BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Fundamental dan Teknikal Saham SMGR : Sinyal Kenaikan Cukup Kuat

04 April 2018
Tags:
Fundamental dan Teknikal Saham SMGR : Sinyal Kenaikan Cukup Kuat
Pekerja memuat sak semen dari truk ke dalam kapal di Pelabuhan Rakyat Kalimas, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (21/2). PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) mencatat, volume penjualan semen sebesar 28,96 juta ton sepanjang tahun 2017, meningkat 10,2 persen year on year (yoy) dari sebelumnya penjualannya sebanyak 26,28 juta ton pada 2016. (ANTARA FOTO/Didik S)

Pada perdagangan Rabu, 4 April 2018, pukul 11.01 WIB, SMGR menguat 100 poin atau 0,9 persen di level Rp11.000

Bareksa.com - Harga saham PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) pada perdagangan Rabu pagi ini, 4 April 2018, pukul 11.01 WIB menguat 100 poin atau 0,9 persen di level Rp11.000 per saham dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.

Pada Selasa, 3 April 2018, harga saham SMGR ditutup naik 2,58 persen dengan berakhir di level Rp10.900 per saham. Saham SMGR ditransaksikan sebanyak 2.762 kali dengan nilai transaksi mencapai Rp40,56 miliar.

Berdasarkan aktivitas broker summary, tiga anggota bursa yang menempati jajaran top buyer atau sebagai pembeli terbanyak saham SMGR yaitu Maybank Kim Eng Sekuritas (ZP) dengan nilai pembelian Rp13,43 miliar, kemudian UBS Sekuritas (AK) Rp10,29 miliar, dan Bahana Sekuritas (DX) Rp5,43 miliar.

Promo Terbaru di Bareksa

Ketiganya masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi keseluruhan 33,11 persen, 25,37 persen, dan 13,39 persen.

Fundamental SMGR

Secara fundamental, industri semen yang kurang bersahabat sepanjang tahun 2017 akibat kenaikan harga batu bara dan kondisi oversupply semen dalam negeri membuat emiten semen pelat merah ini mengalami kinerja kurang memuaskan pada tahun lalu.

Tahun lalu, pendapatan SMGR tercatat naik 6,4 persen menjadi Rp27,81 triliun. Namun, laba bersih perusahaan merosot hingga 55,5 persen dari Rp4,52 triliun pada 2016 menjadi Rp2,01 triliun pada 2017.

Penurunan laba bersih SMGR terjadi seiring meningkatnya beban pokok pendapatan perusahaan sebesar 22 persen dari Rp16,28 triliun menjadi Rp19,85 triliun. Kenaikan beban pokok pendapatan disebabkan biaya bahan baku dan pabrikasi yang kian menanjak.

Kondisi industri semen dalam negeri sepanjang tahun lalu memang belum mendukung. Tingginya tingkat persaingan harga menyebabkan SMGR harus terus memangkas average selling price (ASP) hingga 3,7 persen.

Lesunya sektor properti pada 2017 juga kian menekan penjualan SMGR, terutama produk semen kantongan. Penjualan semen kantong sepanjang 2017 melorot 30,4 persen year on year (yoy).

Tahun lalu, perusahaan hanya memperoleh pendapatan dari bisnis penjualan kantong semen sebesar Rp63,03 miliar. Padahal, di tahun sebelumnya perusahaan menerima Rp90,53 miliar dari bisnis ini.

Pertumbuhan penjualan justru terlihat pada produk semen curah atawa clinker sebesar 39,4 persen. Kontribusi pendapatan dari produk ini mencapai Rp590,62 miliar dari sebelumnya Rp423,69 miliar.

Semen curah banyak digunakan pada proyek-proyek infrastruktur. Penjualan produk ini tumbuh seiring maraknya pembangunan infrastruktur tahun lalu.

Untungnya, volume penjualan SMGR masih naik 10 persen yoy menjadi 28,91 juta ton. Penjualan domestik tumbuh 5,29 persen menjadi 27,04 juta ton. Sementara, penjualan ekspor meroket 212,1 persen yoy menjadi 1,87 juta ton.

Adapun SMGR gencar melakukan ekspor sepanjang tahun lalu untuk menggenjot volume penjualannya di tengah penurunan permintaan domestik. Namun, sejatinya margin ekspor masih lebih kecil ketimbang penjualan di dalam negeri.

Analisis Teknikal SMGR

Illustration
Sumber : Bareksa

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal, candle saham SMGR pada perdagangan kemarin membentuk bullish candle dengan short lower shadow yang menggambarkan adanya pergerakan positif dengan sebelumnya sempat bergerak di bawah level pembukaan.

Selain itu, saham SMGR terlihat membentuk pola three white soldiers yang mengindikasikan adanya kenaikan cukup kuat dalam tiga hari berturut-turut.

Volume mulai mengalami peningkatan dengan disertai inflow asing yang cukup besar senilai Rp31,51 miliar menandakan adanya sinyal akumulasi.

Garis MA 5 terlihat akan terjadi golden cross dengan MA 20 serta didukung indikator relative strength index (RSI) yang menunjukkan pergerakan yang masih positif, mengindikasikan sinyal kenaikan yang cukup kuat. (AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.313,18

Up0,15%
Up3,81%
Up0,02%
Up5,82%
Up18,30%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,42

Up0,60%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,32%
Up17,24%
Up43,22%

STAR Stable Income Fund

1.917,41

Up0,56%
Up2,94%
Up0,02%
Up6,33%
Up30,71%
Up60,33%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.753

Down- 0,46%
Up3,74%
Up0,01%
Up4,38%
Up18,76%
Up47,23%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.035,73

Down- 0,22%
Up1,77%
Up0,01%
Up2,68%
Down- 2,15%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua