Bareksa.com – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) punya rencana besar. Rencana ini tertuang dalam pertumbuhan anorganik perseroan dengan menambah anak usaha baru dan melepas sebagian saham anak usaha.

Yang paling dekat adalah mengakuisisi perusahaan sekuritas dan modal ventura (venture capital). Wakil Direktur Utama BRI Sunarso menyampaikan, akuisisi sekuritas dan modal ventura akan terlaksana tahun ini.

“Untuk akuisisi sekuritas, ada yang sudah due dilligence, ada yang belum. Intinya, target kami tidak satu. Sementara akuisisi modal ventura untuk layani nasabah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang tidak cocok mendapat produk perbankan,” ucap Sunarso di Jakarta, Rabu, 9 Agustus 2017.

Pada intinya, baik akuisisi sekuritas maupun modal ventura untuk mendukung fokus BRI terhadap penyaluran pembiayaan ke UMKM. Rencananya, BRI ingin porsi pembiayaan UMKM sebesar 80 persen dari portofolio pembiayaannya.

Sunarso pun menjelaskan, setiap tahun BRI menyiapkan anggaran Rp 5 triliun untuk kebutuhan anorganik. “Jadi, bukan hanya untuk akuisisi saja. Rp5 triliun itu bisa juga untuk kebutuhan modal anak usaha,” katanya.

Pertumbuhan Pinjaman per Segmen BBRI (Rp miliar)

Sumber : materi paparan publik BBRI

Divestasi BRI Agro

Direktur Keuangan dan Tresuri BRI, Haru Koesmahargyo, menambahkan BRI juga berencana untuk melepas sebagian saham di PT Bank BRI Agroniaga Tbk (AGRO). Haru memperkirakan, BRI hanya akan mempertahankan porsi kepemilikan hingga 76 persen saja.

“Kami kan punya target agar BRI Agro masuk menjadi bank BUKU 3 dengan modal Rp 5 triliun. Caranya, mereka nanti tawarkan saham terbatas (PUT), tapi kami juga ingin mereka memenuhi ketentuan kepemilikan publik,” imbuh Haru.

Hingga Juli 2017, BRI menggenggam 86,83 persen saham AGRO. Selain BRI, ada Dana Pensiun Perkebunan dengan kepemilikan 6,59 persen. Artinya, kepemilikan publik di AGRO hanya sebesar 6,57 persen atau masih kurang sekitar 0,93 persen.

Haru menyatakan BRI ingin kepemilikan masyarakat di AGRO bisa mencapai 10 persen. “Nanti BRI Agro PUT lagi. Intinya, kami akan jaga kepemilikan kami maksimal sebesar 76 persen,” kata Haru.

Tabel: Struktur Pemegang Saham BRI Agro Periode 2011 – Juli 2017

Sumber: Laporan keuangan perseroan

Sebagai informasi, BRI mulai menjadi pemegang saham BRI Agro melalui kesepakatan pada 3 Maret 2017. Saat itu, BRI mengambilalih 3,03 miliar saham BRI Agro dari Dapenbun atau 88,65 persen dari jumlah seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh. Nilai pembelian saham BRI Agro saat itu sebesar Rp 109 per saham atau bernilai total Rp 330,3 miliar.

Sejak saat itu, beberapa kali kepemlikan BRI di BRI Agro mengalami perubahan. Bahkan, BRI sempat menggenggam 87,23 persen AGRO pada periode 2015-2016.

Sepanjang tahun ini hingga 8 Agustus 2017, harga saham AGRO telah mengalami kenaikan sebesar 55,44 persen dari Rp 386 per saham pada akhir 2016 menjadi Rp 600 per saham. Bahkan, saham AGRO sempat menyentuh level tertinggi Rp 1.060 pada 3 Maret 2017.

Grafik: Pergerakan Saham AGRO Periode 30 Desember 2016 – 8 Agustus 2017

Sumber: Bareksa.com