Berita Hari Ini: RIMO Bukukan Laba Rp52,75 M; ADHI Catat Kontrak Baru Rp25,4 T
Pemerintah rilis dua surat utang valas; LINK ekspansi ke Medan dan Batam; Laba BJTM tumbuh 31,57%
Pemerintah rilis dua surat utang valas; LINK ekspansi ke Medan dan Batam; Laba BJTM tumbuh 31,57%
Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.
PT Rimo International Lestari Tbk
Emiten properti dengan kode saham RIMO ini mampu merealisasikan keuntungan seiring dengan membaiknya pendapatan sejak melakukan perubahan bisnis utama. Hingga Juni tahun ini, laba perseroan mencapai Rp52,75 miliar dari sebelumnya rugi Rp10,24 miliar.
Promo Terbaru di Bareksa
Pencapaian laba itu tidak lepas dari pertumbuhan pendapatan yang naik ribuan persen dari Rp3,14 miliar menjadi Rp77,1 miliar. Salah satu penyumbang bisnis RIMO tahun ini adalah apartemen yang memberikan pendapatan Rp74,25 miliar.
PT Adhi Karya (Persero) Tbk
Emiten dengan sandi saham ADHI ini memperoleh kontrak baru Rp25,4 triliun hingga Juni tahun ini. Dari nilai itu, penyumbang terbesar kontrak baru tersebut adalah proyek kereta ringan alias light rail transit (LRT) Jabodetabek fase I yang bernilai Rp19,7 triliun.
Selain itu, perseroan juga dapat kontrak dari Green Park Cilegon Rp185 miliar, dan Apartemen Loftvilles City 2 Rp118 miliar. Secara total, kontrak baru yang didapatkan perseroan masih didominasi lini bisnis konstruksi dan energi dengan porsi 97,7 persen, dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.
Surat Utang Negara
Pemerintah telah merilis surat utang global berdenominasi mata uang Euro dan Dollar Amerika Serikat. Nilainya masing-masing sebesar 1 miliar Euro dan US$2 miliar. Ini menjadi pertama kalinya pemerintah merilis dua obligasi mata uang asing dalam waktu yang bersamaan.
Menurut Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu) Robert Pakpahan, penerbitan dua surat utang valas secara bersamaan dilakukan sebagai antisipasi volatilitas di pasar keuagan Eropa dan AS.
PT Link Net Tbk
Emiten dengan kode saham LINK ini mengincar pendapatan tahun ini bisa tumbuh 13 persen hingga 15 persen atau berkisar Rp3,33 triliun sampai Rp3,39 triliun. Untuk merealisasikan target itu, perseroan menggeber ekspansi dengan membangun infrastruktur di wilayan Medan dan Batam.
Ekspansi di dua kota itu untuk menggenjot pertumbuhan penguna baru. Tahun ini, perseroan mengincar 120.000 hingga 150.000 pengguna baru. Adapun hingga kuartal I lalu, jumlah pengguna kabel optik LINK telah mencapai 1,86 juta.
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk
BPD dengan kode saham BJT membukukan per tumbuhan laba bersih sebesar 31,57 persen menjadi Rp738,21 miliar jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kenaikan laba perseroan didorong oleh sejumlah efisiensi yang dilakukan oleh manajemen dengan menurunkan biaya dana dan biaya operasional.
Perseroan berhasil mendorong efisiensi sejalan dengan menurunnya BOPO [biaya operasional terhadap pendapatan operasional] dari 70,56 persen menjadi 61,83 persen. Sementara efisiensi biaya dana tercermin dari kenaikan porsi dana murah menjadi 69,3.
PT Perdana Gapuraprima Tbk
Emiten properti dengan kode saham GPRA ini berencana merilis proyek anyar di Jalan Lingkar Luar Puri, Jakarta Barat, begitu pasar mulai membaik. Sebelumnya, perusahaan berencana mulai melepas proyek baru pada Juni lalu setelah merampungkan perizinan, tetapi kemudian diputuskan untuk ditunda sambil menunggu waktu yang pas.
Manajemen perseroan menilai kondisi pasar belum membaik untuk menjual produk baru. Perusahaan masih merencanakan akan membangun empat menara apartemen di atas lahan seluas 1,5 hektare.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.311,31 | - 0,02% | 3,54% | 0,02% | 5,67% | 18,13% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.766,74 | 0,56% | 3,41% | 0,02% | 7,34% | 17,26% | 43,41% |
STAR Stable Income Fund | 1.917,73 | 0,52% | 2,95% | 0,02% | 6,35% | 30,73% | 60,39% |
Syailendra Pendapatan Tetap Premium | 1.750,18 | - 0,68% | 3,54% | 0,01% | 4,21% | 18,57% | 46,98% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.034,18 | - 0,40% | 1,62% | 0,01% | 2,52% | - 2,29% | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.