BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

MARKET FLASH: Laba BMRI Naik 2,3%; LPPF Cetak Laba Rp1,78 Triliun

24 Februari 2016
Tags:
MARKET FLASH: Laba BMRI Naik 2,3%; LPPF Cetak Laba Rp1,78 Triliun
Teller melayani transaksi nasabah di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (31/12). Libur Natal dan Tahun Baru 2016, Bank Mandiri menyiapkan Rp 17,5 triliun yang dialokasikan sebesar 63 persen untuk memenuhi kebutuhan ATM dan 37 persen untuk kebutuhan di kantor cabang. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/pd/15

HITS siapkan dana US$100 juta untuk bisnis baru; Pemerintah batasi bunga deposito simpanan

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:

Bunga Deposito Pemerintah Pusat

Pemerintah berencana membatasi bunga deposito untuk simpanan pemerintah pusat dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bank hanya 5 persen, lebih rendah dari bunga deposito bank saat ini sekitar 7 persen. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan, batasan suku bunga simpanan itu akan disesuaikan dengan laju inflasi tahun ini, yang diperkirakan maksimal 4 persen.

Promo Terbaru di Bareksa

Pemerintah tak akan menerbitkan satu aturan khusus tapi cukup dengan komunikasi antara Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN atau antara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan perbankan nasional. Bila bunga deposito ditekan turun, biaya dana (cost of fund) bank bisa ditekan. Dengan begitu, imbasnya bunga kredit juga bakal berpeluang turun.

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)

BMRI mencatat laba bersih Rp20,3 triliun sepanjang 2015, naik 2,3 persen dibanding sebelumnya Rp19,9 triliun. Minimnya pertumbuhan laba karena bank milik negara ini meningkatkan pencadangan seiring membesarnya rasio kredit macet.

Pencadangan naik lebih dari dua kali lipat menjadi Rp12 triliun pada 2015 dibanding Rp5,5 triliun pada tahun sebelumnya. Rasio kredit macet (NPL) gross 2015 Bank Mandiri naik menjadi 2,6 persen dari 2,15 persen. Pendapatan bunga bersih BMRI naik 15,9 persen menjadi sekitar Rp 45,3 triliun.

PT Jasa Marga Tbk (JSMR)

JSMR belum memastikan penambahan modal pada perusahaan patungan yang memegang proyek kereta cepat Jakarta - Bandung, PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia. Penambahan modal perusahaan yang dimiliki empat BUMN itu mungkin akan dilakukan pada 2017 atau 2018 dan proses konstruksi proyek kereta cepat akan berlangsung sampai 2018.

JSMR memegang 12 persen saham di perusahaan patungan itu sehingga masih perlu menambah modal sekitar Rp1,2 triliun sampai dengan 2018. Perseroan masih menunggu kepastian proyek senilai Rp70 triliun itu.

PT Matahari Department Store Tbk (LPPF)

LPPF mencetak laba bersih Rp1,78 triliun sepanjang 2015, bertumbuh 25,5 persen dibanding kinerja tahun sebelumnya. Pendapatan bersih perusahaan ritel milik Grup Lippo itu mencapai Rp 9 triliun, naik 13,5 persen dibandingkan 2014.

Pendapatan itu berasal dari penjualan eceran Rp5,7 triliun, penjualan konsinyasi senilai Rp3,2 triliun dan pendapatan jasa Rp50,2 miliar.

Same store sales growth (SSSG) LPPF tercatat sebesar 6,8 persen. Beban pokok pendapatan LPPF sedikit naik dari Rp2,8 triliun menjadi Rp3,3 triliun. Namun, beban keuangan menyusut dari Rp255 miliar menjadi Rp123 miliar. Perseroan sudah melunsasi seluruh pinjaman berjangka pada Desember 2015 sehingga tidak tersisa saldo utang bank di akhir tahun lalu. Total kewajiban LPPF pun penyusut 25 persen menjadi Rp2,7 triliun dan total ekuitas naik menjadi Rp3,8 triliun.

PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS)

HITS akan masuk ke bisnis pengerukan pasir laut (dredging) dengan nilai investasi US$20 - 100 juta. Dana investasi itu akan membeli kapal pengeruh pasir. Perseroan tengah mengkaji kemungkinan joint operation dengan perusahaan asing termasuk dari Belanda atau Belgia.

Selain bisnis dredging, perusahaan perkapalan ini juga sedang menjajaki akuisisi perusahaan distribusi gas. Perseroan membidik kepemilikan mayoritas hingga 75 persen di salah satu perusahaan distribusi gas swasta terbesar itu. Aset perusahaan incaran itu sebesar US$528,8 juta atau 3 kali lipat lebih besar dari aset HITS saat ini US$132,2 juta.

PT Waskita Karya Tbk (WSKT)

WSKT melalui anak usahanya PT Waskita Toll Road mengakuisisi 15 persen saham PT Jasamarga Kualanamu dari PT Hutama Karya senilai Rp 31,2 miliar. Jasamarga Kualanamu merupakan pengembang jalan tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi.

Transaksi tersebut terlaksana pada 22 Februari 2016. Berdasarkan analisisi kewajaran, nilai wajar 15 persen saham itu sebesar RP32,7 miliar. WSKT melakukan transaksi ini untuk meningkatkan kinerja usaha dari investasi infrastruktur jalan tol yang berpotensi meningkatkan laba perusahaan.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.314,36

Up0,41%
Up3,60%
Up0,02%
Up5,91%
Up19,01%
-

Capital Fixed Income Fund

1.764,83

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,22%
Up17,48%
Up42,87%

STAR Stable Income Fund

1.915,81

Up0,53%
Up2,89%
Up0,02%
Up6,25%
Up30,81%
Up60,29%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.757

Down- 0,19%
Up3,05%
Up0,01%
Up4,62%
Up19,15%
Up47,74%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,38

Up0,12%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,94%
Down- 1,75%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua