BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Berita Hari Ini : Freeport Raih Izin Ekspor, BBRI Catat Obligasi Rp2,44 Triliun

22 Februari 2018
Tags:
Berita Hari Ini : Freeport Raih Izin Ekspor, BBRI Catat Obligasi Rp2,44 Triliun
Sejumlah Haul Truck dioperasikan di area tambang terbuka PT Freeport Indonesia di Timika, Papua, Sabtu (19/9). PT Freeport Indonesia kini mendapat izin ekspor untuk Juli 2015 - Januari 2016 dengan kuota ekspor mencapai 775.000 ton konsentrat tembaga. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

MLPL rugi Rp963,47 miliar, BNBR restrukturisasi utang Rp9 triliun, TOWR akan bagi dividen Rp1,5 triliun

Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di ekonomi, pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari berbagai media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Kamis 22 Februari, 2018 :

PT Freeport Indonesia

PT Freeport Indonesia akhirnya memperoleh izin ekspor konsentrat tembaga dengan volume yang lebih besar dari kuota tahun lalu. Hal itu diketahui dari penerbitan Surat Persetujuan Ekspor (SPE) konsentrat tembaga Freeport oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag).

Promo Terbaru di Bareksa

Surat tersebut diterbitkan menyusul Surat Rekomendasi Ekspor yang diterbitkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 15 Februari 2018. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Oke Nurwan mengatakan sesuai SPE, persetujuan ekspor diberikan untuk 1.247.866 wet metric ton (WMT) konsentrat tembaga atau lebih besar dari kuota tahun lalu yang sebesar 1.113.105 WMT, maupun realisasi ekspor tahun lalu 921 ribu WMT.

SPE tersebut berlaku hingga 15 Februari 2019. Sementara, SPE konsentrat tembaga PT Amman Mineral Nusa Tenggara belum diterbitkan meskipun perusahaan telah memperoleh surat rekomendasi ekspor untuk 450.826 WMT konsentrat tembaga.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)

BBRI memperoleh persetujuan dari Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mencatatkan obligasi. Obligasi tersebut mengantongi peringkat AAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).

"Obligasi berkelanjutan II BRI Tahap IV Tahun 2018 sebesar Rp2,44 triliun akan dijamin dengan kesanggupan penuh," kata I Gede Nyoman Yetna, Kepala Divisi Penilaian Perusahaan I BEI.

Pencatatan obligasi yang terdiri dari dua seri itu akan dilakukan pada hari ini, Kamis, 22 Februari 2018.

PT Multipolar Technology Tbk (MLPL)

Emiten jasa telekomunikasi dan perdagangan, PT Multipolar Technology Tbk (MLPL) membukukan kerugian yang semakin bengkak jadi Rp963,47 milar per September 2017. Sepanjang sembilan bulan di 2017, laba Multipolar turun hingga Rp1,86 triliun, mencapai 206,6 persen dibandingkan periode September 2016 yang sebesar Rp903,53 miliar.

Kerugian yang dicetak oleh Multipolar disebabkan tergerusnya penjualan perseroan. Hingga September 2017, penjualan Multipolar Rp12,8 triliun, turun 0,7 persen dari posisi Rp12,89 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.

Penurunan tersebut disebabkan adanya penurunan penjualan di segmen ritel dan distribusi. Sementara, beban pokok penjualan barang dan jasa hingga September 2017 mencapai Rp10,64 triliun, naik 0,7 persen dibandingkan September 2016 yang sebesar Rp10,56 triliun.

PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR)

Program bersih-bersih utang PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) terus berlanjut. Ada sejumlah utang perusahaan lagi yang akan direstrukturisasi pada tahun ini. Direktur Keuangan BNBR, Amri Aswono Putro, mengatakan BNBR bercita-cita merestrukturisasi utang hingga Rp9 triliun sampai akhir 2018.

Namun untuk saat ini, baru sebesar Rp2,5 triliun yang telah memperoleh persetujuan kreditur untuk dikonversi.

PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR)

Emiten menara telekomunikasi, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) mengumumkan akan melaksanakan pembagian dividen untuk tahun 2017 sebesar Rp1 - 1,5 triliun, selambat-lambatnya pada Mei 2018.

Direktur Utama Sarana Menara, Aming Santoso mengatakan, berdasarkan net free cash flow perseroan selama 2017, manajemen Sarana Menara Nusantara dan anak usahanya, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) akan mengusulkan kenaikan substansial jumlah dividen.

“Jumlah keseluruhan dividen yang kami usulkan berkisar Rp1 - 1,5 triliun. Nilai tersebut mempertimbangkan peningkatan permintaan tenancy lease selama 2017 serta dalam rangka mempertahankan kapasitas pertumbuhan organik dan anorganik perusahaan di masa depan,” ungkap Aming . (AM)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.314,83

Up0,43%
Up3,55%
Up0,02%
Up5,95%
Up19,11%
-

Capital Fixed Income Fund

1.764,51

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,20%
Up17,66%
Up42,85%

STAR Stable Income Fund

1.915,47

Up0,53%
Up2,89%
Up0,02%
Up6,23%
Up30,99%
Up60,26%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.758,34

Down- 0,10%
Up3,14%
Up0,01%
Up4,70%
Up19,30%
Up47,85%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,12

Up0,08%
Up2,01%
Up0,02%
Up2,91%
Down- 1,48%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua