BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

BRI dan Bank Mandiri Berpeluang Kembali Turunkan Bunga Kredit

14 Agustus 2017
Tags:
BRI dan Bank Mandiri Berpeluang Kembali Turunkan Bunga Kredit
Penjaga stan menjelaskan tentang tipe dan harga rumah kepada calon pembeli saat gelaran Real Estate Indonesia (REI) Expo di Semarang, Jateng, Rabu (9/9). REI berharap pemerintah memperpanjang penerapan 'fixed rate' atau suku bunga tetap pada sistem pembayaran kredit rumah. ANTARA FOTO/R. Rekotomo

Hingga akhir 2017, penurunan bunga kredit diprediksi sebesar 40 basis poin

Bareksa.com - Pelaku industri perbankan mengaku masih ada ruang untuk penurunan suku bunga kredit pada semester II-2017. Kendati, pada semester I 2017 masih terdapat peningkatan suku bunga simpanan. Direktur PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), Haru Koesmahargyo menjelaskan, potensi penurunan suku bunga kredit masih ada, didorong oleh tingkat inflasi yang rendah.

“Saya rasa akan mengarah ke tren suku bunga rendah, diharapkan dengan suku bunga rendah bisa memicu masyarakat untuk meminjam ke bank,” ungkap dia di Jakarta, akhir pekan lalu.

Menurut Haru, pada kuartal I 2017, besaran penurunan suku bunga kredit mencapai 0,1 persen atau 10 basis poin (bps). Kemudian besaran penurunan sebesar 10 bps kembali terjadi pada kuartal II 2017, sehingga dia memproyeksi akan terjadi juga pada kuartal III dan kuartal IV tahun ini. “Kalau disetahunkan, besaran penurunannya bisa 40 bps,” ungkap dia.

Promo Terbaru di Bareksa

Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan, pada semester kedua tahun ini, masih terdapat ruang untuk penurunan suku bunga kredit sebesar 50 basis poin. Penurunan tersebut, diakui berasal dari sektor konsumer, seperti kredit pemilikan rumah (KPR) dan mobil yang terus menurun dan disesuaikan.

"Secara kredit masih ada room, karena pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) cukup besar. Jadi bunga deposito kami relatif stabil, cost of fund kami masih turun, terutama di konsumer," kata Tiko.

Berdasarkan data Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) Bank Mandiri, per akhir Juni 2017 suku bunga kredit korporasi sebesar 9,95 persen. Suku bunga dasar kredit ritel 9,95 persen, dan suku bunga dasar kredit mikro perseroan sebesar 18,75 persen. Sedangkan suku bunga kredit konsumsi untuk KPR 10,25 persen, dan kredit konsumsi non KPR sebesar 12,25 persen.

Chief Economist Bank Mandiri, Anton Gunawan, mengungkapkan secara industri perbankan, transmisi penurunan suku bunga acuan BI pada tahun lalu terhadap suku bunga kredit masih belum selesai. Akibatnya, masih ada ruang bagi bank untuk bisa menurunkan suku bunga kredit.

“Harusnya masih ada peluang, suku bunga kredit industri perbankan masih bisa turun sekitar 20-40 bps,” kata dia.

Suku Bunga Simpanan

Sementara itu, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memproyeksi suku bunga simpanan akan sedikit meningkat sampai akhir 2017. Direktur Group Risiko Perekonomian dan Sistem Keuangan LPS, Doddy Ariefianto, menjelaskan pada Juli 2017, rata-rata suku bunga deposito bank acuan mencapai 5,91 persen. Nilai tersebut meningkat 1 bps dibandingkan posisi akhir Juni 2017.

“Hal yang sama terjadi pada rata-rata suku bunga minimum yang meningkat 3 bps menjadi 5,04 persen, sedangkan suku bunga maksimum simpanan valas dari bank benchmark terpantau naik sebesar 3 bps di sepanjang Juli 2017,”ujar dia.

Menurut Doddy, sampai akhir 2017, suku bunga simpanan masih cenderung akan sedikit meningkat. Hal ini didorong oleh tingginya kebutuhan likuiditas untuk mendorong pembangunan infrastruktur.

Sementara untuk suku bunga simpanan valas, Doddy mengungkapkan, pelaku industri harus mencermati likuiditas valasnya karena dalam sembilan terakhir suku bunganya meningkat secara gradual. Peningkatan suku bunga simpanan valas ini disebabkan oleh kenaikan Fed Fund Rate (FFR).

Doddy melanjutkan, perihal suku bunga simpanan ini erat kaitannya dengan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI 7 days reverse repo rate). Menurut dia, kebijakan BI yang mempertahankan BI 7 days reverse repo rate di level 4,75 persen masih sejalan dengan perbaikan kondisi perekonomian global dan proses pemulihan ekonomi domestik yang terus berlanjut.

“Sepanjang 2017, BI 7 days reverse repo rate diperkirakan akan tetap flat,” papar dia.(K09)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.312,97

Up0,14%
Up3,53%
Up0,02%
Up5,80%
Up18,28%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,1

Up0,58%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,30%
Up17,22%
Up43,04%

STAR Stable Income Fund

1.917,09

Up0,55%
Up2,93%
Up0,02%
Up6,32%
Up30,69%
Up60,37%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.752,73

Down- 0,48%
Up3,74%
Up0,01%
Up4,37%
Up18,74%
Up47,23%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.035,26

Down- 0,27%
Up1,73%
Up0,01%
Up2,63%
Down- 2,19%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua