Berita Hari Ini: Semester I 2017, Laba Waskita Naik Dua Kali Lipat
Surplus neraca perdagangan RI bulan Juni 2017 catat nilai tertinggi sejak 2012
Surplus neraca perdagangan RI bulan Juni 2017 catat nilai tertinggi sejak 2012
Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.
PT Waskita Karya (Persero) Tbk
Salah satu BUMN Karya yang memiliki kode saham WSKT ini meraup laba bersih Rp1,28 triliun hingga semester I tahun 2017. Catatan ini naik 118,66 persen jika dibandingkan laba di periode sama tahun lalu Rp586,27 miliar.
Promo Terbaru di Bareksa
Pencapaian laba WSKT tidak lepas dari pertumbuhan pendapatan usaha yang naik 92,45 persen dari Rp8,08 triliun menjadi Rp15,55 triliun. Selain itu, WSKT juga kejatuhan durian runtuh hasil pendapatan bunga yang mencapai Rp236,49 miliar, naik 182,85 persen dari Rp83,61 miliar. Tidak hanya itu, adanya bagian laba bersih entitas asosiasi dan ventura bersama yang bernilai Rp2,44 triliun juga menjadi salah satu faktor pendorong laba bersih WSKT.
Neraca Perdagangan
Pemerintah mencatat surplus perdagangan pada Juni tahun ini. Nilainya mencapai US$7,63 miliar dengan nilai ekspor sebesar US$79,96 miliar dan impor US$72,33 miliar. Catatan ini pun menjadi yang tertinggi sejak 2012.
Pada 2011, surplus neraca perdagangan mencapai US$15 miliar. Hal itu membuat pemerintah optimis kinerja ekspor-impor dapat menopang ekonomi Indonesia untuk terus bertumbuh. Pemerintah pun berharap surplus ini bisa berlanjut sampai akhir tahun.
PT Bayan Resources Tbk
Emiten bersandi saham BYAN ini akan menerbitkan obligasi hingga US$600 juta dengan kupon 10 persen per tahun. Obigasi ini memiliki tenor 7 tahun sejak diterbitkan atau akan jatuh tempo pada 2024. Obligasi ini diterbitkan melalui entitas anak yang akan didirikan berdasarkan hukum Singapura.
Manajemen perseroan menyampaikan, penerbitan obligasi akan dijamin dengan jaminan perusahaan atau jaminan lainnya oleh perseroan dan entitas anak penjamin. Dana hasil penerbitan obligasi ini akan digunakan untuk refinancing utang perseroan dan modal kerja serta keperluan korporasi lainnya.
PT Indo Tambangraya Megah Tbk
Emiten dengan kode saham ITMG ini berencana memperbesar porsi pendapatan dari sektor kelistrikan hingga berkontribusi 30 persen terhadap total pendapatan. Namun rasanya harapan ini tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Manajemen perseroan menyampaikan, sebagian besar pendapatan perseroan masih akan ditopang lini usaha pertambangan batubara. Saat ini, perseroan baru saja hengkang dari tiga proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) barubara yang diikuti dan menunggu tender untuk proyek PLTU selanjutnya dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).
PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk
SSMS sedang membangun pembankit listrik tenaga biogas berkapasitas 1,6 megawatt. Untuk merealisasikan rencana ini, perseroan menggelontorkan dana investasi sebesar US$3,5 juta dan diharapkan rampung pada semester I 2018.
Mandiri Inhealth
Anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) ini mencatat imbal hasil investasi 9 persen pada semester I 2017. Catatan ini meningkat dibandingkan periode sama tahun lalu dengan catatan hanya sebesar 8 persen.
Manajemen perseroan menyampaikan, perolehan imbal hasil investasi tersebut didorong tren positif investasi seiring dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang bergerak di level 5.800-5.900. Sebagian besar atau sekitar 80 persen investasi Mandiri Inhealth ditempatkan di instrumen fixed income seperti obligasi dan deposito.
PT Bank Dinar Tbk
Bank dengan kode saham DNAR mencatat penyaluran kredit naik 5,5 persen sampai Juni 2017 atau menjadi Rp1,32 triliun. Kredit perseroan ditopang segmen ritel. Manajemen perseroan yakin bisa menambah ekspansi kredit hingga Rp300 miliar hingga akhir tahun ini.
Selain perdagangan dan UMKM, portofolio kredit Bank Dinar mengalir ke sektor penunjang bisnis infrastruktur, seperti transportasi, supplier besi, baja dan bahan bangunan.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.311,52 | 0,64% | 3,07% | 0,02% | 6,27% | 19,97% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.757,52 | 0,53% | 3,42% | 0,02% | 7,36% | 18,23% | 42,99% |
STAR Stable Income Fund | 1.908,5 | 0,50% | 2,85% | 0,01% | 6,31% | 31,62% | 59,94% |
Syailendra Pendapatan Tetap Premium | 1.762,62 | 0,49% | 2,79% | 0,01% | 5,45% | 20,04% | 48,77% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.038,05 | 0,36% | 2,00% | 0,02% | 2,08% | - 2,75% | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.