BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Berita Hari Ini : EXCL Garap SKKL US$170 Juta, Bhineka.com Kaji IPO di 2018

12 Desember 2017
Tags:
Berita Hari Ini : EXCL Garap SKKL US$170 Juta, Bhineka.com Kaji IPO di 2018
Senior Advisor Postpaid & XL Center XL Axiata, Rashad Javier Sanchez (kiri) berbincang bersama dengan VP XL Axiata Region Jabodetabek, Bambang Parikesit (kanan) dan Brand Ambassador XL Prioritas, Dian Sastrowardoyo (tengah) saat peluncuran Paket Prio XL di Jakarta, Rabu (26/7). (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

AGII siapkan belanja modal Rp250 miliar, BBCA layani cash management AirAsia, PTPP optimistis arus kas positif

Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Selasa, 12 Desember 2017;

PT XL Axiata Tbk (EXCL)

XL Axiata bekerja sama dengan Vocus Group Ltd. menggarap proyek pembangunan serat optik Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Australia-Indonesia-Singapura senilai US$170 juta. Alasan pembangunan infrastruktur kabel bawah laut guna meningkatkan kapasitas dan efisiensi layanan data XL.

Promo Terbaru di Bareksa

Selama ini layanan data XL bergantung kepada jaringan Internet melalui Singapura. Saat ini, sebanyak 90 persen trafik data internasional XL adalah trafik data melalui Singapura dan Australia yang berujung ke Amerika Serikat.

SKKL Australia-Indonesia-Singapura memberikan jalur Internet langsung dari Indonesia ke Australia. Setelah infrastruktur tersebut beroperasi, XL bisa membagi beban trafik internasional secara merata antara Australia dan Singapura.

Bhineka.com

Keberhasilan Kioson dan M-Cash membuat Bhineka.com mempercepat rencana penawaran saham ke publik ke tahun depan. Bhinneka.com sudah memenuhi syarat secara finansial dan legal untuk melantai di bursa. Namun, keputusan untuk menawarkan saham ke publik adalah wewenang dewan komisaris.

Pemegang saham Bhinneka, baru akan mengambil keputusan pada Januari tahun depan. Sebelumnya, perusahaan merencanakan masuk bursa pada 2020. Namun, repons positif pasar terhadap dua perusahaan rintisan yang telah masuk bursa yaitu Kioson dan M-Cash menjadi pertimbangan Bhinneka untuk mempercepat rencana penawaran saham perdana.

PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII)

Perseroan menyiapkan belanja modal Rp200-250 miliar pada tahun depan yang ditujukan untuk menambah terminal pengisian di sejumlah lokasi. Perseroan akan menaikkan utilitas produksi dari posisi saat ini sekitar 62 persen. Perseroan bakal menambah terminal pengisian (filling station) pada tahun depan.

Pada tahun depan perseroan bisa menambah 10 hingga 12 unit filling station yang lokasinya tersebar di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Saat ini, perseroan sudah memiliki 91 unit filling station. Sementara itu, emiten berkode saham AGII ini memiliki 44 unit pabrik. Perseroan Grup Samator ini tidak berencana untuk meambah pabrik baru lantaran tingkat utilitas yang masih rendah.

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)

Bank milik Grup Djarum ini menjalin kerja sama dengan maskapai AirAsia dengan memberikan pelayanan penerimaan pembayaran isi ulang atau top up dana deposit bagi mitra agen perjalanan AirAsia secara daring melalui KlikBCA Bisnis. Kemitraan tersebut terkait dengan layanan cash management.

Kerja sama dengan AirAsia ini lebih kepada layanan transactional banking yang pada akhirnya diharapkan dapat memacu pertumbuhan penghimpunan dana murah sejalan dengan semakin banyaknya pembayaran oleh agen perjalanan menggunakan layanan dari BCA.

Kunci sukses menghadapi tren layanan perbankan ke arah digital adalah melakukan adaptasi secara tepat sesuai dengan perubahan yang terjadi. Kemitraan dengan AirAsia diklaim sebagai salah satu upaya adaptasi BCA.

PT PP (Persero) Tbk (PTPP)

Badan usaha milik negara sektor konstruksi ini memperkirakan arus kas operasi positif pada akhir 2017 sejalan dengan siklus bisnis Industri kontruksi di Indonesia. Dalam periode 9 bulan di 2017 (Januari - September 2017), perseroan mencatatkan arus kas operasi negatif Rp1,5 triliun, atau menyusut dibandingkan periode 6 bulan di 2017 (Januari - Juni 2017) negatif Rp2,1 triliun.

Hal ini menunjukkan PTPP sebenarnya telah mampu mencetak arus kas operasi yang positif dalam periode Juli - September 2017. Arus kas operasi yang negatif di semester I (triwulan I dan triwulan II) merupakan siklus bisnis industri konstruksi yang normal dan akan membaik di semester II (triwulan III dan IV) seiring dengan meningkatnya penyerapan anggaran pemerintah maupun pengeluaran belanja modal BUMN.

Perseroan menargetkan arus kas operasi positif Rp1,7 triliun per 31 Desember 2017 dibandingkan dengan Rp986 Miliar per 31 Desember 2016. (AM)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.314,36

Up0,41%
Up3,60%
Up0,02%
Up5,91%
Up19,01%
-

Capital Fixed Income Fund

1.764,83

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,22%
Up17,48%
Up42,87%

STAR Stable Income Fund

1.915,81

Up0,53%
Up2,89%
Up0,02%
Up6,25%
Up30,81%
Up60,29%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.757

Down- 0,19%
Up3,05%
Up0,01%
Up4,62%
Up19,15%
Up47,74%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,38

Up0,12%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,94%
Down- 1,75%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua