Bareksa.com – Kolaborasi antara PT Tokopedia (Tokopedia) dengan marketplace reksadana online PT Bareksa Portal Investasi (Bareksa), semakin meningkatkan optimisme Otoritas Jasa Keuangan dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan tanah air.

Hal ini pun sudah terlihat dari pertumbuhan jumlah investor reksadana yang diperkirakan telah mencapai 700.000 pada pertengahan April tahun ini.

Direktur Pengelolaan Investasi OJK Sujanto, menuturkan pihaknya sudah memprediksi transaksi reksadana melalui perusahaan financial technology (fintech) akan terus membesar. Kerja sama antara Tokopedia dan Bareksa semakin membuka peluang untuk menumbuhkan jumlah investor.

“Misalnya tadi dibilang bisa menambah 1 juta investor. Tapi dengan melihat ada 40 juta pengunjung Tokopedia per bulan, jika mereka sudah teredukasi sedikit demi sedikit bisa saja menambah 5 juta investor,” tutur Sujanto di Jakarta, Senin, 23 April 2018.

Sujanto mengungkapkan Tokopedia menjadi gerai penjual reksadana ke-18 yang tercatat di OJK. Sementara itu, setidaknya ada lebih dari 1.800 produk reksadana dengan jumlah manajer investasi sebanyak 90 dan 53 agen penjual reksadana (Aperd).

Sujanto melihat, tren transaksi reksadana sudah banyak melalui platform digital ketimbang konvensional. “Karena kami (OJK) juga telah memberikan dukungan melalui regulasi yang ada,” tambah Sujanto.

Co-founder/CEO Tokopedia William Tanuwijaya punya harapan sederhana dalam menggandeng Bareksa untuk menjual reksadana. William bilang, reksadana bisa jadi jalur untuk peningkatan inklusi dan literasi keuangan.

“Masyarakat bisa dengan mudah jadi investor. Ini merupakan dukungan kami dalam pemerataan ekonomi. Semoga bisa menambah jutaan investor,” ucap William.

Presiden Direktur Bareksa Portal Investasi Ady F Pangerang menambahkan, keberadaan reksadana di Tokopedia yang punya pengunjung 40 juta per bulan diharapkan bisa mengakselerasi pertumbuhan reksadana di Indonesia. “Karena reksadana dibuat lebih terjangkau,” imbuhnya.

Perlindungan Investor

Dengan transaksi yang semakin mudah, OJK tidak tinggal diam dalam melindungi dana investor. Sujanto menjelaskan, OJK rutin melakukan pengawasan baik secara offsite maupun onsite.

Hal itu, lanjut Sujanto, tentu saja dilakukan agar tetap menegaskan bahwa masyarakat berinvestasi di jalur yang tepat. Terlebih lagi, kata dia, transaksi reksadana secara online tumbuh begitu cepat sehingga perlu adanya pengaturan, pengawasan dan perlindungan.

Sujanto pun menegaskan, jika masyarakat merasa dirugikan pihak tertentu, bisa melapor langsung ke 35 kantor operasional dan regional OJK.

“Dan untuk lebih memudahkan, langsung saja hubungi call center OJK. Intinya, jika ragu atas tawaran investasi, langsung saja hubungi OJK,” tambah Sujanto. (AM)