BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Biaya Provisi Menurun, Laba Bank Naik Mengencang

20 Juli 2017
Tags:
Biaya Provisi Menurun, Laba Bank Naik Mengencang
Sejumlah orang memanfaatkan mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di kawasan bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (3/1). Berdasarkan pantauan dari BI, selama libur Natal dan Tahun Baru kegiatan penarikan uang oleh beberapa bank besar rata-rata mengalami kenaikan sebesar 90 persen. ANTARA FOTO/Lucky R./foc/16.

Laba industri perbankan pada Mei 2017 sebesar Rp 53,92 triliun

Bareksa.com – Direktur Group Risiko Perekonomian dan Sistem Keuangan Lembaga Penjamin Simpanan, Doddy Ariefianto, menyatakan laba perbankan sudah mulai meningkat dibandingkan tahun lalu. Sebab, bank tidak perlu lagi meningkatkan pencadangan akibat peningkatan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL).

"Akibat kenaikan NPL setelah harga komoditas menurun, pada 2016, bank-bank menderita laba yang menurun bahkan ada yang sampai merugi," kata dia di Jakarta, Rabu, 19 Juli 2017.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tercatat laba perbankan pada Mei 2017 sebesar Rp 53,92 triliun. Nilai tersebut meningkat 17,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 46 triliun. Bank BUKU IV mencatat perolehan laba tertinggi, yakni senilai Rp 32,28 triliun, meningkat 13,4 persen dibandingkan periode Mei 2016 yang mencapai Rp 28,46 triliun. Pertumbuhan laba juga terjadi di kelas BUKU III, yang meningkat 27,6 persen menjadi Rp 15,37 triliun.

Promo Terbaru di Bareksa

Namun tidak demikian dengan bank BUKU II dan BUKU I. Kedua kelompok bank tersebut mengalami penurunan laba, yakni menurun 2,44 persen ke angka Rp 4,58 triliun untuk BUKU II dan 5,45 persen ke Rp 762 miliar untuk BUKU I. Selanjutnya untuk pertumbuhan kredit, secara total tercatat meningkat 8,77 persen pada Mei 2017 ke angka Rp 4.460,01 triliun. Sedangkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) meningkat 11,17 persen ke angka Rp 5.012,45 triliun.

NPL Sudah Mulai Menurun

Doddy menambahkan pada tahun ini, NPL bank sudah mulai menurun. Pencadangan pun sudah dilakukan sejak tahun lalu. Sehingga seharusnya pada tahun ini, bank-bank tidak harus mencatatkan penurunan laba lagi. "Perbaikan pun terlihat pada bank-bank besar seperti bank BUKU III dan BUKU IV," ujarnya.

Meski begitu, dari sisi pertumbuhan kredit, sampai semester I 2017, belum bisa terlalu ekspansif. Doddy menilai, pertumbuhan kredit pada semester I akan bertumbuh di bawah 10 persen. Baru pada semester II 2017, pertumbuhan kredit akan mengencang hingga akhir 2017 bisa berada di atas 10 persen. Peningkatan kredit pada semester II 2017 akan dikontribusi oleh segmen konsumsi dan sektor pertambangan yang mulai bangkit pasca anjlok di Tahun 2015.

"Kami berharap pertumbuhan kredit bisa meningkat sehingga profitabilitas bank tetap terjaga,"ucap dia.

Laba Semester I 2017

Beberapa bank besar pada semester I 2017 memang membukukan pertumbuhan laba signifikan. Seperti PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) yang mencatat perolehan laba bersih sebesar Rp 6,41 triliun pada semester I 2017. Nilai tersebut meningkat 46,7 persen dibandingkan perolehan pada paruh pertama Tahun 2016 yang mencapai Rp 4,37 triliun.

Direktur Bisnis Konsumer BNI, Anggoro Eko Cahyo, menjelaskan peningkatan laba bersih tersebut disumbang dari pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang mencapai Rp 15,4 triliun atau bertumbuh 10,7 persen dari perolehan pada semester I 2016. Selain itu, disumbang pula oleh pendapatan non bunga yang bertumbuh 17,9 persen (year on year/yoy) ke angka Rp 4,65 triliun.

"Pertumbuhan NII berasal dari penyaluran kredit yang meningkat, sedangkan pendapatan non bunga berasal dari fee based income dan recurring fee,"kata dia.

Anggoro melanjutkan, pertumbuhan laba BNI juga seiring dengan pertumbuhan kredit. Hingga semester I 2017, pertumbuhan kredit mencapai 15,4 persen (yoy) atau mencapai Rp 412,8 triliun. Pertumbuhan kredit tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit di industri perbankan yang mencapai 8,7 persen pada Mei 2017.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) juga membukukan lonjakan laba bersih mencapai 34 persen pada semester I 2017 menjadi Rp 9,5 triliun. Pada semester I tahun lalu, laba perseroan justru tercatat anjlok 28,7 persen menjadi Rp 7,1 triliun. Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan pertumbuhan laba didorong oleh perbaikan kualitas kredit perseroan yang mendorong kontribusi pendapatan jasa perbankan. Pada Juni 2017, rasio kredit bermasalah perseroan membaik dari 3,86 persen pada Juni 2016 menjadi 3,82 persen.

“Pencapaian positif ini membuktikan bahwa berbagai langkah perbaikan bisnis yang kami lakukan sejak tahun lalu telah membuahkan hasil yang signifikan,” ujar Kartika di Jakarta, Rabu, 19 Juli 2017. (K09)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.314,83

Up0,43%
Up3,55%
Up0,02%
Up5,95%
Up19,11%
-

Capital Fixed Income Fund

1.764,51

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,20%
Up17,66%
Up42,85%

STAR Stable Income Fund

1.915,47

Up0,53%
Up2,89%
Up0,02%
Up6,23%
Up30,99%
Up60,26%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.758,34

Down- 0,10%
Up3,14%
Up0,01%
Up4,70%
Up19,30%
Up47,85%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,12

Up0,08%
Up2,01%
Up0,02%
Up2,91%
Down- 1,48%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua