BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Berita Hari Ini : PTBA Setop Eksplorasi 6 Bulan, Baja Indonesia Dituduh Dumping

12 September 2017
Tags:
Berita Hari Ini : PTBA Setop Eksplorasi 6 Bulan, Baja Indonesia Dituduh Dumping
Alat-alat berat dioperasikan di pertambangan Bukit Asam yang merupakan salah satu area tambang terbuka (open-pit mining) batu bara terbesar PT Bukit Asam Tbk (PTBA) di Tanjung Enim, Lawang Kidul, Muara Enim, Sumatra Selatan. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Per Agustus produksi TBS BWPT naik 20 persen, 7-Eleven Indonesia susun proposal perdamaian, TBIG refinancing utang

Bareksa.com - Berikut adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Selasa, 12 September 2017.

PT Bukit Asam Tbk

Perusahaan tambang dengan kode saham PTBA membuat keputusan yang cukup mengejutkan. Selama enam bulan ke depan, mereka tidak akan melakukan eksplorasi. Khususnya, menambah sumberdaya di luar area yang telah mendapatkan izin eksplorasi.

Promo Terbaru di Bareksa

Periode libur eksplorasi ini berlangsung selama Oktober 2017 hingga Maret 2018. Hingga kini, total sumberdaya batu bara PTBA mencapai 8,27 miliar ton. Adapun total cadangan yang bisa mereka tambang sebesar 3,33 miliar ton. Dari jumlah itu, bila ditambang dengan kapasitas terpasang saat ini 30 juta ton per tahun, produksi batu bara PTBA bisa bertahan lebih dari 100 tahun lagi.

Industri Baja

Indonesia dituduh melakukan dumping terhadap dua produk besi baja yakni rod in coil dan steel reinforcing bar oleh Anti-Dumping Commission Departement of In dustry, Innovation, and Science Australia. Industri baja Australia, One Steel Manufacturing, mengklaim mengalami kerugian akibat adanya produk impor sejenis.

Tuduhan mulai dilayangkan untuk produk rod in coil terhitung sejak 7 Juni 2017. Lalu, untuk steel reinforcing bar mulai dilayangkan pada 27 Juni 2017. Tuduhan dumping yang dilayangkan untuk kedua produk tersebut masing-masing sebesar 30,6 persen dan 29,21 persen. Selain Indonesia, negara eksportir lainnya yakni Vietnam, Korea, Taiwan, dan Thailand juga mendapat tuduhan serupa.

PT Eagle High Plantations Tbk

Produksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit perseroan terus meningkat. Emiten perkebunan dengan kode saham BWPT ini memperkirakan, produksi TBS mereka selama Agustus lalu naik lebih dari 20 persen dibanding volume pada awal tahun.

Per Januari 2017, produksi TBS BWPT tercatat sebanyak 100.573 ton. Artinya, produksi BWPT sepanjang Agustus lalu bisa mencapai 120.688 ton. Sejatinya, kenaikan produksi tandan buah ini sudah terlihat sejak Juli lalu.

7-Eleven

PT Modern Sevel Indonesia harus segera menyusun proposal perdamaian setelah pengadilan niaga menyatakan anak usaha PT Modern Internasional Tbk (MDRN). ini masuk penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) sementara selama 45 hari. Proposal diharapkan dapat menjadi wadah negosiasi penyelesaian utang terhadap krediturnya, sehingga perusahaan tidak dinyatakan pailit dan dapat meneruskan usaha.

Pengelola gerai 7-Eleven masuk PKPU setelah majelis hakim mengabulkan permohonan yang dilayangkan oleh dua pemasoknya PT Soejach Bali dan PT Kurnia Mitra Duta Sentosa. Majelis hakim menyatakan PT Modern Sevel Indonesia memiliki utang yang jatuh waktu dan dapat ditagih kepada kedua pemohon PKPU, masing-masing Rp 1,83 miliar dan Rp 261 juta.

Waskita Toll Road

Aksi korporasi berupa penawaran umum perdana saham (IPO) PT Waskita Toll Road, anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), menjadi strategi terakhir bagi perusahaan itu apabila hasil dari program rights issue dan divestasi tidak memuaskan.

Sebagai informasi, Waskita Toll Road saat ini sedang menggelar aksi korporasi rights issue dan divestasi sebagai bagian dari program Pembiayaan Investasi Non-Anggaran Pemerintah (PINA) yang dicanangkan oleh Kementerian PPN/Bappenas.

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk

Perseroan akan membayar utang yang akan jatuh tempo 3 bulan lagi sebesar US$ 396,72 juta. Perusahaan dengan kode saham TBIG ini mengungkapkan utang tersebut terdiri dari saldo fasilitas pinjaman revolving seri B US$ 1 miliar facility agreement dan saldo dalam facility agreement US$ 200 juta revolving facility melalui Overseas Bank Ltd.

Utang-utang itu akan dibayar dengan dana yang diperoleh dari penerbitan Obligasi Berkelanjutan II Tahap III dan arus kas dari kegiatan operasi perseroan. Sebelumnya, perseroan menerbitkan obligasi berkelanjutan II tahap III senilai Rp 700 miliar dengan kupon 8,4 persen.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.314,64

Up0,50%
Up3,42%
Up0,02%
Up5,99%
Up19,09%
-

Capital Fixed Income Fund

1.763,87

Up0,58%
Up3,42%
Up0,02%
Up7,07%
Up17,62%
Up42,97%

STAR Stable Income Fund

1.914,88

Up0,52%
Up2,88%
Up0,02%
Up6,21%
Up31,34%
Up59,99%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.761,74

Up0,15%
Up3,37%
Up0,01%
Up4,97%
Up19,53%
Up48,31%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.039,31

Up0,28%
Up2,12%
Up0,02%
Up3,09%
Down- 1,36%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua