Bareksa.com - Berikut reksa dana yang diperdagangkan di Marketplace Reksa Dana Bareksa dengan return tertinggi dalam sebulan terakhir:

1) Reksa Dana Saham : Simas Saham Unggulan (1,89 persen)
2) Reksa Dana Saham Syariah : HPAM Syariah Ekuitas (2,66 persen)
3) Reksa Dana Campuran : CIMB-Principal Balanced Strategic Plus (1,30 persen)
4) Reksa Dana Campuran Syariah : CIMB-Principal Balanced Growth Syariah (0,57 persen)
5) Reksa Dana Pendapatan Tetap : Kehati Lestari (1,54 persen)
6) Reksa Dana Pendapatan Tetap Syariah : Bahana Mes Syariah Fund (0,84 persen)
7) Reksa Dana Pasar Uang : Sucorinvest Money Market Fund (0,78 persen)
8) Reksa Dana Pasar Uang Syariah : Emco Barokah Syariah (0,53 persen)

Benchmark Reksa Dana:

- Inflasi Juli: 0,22 persen
- Bunga deposito sebelum pajak dengan dana kurang dari Rp 100 juta dan tenor satu bulan :

> Bank BCA : 0,395 persen per bulan
> Bank Mandiri : 0,354 persen per bulan
> Bank BNI : 0,354 persen per bulan
> Bank BRI : 0,354 persen per bulan

- IHSG: -0,52 persen
- Indeks Reksa Dana Saham : -0,87 persen
- Indeks Reksa Dana Saham Syariah : -1,11 persen
- Indeks Reksa Dana Campuran : -0,24 persen
- Indeks Reksa Dana Campuran Syariah : -0,83 persen
- Indeks Reksa Dana Pendapatan Tetap : 1,00 persen
- Indeks Reksa Dana Pendapatan Tetap Syariah : 0,87 persen
- Indeks Reksa Dana Pasar Uang : 0,48 persen
- Indeks Reksa Dana Pasar Uang Syariah : 0,96 persen

Summary

Mengawali perdagangan di awal pekan, pasar saham Senin, 14 Agustus 2017 berhasil ditutup di zona hijau setelah sempat melemah cukup dalam pada perdagangan akhir pekan lalu. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,61 persen ke level 5.801,49. Sepuluh indeks sektoral kompak menguat dengan kenaikan terbesar pada sektor aneka industri 1,11 persen, diikuti sektor industri dasar dan sektor properti masing-masing 1,09 persen.

Bloomberg mencatat, terdapat tiga saham berkapitalisasi besar yang mendorong laju IHSG kemarin, yaitu PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM). Ketiga saham tersebut masing-masing menguat 1,58 persen, 0,96 persen dan 0,64 persen. Meskipun begitu, aksi jual investor asing masih berlanjut dengan nilai penjualan bersih Rp 298,1 miliar di seluruh pasar.

Penguatan IHSG tersebut nampaknya belum memberikan dorongan yang signifikan pada kinerja reksa dana saham, dimana indeks reksa dana saham masih mencatatkan return negatif 0,87 persen. Begitupun kinerja reksa dana campuran, yang juga menempatkan saham dalam aset portofolio reksa dananya turut mencatatkan return negatif 0,24 persen dalam sebulan terakhir.

Mulai membaiknya iklim investasi ternyata baru dirasakan reksa dana pendapatan tetap yang menempatkan sebagian besar asetnya pada obligasi. Tercatat, indeks reksa dana pendapatan tetap menghasilkan return positif sebesar 1,00 persen dalam sebulan terakhir. Hal ini terjadi akibat turunnya yield (imbal hasil) obligasi tenor 10 tahun ke level 6,86 persen dalam setahun. Penurunan benchmark obligasi ini mencerminkan adanya peningkatan permintaan obligasi yang mendongkrak kenaikan harga.

Melihat kondisi tersebut investor dapat menjadikan reksa dana pendapatan tetap sebagai pilihan investasi yang menarik sepanjang pekan ini, dengan pertimbangan IHSG yang masih berada dalam tren pelemahan.

Adapun bagi investor penghindar risiko, reksa dana pasar uang menjadi produk yang paling sesuai untuk dipilih. Dalam sebulan terakhir, indeks reksa dana pasar uang stabil di return 0,48 persen. Hal ini dikarenakan jenis reksa dana ini menempatkan asetnya pada deposito dan surat utang jangka pendek yang memiliki risiko fluktuasi pasar rendah dibanding instrumen investasi lainnya seperti saham.

**

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana..