BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Bank BUMN Lebih "Pede" Pasang Target Dana Tax Amnesty

21 Juli 2016
Tags:
Bank BUMN Lebih "Pede" Pasang Target Dana Tax Amnesty
Petugas menata uang rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Senin (27/6). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww/2016

Beberapa bank swasta yang terpilih jadi bank persepi memilih enggan menerka-nerka target

Bareksa.com - Penetapan bank persepsi sebagai gerbang masuk dana-dana tax amnesty, tentu saja menjadi berkah bagi bank yang terpilih. Potensi dana yang terbilang besar dari program pemerintah itu jadi salah satu faktor. Apalagi, jika dana-dana itu masuk sebagai sumber baru likuiditas maupun pendapatan non bunga.

Kementerian Keuangan sendiri telah memilih 18 bank, setelah The Hongkong & Shanghai Bank Corp (HSBC) mundur dari daftar bank terpilih. Diantara bank-bank itu, trio bank miliki pemerintah ada dalam daftar. Bahkan yang terbaru, Bank Tabungan Negara (BTN) sedang memproses salah satu fasilitas sebagai syarat menjadi bank persepsi.

Bank-bank pemerintah itu pun yang paling percaya diri (pede) untuk menadah berkah dana tax amnesty dengan menyebut target dana yang bisa mereka tampung. Sementara itu bank-bank persepsi swasta dan asing lainnya justru masih enggan menyebut target dananya.

Promo Terbaru di Bareksa

Misalnya saja Bank Mandiri. Bank beraset Rp 906 triliun per Maret 2016 ini, optimistis bisa menampung dana tax amnesty hingga Rp 400 triliun. Jika berhasil menampung dana itu, Bank Mandiri akan mengalokasikannya untuk penyaluran kredit dan sebagian besar lainnya diarahkan ke pasar modal.

Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga pede bisa menampung banyak dana tax amnesty. Hitung-hitungan bank dengan kode saham BBRI itu dapat meraih dana Rp 75 triliun. Sekretaris Perusahaan BRI Hari Siaga mengatakan, pihaknya menyiapkan banyak instrumen untuk menampung dana tax amnesty. "Salah satunya deposito, tentunya dalam batas rate yang ditetapkan regulator," kata Hari kepada Bareksa.com, Rabu, 20 Juli 2016.

Dan saat ini, Hari bilang, BRI mendukung dan terus menyosialisasikan program tax amnesty kepada para nasabahnya.

Tak ingin kalah dengan dua saudaranya, Bank Negara Indonesia (BNI) pun sudah punya hitungan. Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan, potensi dana repatriasi maupun dana tebusan yang dapat ditampung oleh produk-produk yang disiapkan BNI dan perusahaan anak tersebut diharapkan dapat mencapai Rp 70 triliun.

"BNI sebagai grup lembaga keuangan telah memiliki jaringan dan perusahaan anak yang lengkap untuk menyediakan instrumen investasi yang dibutuhkan dalam pengelolaan dana repatriasi Tax Amnesty. Pengalihan dana repatriasi dapat dilakukan melalui cabang Bank Persepsi yang berada di luar negeri," ucap Baiquni.

Adapun beberapa pintu masuk dana-dana tersebut ke BNI antara lain melalui produk simpanan dan layanan Trustee, BNI Tresuri dan Wealth Management, ada juga produk-produk BNI Securities yang berperan melayani nasabah sebagai Investment Banking, Fixed Income Brokerage, hingga Equity Brokerage dan melalui produk-produk yang disiapkan oleh BNI Asset Management, yaitu Kontrak Pengelolaan Dana (KPD), Reksadana Penyertaan Terbatas (RDPT), dan Dana Investasi Real Estate (DIRE).

Yang terbaru, BTN kekeuh ingin ikutan jadi bank persepsi. Bahkan, bank spesialis kredit pemilikan rumah (KPR) itu berharap bisa menampung dana tax amnesty Rp 50 triliun. Namun BTN punya pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, yakni memenuhi salah satu syarat bank persepsi. BTN pun memilih untuk memperoleh izin rekening dana nasabah (RDN).

Direktur Utama BTN Maryono yakin, izin memenuhi RDN bisa keluar Agustus mendatang. "Awal Agustus akan dapat izin. Jadi, setelah itu sudah bisa ikut bank persepsi," katanya.

Bank Swasta Tolak Pasang Target

Berbeda dengan bank-bank milik pemerintah, beberapa bank swasta yang terpilih jadi bank persepi memilih enggan menerka-nerka target. Misalnya Bank Central Asia (BCA). Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja beralasan, sampai saat ini belum ada yang menjabarkan angka pasti potensi dana tax amnesty.

"Dan kami pun belum punya pengalaman untuk itu. Jadi, belum bisa menerka-nerka untuk target dana yang bisa kami himpun," ujar dia. Namun, kata dia, yang penting saat ini adalah BCA siapkan segala sesuatunya mulai dari rekening dengan kode khusus repatriasi, RDN khusus, dan instrumen investasi.

Bank Permata pun sama. Direktur Utama Bank Permata Roy A. Arfandy belum mau menyebutkan target. "Dana repatriasi belum masuk di awal Juli. Saya perkirakan mulai akhir Juli, dana repatriasi mulai masuk," tambahnya.

Bank Permata, lanjut Roy, juga sudah menyiapkan produk-produk untuk menampung dana repatriasi yang mencakup produk simpanan maupun investasi seperti reksadana, dan produk-produk perbankan lainnya sesuai dengan permintaan nasabah. "Karena akan 'dikunci' selama 3 tahun, saya perkirakan dana nasabah akan dimasukkan ke produk bank yang menawarkan return yang menarik," kata dia.

Senada, Bank Danamon juga tak menyebut target. Direktur Keuangan Bank Danamon Vera Eve Lim mengatakan, pihaknya masih mempelajari Peraturan Menteri Keuangan (PMK) tentang tata cara pengampunan pajak yang baru saja diterbitkan. Tapi, Danamon sudah mempersiapkan produk, sosialisasi, dan mengembangkan sistem dan proses internal untuk mendukung pelaksanaan PMK itu.

Direktur Bank Pan Indonesia (Bank Panin) Herwidayatmo menuturkan, belum bisa bicara target dana tax amnesty yang bisa ditampung. "Kami sedang siapkan segala sesuatunya dengan bekerjasama dengan perusahaan sekuritas serta manajer investasi di lingkungan Grup Panin," kata dia.

Sedikit berbeda dengan bank swasta lain, Bank Bukopin yang sebagian sahamnya masih dimiliki pemerintah telah menetapkan target. Tak muluk-muluk, bank dengan kode saham BBKP berharap bisa menampung dana tax amnesty sekitar Rp 20 triliun.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.314,36

Up0,43%
Up3,55%
Up0,02%
Up5,95%
Up19,11%
-

Capital Fixed Income Fund

1.764,51

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,20%
Up17,66%
Up42,85%

STAR Stable Income Fund

1.915,81

Up0,53%
Up2,89%
Up0,02%
Up6,23%
Up30,99%
Up60,26%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.757

Down- 0,10%
Up3,14%
Up0,01%
Up4,70%
Up19,30%
Up47,85%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,38

Up0,08%
Up2,01%
Up0,02%
Up2,91%
Down- 1,48%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua