BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

MARKET FLASH: APLN Terlibat Kasus Suap Reklamasi; TBIG Terbitkan Notes $500 Juta

04 April 2016
Tags:
MARKET FLASH: APLN Terlibat Kasus Suap Reklamasi; TBIG Terbitkan Notes $500 Juta
Foto udara aktivitas reklamasi pantai utara di Jakarta - (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

GWSA raih peningkatan laba dari revaluasi aset; Medco gandeng Ratchaburi tender PLTG

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional dan keterbukaan informasi publik:

PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN)

Presiden Direktur APLN Ariesman Widjaja menyerahkan diri kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) setelah ditetapkan sebagai tersangka pemberi suap kepada Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, M. Sanusi. Suap itu berkaitan dengan pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi DKI Jakarta 2015 - 2035 dan Raperda tentang rencana tata ruang Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta.

Promo Terbaru di Bareksa

Penangkapan dilakukan setelah Sanusi menerima uang dari karyawan APLN. Sanusi diduga menerima uang sebesar Rp1 miliar dan Rp140 juta yang merupakan bagian dari commitment fee suap dua Raperda. Angka tersebut merupakan setoran kedua, sedangkan setoran pertama sudah diserahkan senilai Rp1 miliar.

Suap Reklamasi Pantai Utara Jakarta

Kasus suap tidak hanya menyeret APLN, tetapi juga Agung Sedayu Grup. KPK mengumumkan pencegahan terhadap pendiri, sekaligus Chairman Agung Sedayu Group Sugianto Kusuma atau dikenal Aguan Sugianto. Para pengembang yang sudah mendapatkan izin reklamasi pantai ingin menawar pembayaran pajak daerah menjadi 5 persen dari nilai jual objek pajak (NJOP) tiap kawasan reklamasi. Padahal Pemprov DKI Jakarta meminta tarif pajak daerah 15 persen.

Agung Sedayu mendapatkan reklamasi melalui Kapuk Naga Indah, sementara APLN mendapat izin untuk anak usahanya, yaitu PT Muara Wisesa Samudera. Adapun perusahaan lain yang telah mendapatkan izin prinsip proyek reklamasi adalah PT Intiland Development Tbk (DILD), PT Jaladri Kartika Eka Pasti, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA), PT Manggala Krida Yudha, PT Pelindo II, dan PT KEK Marunda.

PT Greenwood Sejahtera Tbk (GWSA)

GWSA mencetak laba Rp1,26 triliun pada 2015, naik 124 persen dibanding perolehan tahun sebelumnya. Kenaikan valuasi aset properti investasi menjadi faktor utama peningkatan laba emiten spesialis bangunan tinggi (high rise) tersebut.

Perseroan meraup selisih kenaikan (gain) untuk empat aset properti investasi senilai Rp1,07 triliun. Kenaikan nilai wajar properti ini melesat 321,81 persen dibandingkan dengan posisi tahun sebelumnya. Meski laba meningkat, kinerja operasional GWSA tertekan dengan pendapatan usaha turun 52,42 persen menjadi Rp83,73 miliar.

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG)

TBIG akan menerbitkan surat utang (notes) melalui anak usahanya yang dimiliki 100 persen, yakni TBG Global Pte.Ltd senilai US$500 juta dan akan dijamin dengan corporate guarantee. Rencana aksi korporasi ini membutuhkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang akan diselenggarakan pada 11 Mei 2016.

Dana hasil penerbitan notes akan digunakan untuk keperluan investasi dalam bentuk pemberian pinjaman dan penyertaan modal pada Tower Bersama Singapore Pte. Ltd. (TBS), yang akan kembali memberi fasilitas pinjaman kepada TBIG. Dana yang diterima dari TBS akan digunakan untuk membayar pokok pinjaman TBIG yang akan jatuh tempo dan percepatan pembayaran utang. Penerbitan ini akan menghemat biaya dengan kupon rendah karena bunga maksimal 8 persen per tahun.

PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC)

MEDC melalui anak usahanya, PT Medco Power Indonesia, menggandeng perusahaan asal Thailand, Ratchaburi Electricity Generating Holding untuk mengikuti tender pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) berkapasitas 250 megawatt di Riau. Nilai proyek PLTG itu diperkirakan sekitar US$350 juta.

Medco Power memperkirakan proposal tender akan diserahkan pada Juni 2016. Pendanaan nantinya merupakan kombinasi antara modal sendiri dan project financing dari perbankan internasional. Medco Power berencana menguasai hingga 51 persen saham di proyek tersebut dan sisanya adalah mitranya.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,31

Down- 0,02%
Up3,54%
Up0,02%
Up5,67%
Up18,13%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,74

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,34%
Up17,26%
Up43,41%

STAR Stable Income Fund

1.917,73

Up0,52%
Up2,95%
Up0,02%
Up6,35%
Up30,73%
Up60,39%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.750,18

Down- 0,68%
Up3,54%
Up0,01%
Up4,21%
Up18,57%
Up46,98%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.034,18

Down- 0,40%
Up1,62%
Up0,01%
Up2,52%
Down- 2,29%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua