BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Berita Hari Ini : MPPA Rugi Rp403 Miliar, Proyek Konstruksi Layang Disetop

21 Februari 2018
Tags:
Berita Hari Ini : MPPA Rugi Rp403 Miliar, Proyek Konstruksi Layang Disetop
Salah satu gerai Hypermart milik PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) di Depok - (Company)

Nilai proyek kereta cepat Jakarta-Bandung kembali membengkak, INCO produksi nikel matte mencapai 76.807 ton pada 2017

Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di ekonomi, pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari berbagai media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Rabu 21 Februari, 2018 :

PT Matahari Putra Prima (MPPA)

Emiten peritel, PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) mencatatkan rugi yang diatribusikan kepada entitas induk Rp402,98 miliar per September 2017.

Promo Terbaru di Bareksa

Bila dibandingkan dengan September 2016, peritel yang dikenal dengan brand Hypermart ini masih mencatatkan laba Rp32,56 miliar. Kerugian Hypermart selama sembilan bulan di 2017, disebabkan oleh penurunan penjualan dan pendapatan usaha.

Hingga September 2017, nilai penjualan dan pendapatan usaha MPPA sebesar Rp9,61 triliun atau terkontraksi 6,6 persen dari posisi Rp10,29 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara, beban penjualan MPPA malah meningkat cukup signifikan. Per September 2017, beban penjualan MPPA sebesar Rp227,35 miliar, naik 6 kali lipat dari posisi Rp35,53 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Proyek Konstruksi Layang (Elevated)

Pemerintah menghentikan sementara semua proyek konstruksi layang (elevated). Langkah ini dipicu beberapa kecelakaan konstruksi yang terjadi belakangan ini. Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Panjaitan, mengatakan penghentian sementara itu dalam rangka evaluasi proyek agar tak terjadi lagi kecelakaan kerja.

Luhut menegaskan penghentian sementara ini sudah dipertimbangkan matang oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono. Menurutnya, langkah ini tak akan mengganggu pelaksanaan Asian Games yang sebentar lagi digelar.

Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Nilai proyek kereta cepat Jakarta-Bandung kembali membengkak. Nilai proyek membengkak dari sebelumnya US$5,988 miliar menjadi US$6,071 miliar atau sekitar Rp81,96 triliun (kurs US$1 = Rp13.500).

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan proyek ini merupakan langkah investasi jangka panjang, sehingga memang diperlukan adanya asuransi proyek dan komponen debt service reserve account (DSRA).

Luhut menambahkan dengan adanya tambahan investasi tersebut diharapkan proyek ini bisa berjalan lancar, terlebih proyek ini juga bisa dikembangkan dan didorong tak hanya sampai ke Bandung, namun bisa ke Surabaya.

PT Vale Indonesia Tbk (INCO)

Emiten tambang logam ini melaporkan produksi nikel matte mencapai 76.807 ton pada 2017. CEO dan Presiden Direktur INCO, Nico Kanter, mengatakan pada kuartal IV 2017 perseroan memproduksi nikel matte sejumlah 19.313 ton. Volume tersebut lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 20.163 ton.

"Produksi kuartal IV lebih rendah 4 persen dibandingkan triwulan sebelumnya karena adanya aktivitas pemeliharaan sesuai yang direncanakan perusahaan," uangkapnya.

PT Sky Energy Indonesia Tbk

PT Sky Energy Indonesia Tbk melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO). Adapun jika sesuai jadwal, Sky Energy akan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 28 Maret 2018 mendatang.

Perseroan berencana membangun pabrik untuk meningkatkan kapasitas produksi panel surya (solar panel) dan sel surya (solar cell).

General Manager Finance and Accounting Sky Energy, Christoper Liawan mengatakan pabrik ini akan mulai dibangun pada pertengahan tahun, yakni kisaran bulan Mei-Juni 2018.

Pabrik tersebut akan dibangun di atas kurang lebih 5 hektare lahan di Sentul, Jawa Barat. Christoper menambahkan, pabrik baru ini nantinya berkapasitas 100 megawatt panel surya per tahun dan 100 megawatt sel surya per tahun. (AM)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,31

Down- 0,02%
Up3,54%
Up0,02%
Up5,67%
Up18,13%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,74

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,34%
Up17,26%
Up43,41%

STAR Stable Income Fund

1.917,73

Up0,52%
Up2,95%
Up0,02%
Up6,35%
Up30,73%
Up60,39%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.750,18

Down- 0,68%
Up3,54%
Up0,01%
Up4,21%
Up18,57%
Up46,98%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.034,18

Down- 0,40%
Up1,62%
Up0,01%
Up2,52%
Down- 2,29%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua