BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Regulator Siapkan Sistem Trading Obligasi Online, Bagaimana Potensinya?

26 Mei 2016
Tags:
Regulator Siapkan Sistem Trading Obligasi Online, Bagaimana Potensinya?
Direktur Utama BEI terpilih Tito Sulistio (ketiga kanan) bersama jajaran direksi BEI terpilih berfoto bersama usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar di Jakarta, Kamis (25/6). ANTARA FOTO/Reno Esnir

Saat ini transaksi harian SUN yang tercatat di bursa hanya sekitar Rp10-15 triliun.

Bareksa.com - Regulator pasar modal akan menyediakan wadah (platform) perdagangan obligasi secara elektronik, untuk memudahkan investor sekaligus membuat harga menjadi lebih transparan. Platform tersebut dipercaya bisa mendorong pasar sekunder obligasi nasional yang berpotensi besar, tetapi belum terlalu ramai saat ini.

Direktur Bursa Efek Indonesia (BEI) Samsul Hidayat menjelaskan pihaknya mengusulkan inisiatif ini agar perdagangan obligasi bisa lebih transparan seperti layaknya di pasar saham. Selama ini, obligasi pemerintah ataupun korporasi diperjualbelikan di luar bursa (over the counter, OTC) dan informasi harganya tidak dapat dengan mudah didapat oleh publik.

"Perdagangan obligasi ini mekanismenya tidak seperti saham, tetapi OTC dan nanti akan dielektronikkan. Jadi, perdagangan obligasi akan tetap OTC hanya berada dalam satu platform, mirip transaksi negosiasi di pasar saham. Publik nanti bisa melihat harga dan penawarannya secara transparan," ujarnya kepada Bareksa.

Promo Terbaru di Bareksa

Kehadiran platform ini tentunya akan mengubah mekanisme perdagangan obligasi yang berlangsung selama ini. Saat ini, bila ingin membeli Surat Utang Negara (SUN) investor harus datang ke bank. Pihak bank bisa memberikan harga sesuka mereka karena tidak ada sistem atau acuan yang transparan. Investor yang ingin menjual SUN juga perlu kembali datang ke bank dan harus melepas sesuai dengan harga yang ditetapkan bank.

Samsul menargetkan pengembangan platform obligasi yang diutamakan untuk Surat Berharga Negara (SBN) itu akan bisa rampung sebelum tahun 2017. Pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan platform ini selain bursa adalah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Direktorat Jendral Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR).

"Ini harus disiapkan dari awal karena dalam sosialisasi harus bisa dipastikan SUN ini bisa diperdagangkan melalui platform ini. Sementara itu, sosialisasi SUN sudah dimulai sejak Januari 2017," dia menambahkan.

Nilai penerbitan obligasi pemerintah diperkirakan akan terus bertambah. Selama enam tahun terakhir, pembiayaan dari penerbitan SBN netto selalu bertambah--kecuali dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2015. Bila penerbitan SBN tahun depan bisa tumbuh 10 persen saja dibandingkan tahun ini, berarti ada potensi SBN baru sebesar Rp359,9 triliun.

Grafik: Penerbitan SBN 2011-2017* (Rp Triliun)

Illustration

*Asumsi pertumbuhan 10%
Sumber: DJPPR

Dengan sistem ini, Bursa memperkirakan akan terjadi transaksi obligasi dengan nilai dan frekuensi yang jauh lebih besar dibandingkan saat ini. Samsul memberikan ilustrasi, saat ini transaksi obligasi negara pasar sekunder di Bursa mencapai Rp10-15 triliun sehari.

Nilai transaksi obligasi harian tersebut sebenarnya terbilang sangat kecil dibandingkan dengan outstanding SBN yang dapat diperdagangankan (tradable), menurut catatan pemerintah. Dengan nilai SBN pemerintah yang tradable sebesar Rp2.000 triliun per Desember 2015, transaksi harian obligasi di pasar sekunder berarti tidak sampai 1 persen.

Berdasarkan rekap transaksi obligasi OTC yang dipublikasi di situs BEI pada tanggal 26 Mei 2016, transaksi yang berlangsung di pasar obligasi memang terlihat masih sangat sedikit. (Baca juga: OJK Luncurkan Sistem Trading Obligasi Elektronik, Kenapa?)

Per 26 Mei 2016, di Bursa terdapat 99 produk obligasi pemerintah dan 412 obligasi korporasi. Sayangnya, dari total 511 produk obligasi yang tercatat, hanya 71 produk atau 14 persen produk yang aktif diperdagangkan setiap harinya.

Grafik: Obligasi yang Aktif dan Tidak Aktif Diperdagangkan

Illustration

Sumber: Bursa Efek Indonesia

Dari produk yang aktif diperdagangkan tersebut, 46 produk merupakan Surat Berharga Negara (SBN) atau surat utang yang diterbitkan pemerintah. Adapun obligasi korporasi yang aktif diperdagangkan tak lebih dari 25 produk. (kd)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,79

Up0,68%
Up3,10%
Up0,02%
Up6,29%
Up20,00%
-

Capital Fixed Income Fund

1.757,84

Up0,53%
Up3,44%
Up0,02%
Up7,40%
Up18,25%
Up43,13%

STAR Stable Income Fund

1.908,88

Up0,50%
Up2,87%
Up0,01%
Up6,27%
Up31,65%
Up59,98%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.762,89

Up0,50%
Up2,81%
Up0,01%
Up5,44%
Up20,06%
Up48,78%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,34

Up0,52%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,02%
Down- 2,73%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua