BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Berita Hari Ini : Dividen BMRI Rp9,28 Triliun, BRPT Roadshow Cari Investor

22 Maret 2018
Tags:
Berita Hari Ini : Dividen BMRI Rp9,28 Triliun, BRPT Roadshow Cari Investor
Konferensi Pers hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk di Jakarta, Rabu (21/3)

WSKT alihkan saham JTT ke JSMR, kebutuhan batu bara PLTU capai 92 juta ton, TBIG rilis surat utang US$850 juta

Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Kamis, 22 Maret 2018 :

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) baru saja menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang menghasilkan keputusan persetujuan pembayaran dividen 30 persen dari laba bersih 2017, serta pemberian dividen tambahan 15 persen.

Promo Terbaru di Bareksa

Sehingga seluruh dividen yang diterima pemegang saham sebesar 45 persen dari laba bersih 2017 atau Rp9,288 triliun (Rp199,03 per saham). Sedangkan sisa 55 persen dari laba bersih 2017 disetujui sebagai laba ditahan.

Penetapan besaran dividen tersebut telah memperhatikan kebutuhan likuiditas perseroan dalam mengembangkan bisnis ke depan, serta sebagai bentuk apresiasi perseroan kepada pemegang saham atas kepercayaan dan dukungannya.

Pada 2017, laba bersih Bank Mandiri tercatat Rp20,6 triliun atau melonjak 49,5 persen secara year on year (yoy) menyusul konsistensi perseroan dalam memperbaiki kualitas aset produktif dan meningkatkan fungsi intermediasi.

PT Barito Pacific Tbk (BRPT)

Emiten dengan kode saham BRPT bersiap menggelar roadshow ke beberapa negara. Perseroan ingin mencari investor strategis untuk mendukung akuisisi Star Energy. Tenggat waktu bagi Barito Pacific untuk menuntaskan akuisisi Star Energy semakin dekat. Saat ini menjadi momentum pas untuk menjaring dana.

Manajemen BRPT tengah menyeleksi negara mana yang menjadi tujuan roadshow. Saat ini, kondisi global dinilai mendukung. Banyak investor strategis global yang tengah memegang uang cash.

Investor tersebut dinilai masih wait and see untuk menginvestasikan dananya. Manajemen sepakat hal ini menjadi peluang bagi BRPT untuk bisa menjaring investor strategis.

PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT)

Perseroan akan mengalihkan kepemilikan saham di PT Jasamarga Transjawa Tol sebanyak 35 persen saham kepada PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR). Jasamarga Transjawa Tol (JTT) merupakan patungan antara perseroan dengan Jasa Marga. Pembentukan JTT dilakukan dengan tujuan melakukan aktivitas pembangunan, pengoperasian, dan pemeliharaan jalan tol.

Rencana awal yakni dengan melakukan inbreng kepemilikan ruas tol Trans Jawa milik Waskita Karya dan Jasa Marga. Namun, skema tersebut batal direalisasikan.

Karena itu, PT Waskita Toll Road selalu anak usaha Waskita Karya mengalihkan kepemilikan saham 35 persen di JTT kepada Jasa Marga senilai Rp437,5 juta.

Batu Bara PLN

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menyatakan kebutuhan batu bara dalam negeri atau domestic market obligation (DMO) untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) mencapai 92 juta ton tahun ini. Kebutuhan akan membesar jika proyek 35.000 Megawatt (MW) sudah selesai semua antara kurun waktu 2022-2026.

Jika target 35.000 MW tercapai, PLN menghitung kebutuhan batu bara pembangkit akan mencapai 140 juta ton. Dari rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) 2018 – 2027, penggunaan batu bara untuk PLTU mencapai 92 juta ton untuk di 2018.

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG)

Emiten dengan kode saham TBIG bersiap menggalang dana. Perusahaan berencana menerbitkan surat utang atau notes dengan target perolehan dana maksimal US$850 juta. TBIG mematok bunga maksimal 8 persen per tahun dengan tenor 10 tahun untuk surat utang itu.

Dari aksi ini, Tower Bersama akan menggunakan perolehan dana penerbitan notes untuk refinancing atau melunasi utang jatuh tempo. Perusahaan juga memiliki opsi menggunakan dana tersebut untuk mendanai rencana ekspansi, baik secara organik maupun anorganik.

PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI)

Tahun lalu, pelaku industri properti menjadi salah satu yang santer meneriakkan terjadinya kelesuan pasar. Namun fakta berkata lain. Salah satu pengembang yakni Alam Sutera justru menorehkan pertumbuhan dobel untuk top line maupun bottom line tahun 2017.

Pendapatan emiten dengan kode saham ASRI sepanjang tahun lalu tercatat menggemuk Rp1,2 triliun menjadi Rp3,92 triliun. Bandingkan dengan pendapatan 2016 sebesar Rp2,72 triliun.

Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih, naik hampir tiga kali lipat. Laba bersih tahun 2016 senilai Rp508,78 miliar sedangkan di 2017 sebesar Rp1,38 triliun. (AM)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,79

Up0,68%
Up3,10%
Up0,02%
Up6,29%
Up20,00%
-

Capital Fixed Income Fund

1.757,84

Up0,53%
Up3,44%
Up0,02%
Up7,40%
Up18,25%
Up43,13%

STAR Stable Income Fund

1.908,88

Up0,50%
Up2,87%
Up0,01%
Up6,27%
Up31,65%
Up59,98%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.762,89

Up0,50%
Up2,81%
Up0,01%
Up5,44%
Up20,06%
Up48,78%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,34

Up0,52%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,02%
Down- 2,73%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua