BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

BNBR Segera Tuntaskan Restrukturisasi Utang Rp10,5 Triliun, Bagaimana Caranya?

26 Juni 2018
Tags:
BNBR Segera Tuntaskan Restrukturisasi Utang Rp10,5 Triliun, Bagaimana Caranya?
Direktur Utama PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) Bobby Gafur S. Umar (kedua kanan), berbincang dengan Direktur R. A. Sri Dharmayanti (kiri), Direktur A. Amri Aswono Putro (kedua kiri) dan Komisaris Independen Firmanzah, usai Public Expose Insidentil PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), di Jakarta, Selasa (26/8). (ANTARA FOTO/Audy Alwi)

Proses negosiasi restrukturisasi utang kepada Erofa Capital senilai Rp1,6 triliun telah memasuki tahap akhir.

Bareksa.com – Emiten Grup Bakrie, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) menargetkan untuk menyelesaikan restrukturisasi utangnya senilai Rp10,5 triliun tahun ini. Sebelumnya, pada April perseroan telah menyepakati restrukturisasi utang dengan Mitsubishi Corporation RtM Japan Ltd senilai Rp2,9 triliun.

Direktur Utama Bakrie & Brothers, Bobby Gafur Sulityo Umar, mengungkapkan selain dengan Mitsubishi, perseroan tengah dalam proses kesepakatan dengan dua kreditur lain dalam rangka resturkturisasi utang.

Kedua kreditur adalah Eurofa Capital Ivestment Inc sebesar Rp1,6 triliun dan Glencore International AG Rp5,7 triliun.

Promo Terbaru di Bareksa

“Negosiasi dengan Glencore sebelumnya menunggu penyelesaian restrukturisasi utangnya dengan Bumi Resources,” kata dia di Jakarta, Selasa, 26 Juni 2018.

Menurut Gafur, perseroan memiliki utang US$121 juta atau setara Rp1,6 triliun kepada Erofa Capital. Proses negosiasi restrukturisasi utang tersebut telah memasuki tahap akhir.

Rencananya, utang kepada Eurofa Capital akan diselesaikan dengan pengalihan dan konversi menjadi saham Bakrie & Brothers. Perseroan menargetkan penyelesaian pada Agustus 2018.

Sementara, Bakrie&Brothers tengah merestukrutisasi utang perseroan dengan Glencore senilai US$408 juta atau setara Rp5,6 triliun. Negosiasi dengan kreditur tersebut masih berlangsung saat ini.

Sama halnya dengan Eurofa Capital, restrukturisasi utang Glencore akan dikonversi menjadi saham BNBR. “Target penyelesaian Desember 2018,” ujarnya.

Ekuitas Positif

Berdasarkan keterangan perseroan, usai resturkturisasi utang, total liabilitas perseroan akan berkurang dari Rp13,22 triliun menjadi Rp3,29 triliun. Sementara, ekuitas Bakrie & Brothers akan meningkat dari sebelumnya minus Rp6,41 triliun menjadi Rp3,3 triliun.

Sementara, restrukturisasi utang dengan Mitsubishi Corporation telah rampung pada April 2018. Kedua pihak sepakat mengonversi utang menjadi saham BNBR.

Nantinya, Mitsubishi akan mengalihkan utangnya kepada Fountain City Investment. Penyelesaian utang perseroan adalah dengan menyerahkan aset berupa saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) kepada Mitusubishi.

Kemudian, perseroan akan menerbitkan obligasi wajib konversi kepada Fountain City. Setelah itu, perseroan akan menerbitkan saham baru kepada Fountain City.

Proses restrukturisasi utang perseraon telah dimulai sejak 2016. Sepanjang periode 2016 - 2018 perseroan telah merestrukturisasi utang Rp1,9 triliun.

Gafur mengaku banyak sekali beban keuangan perseroan yang tidak produktif selama ini. Hal itu sangat mempengaruhi keuangan dan ekspansi perseroan.

Setelah restrukturisasi utang selesai, ekuitas Bakrie & Brothers akan menjadi positif, utang berkurang serta rasio-rasio keuangan membaik.

“Perseroan juga dapat membiayai pengembangan usaha baru,” terang dia.

Restrukturisasi utang merupakan salah satu langkah untuk menyehatkan Bakrie & Brothers.

Potensi Bisnis Kendaraan Listrik

Selain restrukturisasi, perseroan akan mengembangkan usaha yang sudah ada, mengembangkan usaha baru dan mengoptimalisasi usaha yang ada untuk mengembangkan usaha yang sudah ada maupun baru.

Dalam menjalankan bisnisnya, Bakrie & Brothers memilki potensi pengembangan kendaran listrik. Perseroan akan berpartner dengan BYD Auto perusahaan pengembangan kendaraan listrik di Indonesia. BYD telah menjual lebih dari 20.000 bus listrik.

Perseroan juga dalam tahap pengembangan kawasan industri kimia seluas 500-1.000 hektare (ha). Lokasi kawasan tersebut sedang dalam kajian akhir.

Salah satu proyek yang akan kembali dikembangkan adalah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Tanjung Jati berkapasitas 2x660 megawatt (MW). Perseroan bekerjasama dengan YTL Jawa Energy BV, perusahaan asal Malaysia untuk mengerjakan proyek itu.

Project financing nantinya berasal dari Malaysia,” tuturnya.

(AM)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.314,36

Up0,41%
Up3,60%
Up0,02%
Up5,91%
Up19,01%
-

Capital Fixed Income Fund

1.764,83

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,22%
Up17,48%
Up42,87%

STAR Stable Income Fund

1.915,81

Up0,53%
Up2,89%
Up0,02%
Up6,25%
Up30,81%
Up60,29%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.757

Down- 0,19%
Up3,05%
Up0,01%
Up4,62%
Up19,15%
Up47,74%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,38

Up0,12%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,94%
Down- 1,75%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua