BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Berita Hari Ini : BMRI Utangi Pertamina US$100 juta, Harga Minyak Mentah Anjlok

09 Februari 2018
Tags:
Berita Hari Ini : BMRI Utangi Pertamina US$100 juta, Harga Minyak Mentah Anjlok
Pekerja menyusun uang rupiah di cash center Bank Mandiri, Jakarta. ANTARA FOTO/Rosa Panggabean

AISA batalkan penerbitan MTN, ANTM targetkan produksi feronikel naik 50 persen, SILO incar pasar peserta BPJS Kesehatan

Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Jumat, 9 Februari 2018 :

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menyalurkan pinjaman senilai US$100 juta kepada PT Pertamina. Pemberian pinjaman ini wujud sinergi BUMN untuk mendukung program pemerintah dalam mengembangkan sektor minyak dan gas.

Promo Terbaru di Bareksa

Kredit tersebut merupakan bagian dari sindikasi bersama delapan bank asing, di mana Bank Mandiri satu-satunya bank nasional yang menjadi mandated lead arranger.

Dari total fasilitas sindikasi senilai US$600 juta yang diberikan kepada Pertamina, Bank Mandiri menduduki peringkat kedua terbesar dari sisi nominal kredit yang dikucurkan.

Harga Minyak Dunia

Harga minyak mentah merosot ke level terendah dalam lima pekan terakhir pada perdagangan Kamis, 8 Februari 2018 seiring melonjaknya pasokan minyak mentah AS ditambah dengan indikator teknis yang menandakan potensi penurunan harga lebih lanjut.

Minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret di tutup melemah 2,22 persen atau 1,37 poin ke level US$60,42 per barel di New York Mercantile Exchange, Total volume yang diperdagangkan sekitar 52 persen di atas rata-rata 100 hari.

Tidak berbeda, minyak Brent untuk pengiriman April ditutup melemah 1,28 poin atau 1,95 persen ke level US$64,23 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London, atau merupakan level terendah sejak Desember.

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA)

Emiten barang-barang konsumsi, PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) membatalkan rencana penerbitan medium term notes (MTN) untuk melunasi utang-utang yang dimiliki oleh perseroan.

Sjambiri Lioe, Direktur Keuangan Tiga Pilar Sejahtera Food, menuturkan akan lebih memilih untuk melepaskan aset seperti pabrik-pabrik beras yang dimiliki oleh perseroan. Dia menuturkan, telah ada investor lokal yang bersedia untuk membeli aset-aset perseroan.

Analis PT Pemeringkat Efek Indonesia, Martin Pandiangan, mengatakan AISA telah meminta perpanjangan waktu dalam pelunasan obligasi. Dia mengungkapkan, pelunasan utang-utang akan dilakukan melalui penjualan aset-aset di divisi beras dan bukan penerbitan MTN.

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)

Emiten penambang logam PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menargetkan produksi feronikel di pabrik Halmahera Timur (Haltim) meningkat 50 persen menjadi 40.500 ton nikel (TNi) per tahun pada 2019

Direktur Utama Aneka Tambang, Arie Prabowo Ariotedjo, menyampaikan, pada 2017 konstruksi pabrik feronikel Haltim Line 1 mencapai target fisik 37,92 persen. Diharapkan konstruksi pabrik berkapasitas 13.500 ton nikel (TNi) ini rampung pada akhir 2018.

“Selesainya pembangunan pabrik Haltim Line 1 meningkat kan kapasitas terpasang produksi feronikel sebesar 50 persen menjadi 40.500 per tahun dari saat ini sebesar 27.000 TNi,” ujarnya dalam keterbukaan informasi.

PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO)

PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) rupanya masih tetap mengincar pasar peserta BPJS Kesehatan. Meski ada satu rumah sakit kelolaan yang berhenti melayani pasien BPJS Kesehatan, yakni RS Siloam TB Simatupang awal bulan ini.

Menurut Caroline Riady, Chief Executive Officer, Siloam International pihaknya memang terus mengincar pasar BPJS Kesehatan karena jumlah peserta jaminan kesehatan tersebut selama dua tahun terakhir tumbuh 50 persen.

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengumumkan salah satu direkturnya yakni Lisnawati Suwono telah menjual kepemilikan sahamnya di BBCA.

Lisnawati menyatakan jumlah saham BBCA miliknya yang dijual ke pasar sebanyak 21.500 saham. "Per sahamnya Rp22.500," kata Liana dalam keterbukaan ke BEI,

Dengan jumlah saham dan harga per saham ini, dana yang diperoleh Liana dalam transaksi ini Rp483,7 juta. Sebelum transaksi ini dilakukan jumlah saham Liana di BCA sebanyak 110.000 saham.

Setelah transaksi jumlah sahamnya sebesar 88.500 saham. Liana melakukan transaksi penjualan ini pada 4 Januari 2018 lalu. Status kepemilikan saham Liana di BCA adalah secara langsung. (AM)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.312,97

Up0,14%
Up3,53%
Up0,02%
Up5,80%
Up18,28%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,1

Up0,58%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,30%
Up17,22%
Up43,04%

STAR Stable Income Fund

1.917,09

Up0,55%
Up2,93%
Up0,02%
Up6,32%
Up30,69%
Up60,37%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.752,73

Down- 0,48%
Up3,74%
Up0,01%
Up4,37%
Up18,74%
Up47,23%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.035,26

Down- 0,27%
Up1,73%
Up0,01%
Up2,63%
Down- 2,19%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua