BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Reksa Dana Hari Ini : IHSG Menguat Tipis, Reksa Dana Saham Masih Negatif

11 Desember 2017
Tags:
Reksa Dana Hari Ini : IHSG Menguat Tipis, Reksa Dana Saham Masih Negatif
Ilustrasi Investor, Copyright: <a href='http://www.123rf.com/profile_ismagilov'>ismagilov / 123RF Stock Photo</a>

Dalam sebulan, indeks reksa dana saham masih mencatatkan return negatif 1,35 persen

Bareksa.com - Berikut reksa dana yang diperdagangkan di Marketplace Reksa Dana Bareksa dengan return tertinggi dalam sebulan terakhir :

1) Reksa Dana Saham : Pinnacle Strategic Equity Fund (1,39 persen)
2) Reksa Dana Saham Syariah : TRIM Syariah Saham (-1,73 persen)
3) Reksa Dana Campuran : BNP Paribas Spektra (1,8 persen)
4) Reksa Dana Campuran Syariah : Schroder Syariah Balanced Fund (-0,7 persen)
5) Reksa Dana Pendapatan Tetap : Majoris Obligasi Utama Indonesia (1,57 persen)
6) Reksa Dana Pendapatan Tetap Syariah : Bahana Mes Syariah Fund (1,09 persen)
7) Reksa Dana Pasar Uang : Mega Asset Multicash (0,55 persen)
8) Reksa Dana Pasar Uang Syariah : Bahana Likuid Syariah (0,46 persen)

Benchmark Reksa Dana:

Promo Terbaru di Bareksa

- Inflasi November : 0,2 persen

- Bunga deposito sebelum pajak dengan dana kurang dari Rp 100 juta dan tenor satu bulan :
> BCA : 0,395 persen per bulan
> Bank Mandiri : 0,354 persen per bulan
> BNI : 0,354 persen per bulan
> BRI : 0,354 persen per bulan

- IHSG : -0,3 persen
- Indeks Reksa Dana Saham : -1,35 persen
- Indeks Reksa Dana Saham Syariah : -1,7 persen
- Indeks Reksa Dana Campuran : -0,99 persen
- Indeks Reksa Dana Campuran Syariah : -2,38 persen
- Indeks Reksa Dana Pendapatan Tetap : 0,66 persen
- Indeks Reksa Dana Pendapatan Tetap Syariah : 0,92 persen
- Indeks Reksa Dana Pasar Uang : 0,34 persen
- Indeks Reksa Dana Pasar Uang Syariah : 0,28 persen

Summary

Bergerak flat sejak awal pekan, pasar saham pada perdagangan akhir pekan (Jumat, 08 Desember 2017) ditutup di area positif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,4 persen ke level 6.030,96. Sehingga penguatan tersebut membuat IHSG mencatatkan kenaikan 1,32 persen dalam sepekan lalu.

Adapun enam dari 10 sektor menopang laju IHSG di akhir pekan perdagangan. Sektor barang konsumsi menjadi penopang terbesar dengan kenaikan 0,9 persen, disusul sektor keuangan yang naik 0,68 persen.

Saham-saham berkapitalisasi besar menjadi penggerak indeks di akhir pekan lalu. Dari sektor barang konsumsi, saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan saham PT H.M. Sampoerna Tbk (HMSP) memberikan kontribusi besar pada penguatan IHSG masing-masing 4,1 poin dan 2,1 poin.

Sementara dari sektor keuangan, saham-saham bank besar seperti saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi penggerak IHSG dengan kontribusi masing-masing 5,4 poin, 5,2 poin, dan 3,3 poin.

Meski begitu, pergerakan IHSG dalam sepekan lalu masih tertahan dalam range konsolidasi jangka pendeknya di 5.952-6.058. Investor asing mencatatkan penjualan bersih di akhir pekan, yakni Rp59,03 miliar di seluruh pasar. Sehingga dalam sepekan, asing mencatatkan penjualan bersih Rp2,48 triliun di seluruh pasar.

Di sisi lain, nilai tukar rupiah ditutup menguat di akhir pekan perdagangan. Di pasar spot, rupiah menguat 0,03 persen ke level Rp13.550 per dolar AS. Dalam sepekan, rupiah menguat 0,19 persen (per 08 Desember 2017).

Di pasar global, pelaku pasar turut menantikan pengumuman kebijakan suku bunga acuan The Fed dan beberapa data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang rencananya akan diumumkan pekan ini.

Dari dalam negeri, pelaku pasar menantikan rilis data makroekonomi seperti rilis suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dan beberapa data ekonomi seperti neraca dagang November 2017, data penjualan eceran Oktober 2017, cadangan devisa November 2017, penjualan motor dan mobil periode November 2017 yang juga dijadwalkan akan diumumkan pekan ini.

Meski begitu, penguatan pasar saham di akhir pekan lalu tampak belum memberikan dorongan signifikan pada kinerja reksa dana saham. Seperti diketahui, jenis reksa dana ini menempatkan sebagian besar asetnya pada efek saham. Dalam sebulan terakhir, indeks reksa dana saham masih mencatatkan return negatif 1,35 persen.

Begitupun pada kinerja reksa dana berbasis saham lainnya seperti reksa dana campuran. Reksa dana yang juga menempatkan saham dalam aset portofolio reksa dananya ini masih membukukan return negatif 0,99 persen dalam sebulan terakhir.

Berbeda pada kinerja pasar obligasi, di tengah flat-nya pergerakan di pasar saham, kinerja pasar obligasi domestik terus mencatatkan peningkatan. Hal ini tercermin dari pergerakan indeks obligasi konvensional, Indonesia Composite Bond Index (ICBI) naik 1,28 persen dalam sebulan terakhir (per 08 Desember 2017).

Hal itu turut memberikan dorongan pada kinerja reksa dana pendapatan tetap yang menempatkan sebagian besar asetnya pada obligasi. Dalam sebulan terakhir, rata-rata reksa dana pendapatan tetap mencatatkan return 0,66 persen.

Melihat kondisi tersebut, reksa dana pendapatan tetap bisa menjadi pilihan investasi menarik pekan ini, di tengah pergerakan pasar saham yang cenderung sideways dan masih tertahan dalam range konsolidasi jangka pendeknya di 5.952-6.058. Di sisi lain, return yang diberikan reksa dana pendapatan tetap merupakan yang tertinggi dibandingkan return jenis reksa dana lainnya dalam sebulan terakhir.

Adapun untuk investor penghindar risiko, reksa dana pasar uang menjadi produk yang paling sesuai untuk dipilih. Dalam sebulan terakhir, indeks reksa dana pasar uang stabil di return 0,34 persen. Hal ini dikarenakan jenis reksa dana ini menempatkan asetnya pada deposito dan surat utang jangka pendek yang memiliki risiko fluktuasi pasar rendah dibanding instrumen investasi lainnya seperti saham.

**

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana..

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,79

Up0,68%
Up3,10%
Up0,02%
Up6,29%
Up20,00%
-

Capital Fixed Income Fund

1.757,84

Up0,53%
Up3,44%
Up0,02%
Up7,40%
Up18,25%
Up43,13%

STAR Stable Income Fund

1.908,88

Up0,50%
Up2,87%
Up0,01%
Up6,27%
Up31,65%
Up59,98%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.762,89

Up0,50%
Up2,81%
Up0,01%
Up5,44%
Up20,06%
Up48,78%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,34

Up0,52%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,02%
Down- 2,73%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua