BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

MARKET FLASH: WIKA Raih Kontrak Baru Rp1,25T; SRIL Target Pendapatan US$674 Juta

02 Maret 2016
Tags:
MARKET FLASH: WIKA Raih Kontrak Baru Rp1,25T; SRIL Target Pendapatan US$674 Juta
Pembangunan konstruksi gedung bertingkat di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat, Senin (27/4). Chief Economist BRI Anggito Abimanyu mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I-2015 diperkirakan akan melambat hanya di level 4,9 persen sampai 5 persen atau terendah dalam lima tahun terakhir. ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo/Asf/Spt/15.

Pembentukan holding BUMN tambang dan konstruksi dipercepat; SMRA luncurkan 185 unit produk baru

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:

PT Summarecon Agung Tbk (SMRA)

Demi menggenjot target pra penjualan (marketing sales) yang mencapai Rp 4,5 triliun, SMRA akan meluncurkan 185 unit produk baru pada tiga proyek superblok. Direktur Utama SMRA Adrianto Adhi menjelaskan, unit yang bakal dirilis adalah proyek hunian berupa 104 unit rumah tapak dan proyek komersial, yakni 81 unit ruko.

Promo Terbaru di Bareksa

Rumah tapak akan diluncurkan di Summarecon Bandung, sedangkan ruko berada di Summarecon Serpong dan Summarecon Bekasi. Peluncuran rumah tapak di Bandung bakal dilaksanakan pada April 2016, yang merupakan kelanjutan dari proyek kluster B'tari, yang sudah dirilis pada November 2015. Kluster tersebut sudah laku terjual dan menampung 139 rumah, dengan kisaran harga Rp 1,3 - 4,75 miliar.

Holding BUMN

Menteri BUMN Rini Soemarno mengisyaratkan adanya percepatan holding BUMN di sektor konstruksi dan pertambangan dari enam sektor yang sedang diprioritaskan. Enam sektor itu adalah energi, jalan tol, tambang, bank, jasa konstruksi serta rekayasa dan perumahan.

Pemerintah telah membentuk komite yang bertugas membahas rencana pemebentukan holding itu. BUMN yang sudah terbuka akan menjadi anggota dengan induk perusahaan yang statusnya masih 100 persen milik pemerintah. Dalam BUMN tambang, PT Indonesia Asahan Alumunium (persero) menjadi pemimpin holding. PT Bukit Asam Tbk, PT Antam Tbk dan PT Timah Tbk akan menjadi anggota holding.

PT Intiland Development Tbk (DILD)

DILD akan meluncurkan tiga proyek baru setelah Maret 2016 untuk menggenjot target marketing sales Rp2,5 triliun tahun ini. Proyek itu terdiri atas dua proyek di Jakarta dan satu di Surabaya.

Dalam dua bulan terakhir, Intiland sudah meluncurkan proyek The Rosebay di Surabaya. Proyek itu dibangun di atas lahan seluas satu hektare. Intiland menjual 177 unit tahap awal dari total 229 unit akan dibangun.

PT Intraco Penta Tbk (INTA)

INTA mencari pinjaman perbankan senilai US$270 juta untuk mendanai proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 2x100 megawatt di lahan milik PT Pelabuhan Indonesia II (Persero). Proyek PLTU di Bengkulu itu itu butuh pendanaan total US$360 juta dengan 75 persen bersumber dari bank dan sisanya modal sendiri.

Sinarmas Group

Sinarmas Land Ltd menjajaki peluang akuisisi gedung komersial di Asia dan Eropa. Induk usaha PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI) dan PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) itu mengincar pendapatan sewa yang stabil dari ekspansi luar negeri. Kontribusi pendapatan luar negeri perseroan sebesar 10 persen.

Managing Director Sinarmas Land Ishak Chandra mengatakan perseroan di Asia akan menjajaki Singapura dan Malaysia. Sementara di Eropa, selain Inggris, Sinarmas juga akan melihat negara sekitarnya. Bentuk ekspansi itu membeli bangunan yang telah memiliki penyewa sehingga tidak perlu membangun gedung baru.

Grup Reliance

PT Reliance Capital Management berencana menawarkan saham perdana (IPO) pada 2017. Induk usaha dari PT Reliance Securities Tbk (RELI) itu juga akan mengantarkan anak usahanya PT Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE) untuk melantai di Bursa Efek Indonesia pada tahun yang sama. Kelompok usaha ini berencana meningkatkan kepemilikan saham BKE dari 20 persen menjadi 40 persen pada tahun ini.

PT Wijaya Karya Tbk (WIKA)

WIKA meraih kontrak baru Rp 1,25 triliun dalam dua bulan pertama tahun ini. Jumlah tersebut setara 2,4 persen dari target kontrak baru tahun ini senilai Rp 52,2 triliun. Perolehan kontrak anyar WIKA hingga Februari 2016 masih melambat 63 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 3,44 triliun.

Suradi Wongso, Sekretaris Perusahaan WIKA, mengatakan, seluruh kontrak baru masih berasal dari proyek dalam negeri. Hingga pekan pertama Maret 2016, emiten konstruksi pelat merah ini belum berhasil mengantongi proyek dari luar negeri.

PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL)

SRIL menargetkan pendapatan 2016 mencapai US$ 674,1 juta. Angka ini naik 7 persen dibanding pendapatan 2015 sebesar US$ 630 juta. Minimnya kenaikan pendapatan tahun ini lantaran pabrik baru yang tengah dibangun perusahaan baru rampung pada akhir 2016. Sekretaris Perusahaan SRIL Welly Salam mengatakan, pabrik tersebut akan mulai beroperasi tahun depan sehingga kontribusinya baru akan terasa pada 2017.

Beroperasinya pabrik yang menghabiskan dana US$ 245 juta tersebut bakal menjadi salah satu mesin uang SRIL. Pendapatan tahun depan diperkirakan bertumbuh double digit sekitar 10-15 persen. Pabrik yang dibangun sejak 2014 itu bakal meningkatkan kapasitas produksi benang SRIL dari 566.000 bandela per tahun menjadi 650.000 bandela per tahun.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.314,36

Up0,41%
Up3,60%
Up0,02%
Up5,91%
Up19,01%
-

Capital Fixed Income Fund

1.764,83

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,22%
Up17,48%
Up42,87%

STAR Stable Income Fund

1.915,81

Up0,53%
Up2,89%
Up0,02%
Up6,25%
Up30,81%
Up60,29%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.757

Down- 0,19%
Up3,05%
Up0,01%
Up4,62%
Up19,15%
Up47,74%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,38

Up0,12%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,94%
Down- 1,75%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua