BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Analisa Fundamental dan Teknikal TLKM : Laba Meroket, Namun Asing Lepas Rp2,49 T

15 Maret 2018
Tags:
Analisa Fundamental dan Teknikal TLKM : Laba Meroket, Namun Asing Lepas Rp2,49 T
An employee of PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) works at the service outlet of the Telkom headquarters in Jakarta in this June 11, 2010 file photo. REUTERS/Supri

Telkom mengantongi laba bersih Rp32,7 triliun pada 2017, atau melonjak 12,1 persen dari 2016

Bareksa - Saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) atau Telkom menjadi salah satu saham yang paling banyak dijual oleh investor asing sepanjang tahun ini. Padahal, emiten telekomunikasi milik negara ini masih mencatatkan kinerja bagus sepanjang 2017 lalu.

Sepanjang tahun lalu, Telkom berhasil mengantongi laba bersih Rp32,7 triliun, meningkat 12,1 persen dari capaian tahun 2016 yang sebesar Rp29,17 triliun.

Kenaikan laba bersih tersebut disokong oleh pendapatan yang mengalami kenaikan 10,25 persen, dari sebelumnya Rp 116,33 triliun pada tahun 2016, menjadi Rp 128,26 triliun pada tahun 2017.

Promo Terbaru di Bareksa

Adapun kontribusi pendapatan Telkom pada 2017 secara keseluruhan mayoritas masih disumbangkan oleh bisnis mobile sekitar 56,82 persen, kemudian disusul enterprise 21,92 persen, WIB 13,87 persen, consumer 6,95 persen, dan lain-lain 0,44 persen.

Kontribusi Pendapatan Telkom per Segmen Operasi Tahun 2017

Illustration
Sumber: Laporan keuangan perusahaan

Di sisi lain, perusahaan berhasil melakukan efisiensi cukup baik yang tercermin dari persentase kenaikan laba usaha yang lebih tinggi dibandingkan persentase kenaikan pendapatan. Laba usaha perusahaan tercatat Rp 49,33 triliun pada tahun 2017, naik 12,09 persen dari sebelumnya Rp 39,20 triliun pada tahun 2016.

Alhasil, marjin laba usaha pun tercatat naik menjadi 34,25 persen pada tahun 2017, dibandingkan 33,7 persen pada tahun 2016. Hal tersebut menggambarkan tingkat profitabilitas atau kemampuan menghasilkan laba yang semakin baik dimiliki oleh Telkom.

Kinerja Keuangan Telkom (Rp miliar)

Illustration
Sumber : Laporan Keuangan perusahaan

Namun secara likuiditas, Telkom terlihat mengalami penurunan di mana posisi kasnya mengalami penurunan 15,53 persen dari sebelumnya 29,77 triliun pada tahun 2016, menjadi Rp 25,15 triliun pada tahun 2017. Alhasil cash ratio yang merupakan perbandingan antara jumlah kas dengan jumlah utang lancar perusahaan mengalami penurunan dari 0,75 pada tahun 2016 menjadi 0,55 pada tahun 2017. Hal tersebut menggambarkan kemampuan perusahaan berkurang dalam hal melunasi utang lancarnya dengan kas yang dimilikinya.

Kemudian secara solvabilitas, Telkom juga mengalami peningkatan risiko akibat adanya kenaikan debt to asset ratio dari sebelumnya 41,24 persen pada tahun 2016 menjadi 43,51 persen pada tahun 2017. Hal tersebut menggambarkan adanya kenaikan porsi utang perusahaan terhadap total asetnya secara keseluruhan, yang artinya porsi ekuitas atau modal sendiri perusahaan terhadap asetnya berkurang.

Analisis Teknikal TLKM

Illustration

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal, pergerakan saham TLKM hingga penutupan perdagangan kemarin terlihat masih cenderung tertekan dan masih bergerak di sekitar wilayah bottom-nya.

Adapun kinerja saham TLKM sejak awal tahun hingga penutupan Rabu, 14 Maret 2018, telah tergerus 8,56 persen. Indikator relative strength index (RSI) terlihat masih bergerak negatif dengan target penurunan di support kuat yang berada di level Rp3.920 per saham.

Selain itu, saham TLKM sepertinya masih kurang menarik di mata investor asing yang tercermin dari cukup masifnya investor asing melepas saham ini.

Sejak awal tahun hingga penutupan kemarin net sell investor asing telah mencapai Rp2,49 triliun atau setara dengan 15,93 persen dari nilai keseluruhan aksi jual investor asing di pasar saham Indonesia.

Hingga jeda siang ini Kamis, 15 Maret 2018 saham TLKM ditutup melemah 1,97 persen di level Rp 3.980 per saham.

Adapun broker yang banyak melepas saham TLKM antara lain Mandiri Sekuritas (CC) dengan nilai penjualan Rp62,45 miliar, kemudian Bahana Sekuritas (DX) Rp42,94, dan UBS Sekuritas (AK) Rp33,15 miliar. (hm)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,79

Up0,68%
Up3,10%
Up0,02%
Up6,29%
Up20,00%
-

Capital Fixed Income Fund

1.757,84

Up0,53%
Up3,44%
Up0,02%
Up7,40%
Up18,25%
Up43,13%

STAR Stable Income Fund

1.908,88

Up0,50%
Up2,87%
Up0,01%
Up6,27%
Up31,65%
Up59,98%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.762,89

Up0,50%
Up2,81%
Up0,01%
Up5,44%
Up20,06%
Up48,78%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,34

Up0,52%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,02%
Down- 2,73%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua