perseroan adalah PT Adhi Karya Tbk (ADHI).

Jemmy melihat valuasi ADHI masih sangat mernarik karena PER-nya masih sekitar 6,5 kali. Selain itu, tingkat utang (leverage) ADHI juga tidak terlalu parah dan lebih aman dibandingkan perusahaan konstruksi pelat merah lain.

“Potensi pertumbuhan Adhi karya di masa mendatang juga masih besar, perolehan proyeknya belum banyak,” katanya. (hm)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana..

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.314,36

Up0,41%
Up3,60%
Up0,02%
Up5,91%
Up19,01%
-

Capital Fixed Income Fund

1.764,83

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,22%
Up17,48%
Up42,87%

STAR Stable Income Fund

1.915,81

Up0,53%
Up2,89%
Up0,02%
Up6,25%
Up30,81%
Up60,29%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.757

Down- 0,19%
Up3,05%
Up0,01%
Up4,62%
Up19,15%
Up47,74%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,38

Up0,12%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,94%
Down- 1,75%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua