BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Berita Hari Ini : WSKT Tambah Konsesi Tol 300 Km, OJK Siapkan Beleid Baru SUKUK

09 Oktober 2017
Tags:
Berita Hari Ini : WSKT Tambah Konsesi Tol 300 Km, OJK Siapkan Beleid Baru SUKUK
Proyek pembangunan kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) disamping ruas tol Jagorawi kawasan Cililitan, Jakarta Timur, Sabtu, 15 Juli 2017(ANTARA FOTO/Reno Esnir)

ADHI siapkan dana Rp 2 triliun, UU PNBP direvisi, DAJK bersedia bayar utang, PRDA belanja alat laboratorium

Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia dan media, Senin, 09 Oktober 2017 ;

PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT)

WSKT menargetkan dapat menambah konsesi 300 kilometer ruas tol baru dalam 3 tahun mendatang. Menurut manajemen perseroan, dana yang dibutuhkan untuk rencana penambahan sejumlah konsesi ruas tol tesebut diperkirakan Rp 30 triliun.

Promo Terbaru di Bareksa

Maka itu, Waskita butuh modal baru hingga Rp 10 triliun untuk 3 tahun yang akan datang. Salah satu cara untuk mendapatkan dana itu adalah divestasi ruas tol yang telah dimiliki melalui anak usaha perseroan yaitu PT Waskita Toll Road pada saat ini.

Emiten berkode saham WSKT ini mengharapkan proses divestasi itu rampung pada semester I 2018.

Otoritas Jasa Keuangan

OJK segera menerbitkan peraturan baru yang mengatur tentang penerbitan dan persyaratan sukuk untuk mengganti regulasi lama yakni POJK No. 18/2015 tentang Penerbitan dan Persyaratan Sukuk. Langkah itu seiring upaya penyesuaian dengan perkembangan di pasar sukuk internasional.

OJK saat ini telah merampungkan draf peraturan baru tentang penerbitan dan persyaratan sukuk untuk. Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan regulasi baru dibutuhkan untuk memberikan terobosan baru dalam hal insentif bagi perusahaan penerbit sukuk, selain insentif pungutan yang telah berlaku.

Beberapa pokok revisi peraturan dalam beleid baru ini meliputi penambahan ketentuan terkait pemeringkatan dan penawaran umum berkelanjutan (PUB) serta keterbukaan informasi terkait zakat.

PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI)

Emiten berkode saham ADHI ini menyiapkan dana sekitar Rp 2 triliun untuk membangun proyek kereta ringan Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi sampai akhir 2017. Manajemen mengatakan dana pembangunan proyek light rail transit (LRT) itu berasal dari kas internal dan pinjaman perbankan.

Sampai akhir tahun, dana yang dikeluarkan sebesar Rp 7 triliun. Dari jumlah itu, sekitar Rp 5 triliun telah dikeluarkan oleh Adhi Karya untuk proyek LRT.

Seperti diketahui, Adhi Karya merupakan kontraktor yang mengerjakan pekerjaan konstruksi proyek LRT.

Penerimaan Negara

Revisi Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) masih dalam pembahasan pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Pemerintah optimistis, pembahasan revisi UU tersebut akan segera rampung di masa sidang DPR di akhir Oktober 2017.

Kementerian Keuangan menyatakan pembahasan RUU telah memasuki proses pembahasan daftar inventarisasi masalah (DIM). Ada sekitar 600 DIM di RUU.

Adapun isu pokok yang dimaksud, salah satunya mengenai redefinisi objek PNBP. Dirjen Anggaran Kemenkeu, Askolani, menjelaskan UU baru mengubah definisi tentang objek PNBP dengan mengelompokkan berdasarkan jenisnya. Misalnya, PNBP pelayanan dan PNBP kesehatan.

PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk (DAJK)

DAJK menolak seluruh dalil PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dalam gugatan pembatalan perdamaian yang diajukan di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.

Berdasarkan berkas jawaban seperti dikutip KONTAN, kuasa hukum DAJK Trisno Gunady, mengatakan pihaknya tak pernah berniat untuk lalai dalam kewajibannya berdasarkan perjanjian perdamaian yang telah disahkan pengadilan.

Menurut Trisno, keadaan perusahaan saat ini tak terlepas dari kejadian kebakaran pabrik dua tahun lalu. "Pihak kami bersedia membayar utang, tapi dengan kebakaran itu sudah selayaknya para kreditur memberi penghapusan bunga, tapi itu tidak terjadi pada kami," ungkapnya.

PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA)

Perseroan mengalokasikan 19 persen dari dana IPO untuk belanja peralatan laboratorium klinik generasi terbaru dan teknologi informasi, untuk menopang pengembangan layanan. Emiten berkode saham PRDA ini meraih dana Rp 1,22 triliun dari penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) pada 7 Desember 2016.

“Untuk investasi alat, termasuk peralatan laboratorium menggunakan teknologi next generation sequencing alokasinya sekitar 19 persen dari dana IPO. Alat sudah kami install sejak Juli lalu. Kalau pengembangan layanan [alokasinya] sekitar 67 persen, dan 14 persen untuk modal kerja,” kata Dewi Muliaty, Direktur Utama Prodia Widyahusada.

Menurut Dewi, investasi peralatan laboratorium klinik dan teknologi informasi tersebut akan dilakukan selama 3 tahun sejak tahun ini.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,31

Up0,15%
Up3,81%
Up0,02%
Up5,82%
Up18,30%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,42

Up0,60%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,32%
Up17,24%
Up43,22%

STAR Stable Income Fund

1.917,73

Up0,56%
Up2,94%
Up0,02%
Up6,33%
Up30,71%
Up60,33%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.750,18

Down- 0,46%
Up3,74%
Up0,01%
Up4,38%
Up18,76%
Up47,23%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.034,18

Down- 0,22%
Up1,77%
Up0,01%
Up2,68%
Down- 2,15%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua