BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

MARKET FLASH: Podomoro Stop Proyek Reklamasi, Bursa Panggil TRIO

22 April 2016
Tags:
MARKET FLASH: Podomoro Stop Proyek Reklamasi, Bursa Panggil TRIO
Foto udara kawasan pantai teluk Jakarta yang direklamasi Senin (18/4). Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyatakan ada indikasi awal proyek reklamasi Teluk Jakarta merusak lingkungan. ANTARAFOTO/Anis Efizudin/pras/16

BI Rate tetap 6,75 persen; EXCL cetak laba Rp169 miliar.

Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.

PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN)

APLN akhirnya menghentikan pekerjaan reklamasi Pulau G atau biasa disebut Pluit City. Proyek yang digarap anak usaha mereka, PT Muara Wisesa Samudera, ini mematuhi keputusan pemerintah.

Promo Terbaru di Bareksa

Saat ini PT Muara Wisesa Samudera telah menyelesaikan pengerjaan 18 persen reklamasi daratan. Sedangkan pengerukan bawah laut telah selesai 40 persen atau sekitar 65 ha dari total luas 161 ha. Penghentian proyek ini sudah mendapat analisis dari ahli reklamasi. Muara Wisesa menyatakan juga mengambil keputusan ini atas alasan keselamatan dan keamanan.

PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO)

Bursa Efek Indonesia segera memanggil manajemen TRIO setelah empat direktur perseroan mengajukan permohonan pengunduran diri. Empat direktur itu yakni Danang Cahyono, Desmond Previn, Ellianah Wati Setiady, dan Juliana Julianti Samudro. Saham TRIO sudah dihentikan sementara sejak 6 Januari 2016 hingga kini akibat perkara Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) atas permintaan kreditur PT Gapura Artha Semesta.

PKPU saat ini dalam tahap perpanjangan hingga 16 Juni 2016. Perusahaan yang dikendalikan Sugiono Wiyono Sugialam lewat Polaris Ltd. itu tidak sanggup membayar bunga yang jatuh tempo pada Desember 2015 atas obligasi S$100 juta.

BI Rate

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 6,75 persen sesuai ekspektasi mayoritas ekonom. Bank Sentral diperkirakan terus mempertahankan bunga acuan hingga Agustus 2016 ketika BI 7-Day Reverse Repo Rate efektif berlaku. BI Rate sekarang telah mendekati 12 bulan market rate.

Penetapan ini dianggap sesuai dengan kondisi ekonomi domestik yang mulai stabil dan inflasi yang terkendali. Apresiasi nilai tukar rupiah juga berlanjut seiring aliran masuk modal asing sehingga semakin menguatkan persepsi investor terhadap perekonomian dalam negeri.

PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk (BTEK)

BTEK mengincar tambahan pendapatan sekitar US$40 juta atau Rp520 miliar per tahun setelah proses pengambilalihan saham PT Golden Harvest Cocoa Indonesia kelar. Perusahaan baru akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa terkait rencana aksi korporasi itu pada Rabu, 27 April 2016.

Setelah mendapatkan persetujuan pemegang saham, manajemen BTEK akan meminta persetujuan Otoritas Jasa Keuangan dan melaporkannya kepada Bursa Efek Indonesia. Potensi pendapatan dari calon entitas anak tersebut mencapai US$3 juta per bulan dan bila mendapat izin per Agustus 2016, potensi pendapatan tahun ini sebesar US$12 juta.

PT XL Axiata Tbk (EXCL)

Di kuartal I 2016, EXCL meraup laba bersih sekitar Rp169,26 miliar. Pencapaian tahun ini jauh lebih baik ketimbang periode yang sama tahun lalu, ketika menderita kerugian Rp758 miliar. Selama tiga bulan pertama tahun ini, pendapatan EXCL tumbuh tipis 2,37 persen menjadi Rp5,62 triliun.

Di kuartal pertama tahun ini perseroan meraih keuntungan selisih kurs dari pembiayaan bersih Rp471,86 miliar. Setahun yang lalu, emiten ini mencatatkan rugi kurs mencapai Rp1 triliun. Laba usaha juga meningkat 112 persen year-on-year menjadi Rp375,25 miliar. EXCL membukukan pertumbuhan EBITDA sebesar 17 persen (YoY) menjadi Rp2,2 triliun.

PT Tunas Ridean Tbk (TURI)

TURI mencatatkan pendapatan bersih Rp2,8 triliun pada kuartal I 2016. Pendapatan itu tumbuh 12,9 persen dibandingkan dengan kuartal I 2015 yakni Rp2,48 triliun. Penopang pertumbuhan kinerja kuartal I 2016 adalah penjualan mobil Daihatsu.

Dalam catatan Tunas Ridean, Tunas Daihatsu menjual 4.636 unit mobil, atau naik 17 persen. Penjualan mobil Daihatsu itu mampu mengantarkan Tunas Ridean mencetak total pertumbuhan penjualan mobil baru sebanyak 11.663 unit mobil, atau naik 2,79 persen. (kd)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,52

Up0,64%
Up3,07%
Up0,02%
Up6,27%
Up19,97%
-

Capital Fixed Income Fund

1.757,52

Up0,53%
Up3,42%
Up0,02%
Up7,36%
Up18,23%
Up42,99%

STAR Stable Income Fund

1.908,5

Up0,50%
Up2,85%
Up0,01%
Up6,31%
Up31,62%
Up59,94%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.762,62

Up0,49%
Up2,79%
Up0,01%
Up5,45%
Up20,04%
Up48,77%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,05

Up0,36%
Up2,00%
Up0,02%
Up2,08%
Down- 2,75%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua