BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

IHSG Bepeluang Kembali Melemah, Ini Penyebabnya

25 April 2018
Tags:
IHSG Bepeluang Kembali Melemah, Ini Penyebabnya
Pekerja melintas dengan latar belakang layar monitor yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (26/1). Pergerakan IHSG pada penutupan akhir pekan terkoreksi tipis 0,16 poin di posisi 6.615,32. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Indeks Harga Saham Gabungan melemah dalam dalam tiga hari beruntun hingga kemarin

Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tergelincir untuk ketiga hari beruntun. Sentimen rupiah serta rilis kinerja keuangan beberapa emiten big caps yang mengalami penurunan laba bersih pada kuartal pertama tahun ini mambuat IHSG terlihat tak berdaya.

Pada perdagangan Selasa 24 April 2018, IHSG ditutup melemah 1,24 persen di level 6.308,15. Volume perdagangan mencapai 11,42 miliar saham dengan nilai transaksi Rp7,57 triliun.

Sebanyak 125 saham mengalami kenaikan, 254 saham mengalami penurunan, serta 108 saham tidak mengalami perubahan harga. Selain itu, investor asing tercatat melakukan net sell pada perdagangan kemarin senilai Rp659,47 miliar.

Promo Terbaru di Bareksa

Secara sektoral, hampir seluruh sektor berakhir di zona merah pada perdagangan kemarin dengan pelemahan terdalam dipimpin oleh sektor konsumer (-2,36 persen), kemudian sektor manufaktur (-1,86 persen), dan sektor keuangan (-1,79 persen).

Sementara itu hanya sektor infrastruktur dan pertanian yang berakhir di zona hijau dengan masing-masing kenaikan 1,03 persen dan 0,37 persen.

Adapun saham-saham yang membebani pergerakan IHSG pada perdagangan kemarin antara lain :

• PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) : -5,51 persen
• PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) : -4,01 persen
• PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) : -3,43 persen
• PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) : -2,51 persen
• PT Astra International Tbk (ASII) : -2 persen
• PT H.M. Sampoerna Tbk (HMSP) : -1,24 persen

Analisis Teknikal IHSG

Illustration
Sumber : Bareksa

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal pergerakan IHSG pada perdagangan kemarin membentuk bearish candle dengan body yang cukup besar menandakan adanya tekanan jual cukup tinggi pada IHSG sehingga hampir ditutup di level tertingginya.

Pergerakan IHSG secara intraday terlihat telah menunjukkan sinyal negatif di awal perdagangan dan mengalami tekanan cukup tinggi hingga jeda sesi pertama. Memasuki sesi kedua, pergerakan IHSG tak banyak berubah hingga akhirnya ditutup melemah 1,24 persen.

Volume terlihat relatif masih sama dengan hari sebelumnya menandakan aksi jual yang masih cukup tinggi. Selain itu, pergerakan IHSG terlihat menembus support 6.260 serta middle bollinger band mengindikasikan adanya potensi downtrend jangka pendek dengan support krusial berada pada level 6.085.

Dilihat dari sudut pandang teknikal, pergerakan IHSG pada hari ini masih berpotensi mengalami pelemahan, kekecewaan pelaku pasar terhadap beberapa kinerja emiten big caps di BEI serta bursa global yang belum kondisif diperkirakan menjadi tekanan pada hari ini.

Kondisi Bursa Saham Amerika Serikat (AS) pada pagi ini yang ditutup tertekan cukup tinggi dengan Dow Jones tergerus -1,74 persen, kemudian S&P500 turun-1,34 persen,dan Nasdaq yang tergelincir -1,7 persen diperkirakan dapat menjadi sentimen yang dapat menekan IHSG pada hari ini.

Selain itu, imbal hasil (yield) Treasury 10 tahun AS juga kembali naik dan sempat menembus level 3 persen atau yang pertama kalinya sejak Januari 2014.

Indikator kekhawatiran Wall Street (VIX) mengalami lonjakan 10,28 persen di level 18,03 menandakan adanya kecemasan pelaku pasar yang meningkat.

Kemudian harga komoditas minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) juga terpantau mengalami koreksi pada pagi ini sebesar -1,74 persen di level $67,72 per barel yang diperkirakan dapat menjadi sentimen negatif lain bagi pergerakan IHSG pada hari ini. (AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.312,97

Up0,14%
Up3,53%
Up0,02%
Up5,80%
Up18,28%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,1

Up0,58%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,30%
Up17,22%
Up43,04%

STAR Stable Income Fund

1.917,09

Up0,55%
Up2,93%
Up0,02%
Up6,32%
Up30,69%
Up60,37%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.752,73

Down- 0,48%
Up3,74%
Up0,01%
Up4,37%
Up18,74%
Up47,23%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.035,26

Down- 0,27%
Up1,73%
Up0,01%
Up2,63%
Down- 2,19%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua