BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

MARKET FLASH: Perluasan Smelter ANTAM Beroperasi Maret; Laba ADHI Naik 40,9%

29 Februari 2016
Tags:
MARKET FLASH: Perluasan Smelter ANTAM Beroperasi Maret; Laba ADHI Naik 40,9%
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) didampingi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (ketiga kiri), Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (tengah), Jaksa Agung HM Prasetyo (ketiga kanan), Menteri BUMN Rini Soemarno (kedua kanan) dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kanan) mendengarkan penjelasan Dirut ADHI Kiswodarmawan tentang LRT.

BI Menyatakan masih ada ruang penurunan suku bunga

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)

Perusahaan pertambangan milik pemerintah ini memastikan proyek perluasan pabrik feronikel di Pomalaa, Sulawesi Tenggara, rampung pada Maret 2016 ini. Proyek senilai US$573 juta itu bakal memompa produksi feronikel menjadi 27.000 - 30.000 ton per tahun dari saat ini hanya 18.000 - 20.000 ton.

Promo Terbaru di Bareksa

Tri Hartono, Sekertaris Perusahaan Antam mengungkap bahwa pengoperasian perluasan pabrik di Pomalaa ini menunggu rampungnya proyek pembangkit tenaga listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 2x30 megawatt (MW).

Pajak Pertambahan Nilai

Pemerintah menyiapkan strategi baru untuk mendongkrak penerimaan pajak yakni dengan perubahan mekanisme pungutan pajak pertambahan nilai (PPN) dari saat ini value added tax (VAT) menjadi goods and service tax (GST). Rencana ini dimasukan dalam revisi Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPN dan PPnBM). Meski belum masuk dalam program legislasi nasional, namun revisi ini bisa saja diajukan 2016.

Dengan skema yang baru ini, semua barang konsumsi dan jasa akan dikenakan PPN, tidak hanya barang konsumsi yang telah mengalami nilai tambah dari sumber asalnya. "Semua produk dikenakan PPN, termasuk sumber asalnya, seperti barang pertambangan," kata Irawan, Direktur Pengaturan Perpajakan I Ditjen Pajak, akhir pekan lalu.

PT Adhi Karya (Persero) Tbk

Perusahaan konstruksi pelat merah ini berhasil meraih laba bersih sebesar Rp463,6 miliar pada 2015 atau tumbuh 40,9 persen dibanding tahun sebelumnya Rp329 miliar. Pendapatan perseroan juga meningkat menjadi Rp9,3 triliun atau naik 8,1 persen dari tahun sebelumnya Rp8,6 triliun.

Pendapatan dari jasa konstruksi berkontribusi paling besar sekitar Rp7,9 triliun, diikuti proyek EPC sebesar Rp635,5 miliar. Sementara pendapatan dari sektor properti dan investasi infrastruktur masing-masing sebesar Rp610 miliar dan Rp149 miliar. Adapun pendapatan yang melebihi 10 persen dari total pendapatan perseroan berasal dari kementerian PUPR yakni sebesar Rp1,9 triliun.

Bank Indonesia

Bank Indonesia menyatakan masih ada ruang penurunan suku bunga acuan jika mempertimbangkan tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi sejauh ini. Deputi Gubernur Bank Indonesia Hendar mengatakan bank sentral akan menyesuaikan dengan volatilitas keuangan. Menurut dia, saat ini kondisi pasar lebih stabil karena pasar merasa kebijakan Federal Reserve tidak seagresif seperti 2015.

Hendar menyebutkan Bank Indonesia akan berhati-hati menurunkan BI Rate, agar upaya mendorong pertumbuhan ekonomi itu tidak memicu ketidakstabilan makro.

Refisi Fraksi Harga

Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah merevisi ketentuan fraksi harga saham menjadi lima fraksi dari sebelumnya tiga fraksi. Bursa baru saja melakukan rapat terbatas dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), di mana salah satu agenda yang dibahas adalah mengenai fraksi harga saham. Bursa juga menyatakan bahwa perubahan fraksi saham akan menjadi prioritas BEI bersama dengan OJK pada pada smester I tahun 2016 ini.

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA)

AISA berencana menerbitkan obligasi senilai Rp1 - 1,3 triliun paling lambat Juni 2016. Dana hasil emisi surat utang tersebut akan digunakan untuk melunasi kembali (refinancing) utang pada diisi beras dan produk makanan lainnya. Penerbitan obligasi dipilih lantaran potensi penurunan suku bunga bank, setelah BI Rate dipangkas menjadi 7 persen.

Obligasi ini nantinya direncanakan kombinasi antara seri konvensional dengan sukuk. Tenor obligasi diharapkan mencapai lima tahun. Sementara kupon yang diincar masih dalam tahap finalisasi, tergantung dari pergerakan suku bunga ke depan.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,79

Up0,68%
Up3,10%
Up0,02%
Up6,29%
Up20,00%
-

Capital Fixed Income Fund

1.757,84

Up0,53%
Up3,44%
Up0,02%
Up7,40%
Up18,25%
Up43,13%

STAR Stable Income Fund

1.908,88

Up0,50%
Up2,87%
Up0,01%
Up6,27%
Up31,65%
Up59,98%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.762,89

Up0,50%
Up2,81%
Up0,01%
Up5,44%
Up20,06%
Up48,78%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,34

Up0,52%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,02%
Down- 2,73%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua