Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin (Selasa, 9 Februari 2016) ditutup turun 30,321 poin (0,632 persen) menjadi 4768,625. Koreksi IHSG terutama akibat aksi ambil untung pada saham perbankan dan infrastruktur setelah harganya menguat signifikan pada perdagangan akhir pekan lalu.

Analis First Asia Capital David N. Sutyanto mengatakan penurunan IHSG kemarin juga dipicu oleh meningkatnya risiko pasar saham global dan kawasan. Hal itu seiring anjloknya harga minyak mentah dan kekhawatiran memburuknya perkembangan ekonomi global di tengah ancaman kenaikan tingkat bunga Fed Funds Rates di masa mendatang.

"Namun optimisme pasar atas prospek pertumbuhan ekonomi domestik tahun ini dan pergerakan rupiah atas dolar AS yang relatif stabil membuat koreksi yang terjadi sifatnya terbatas," katanya dalam riset yang disampaikan pada Bareksa.com.

Sementara itu, pasar saham Wall Street tadi malam bergerak fluktuatif mencoba keluar dari tekanan jual. Indeks DJIA dan S&P ditutup koreksi tipis 0,08 persen dan 0,07 persen di 16.014,38 dan 1.852,21.

Harga minyak mentah tadi malam di AS kembali anjlok 4,45 persen menjadi USD28,37 per barel menyusul data American Petroleum Institute (API) yang mencatat kenaikan cadangan minyak mentah negara tersebut pekan lalu hingga 2,4 juta barel mencapai 503,4 juta barel.

Tabel: Rekomendasi Saham 10 Februari 2015

Sumber: Riset First Asia Capital

David menjelaskan kondisi pasar saham global yang masih berisiko menyusul memburuknya outlook perekonomian global, sementara di sisi lain adanya optimisme atas prospek perekonomian domestik tahun ini, akan mempengaruhi pergerakan IHSG pada perdagangan hari ini (Rabu, 10 Februari 2016)

"IHSG diperkirakan bergerak bervariasi berpeluang rebound terbatas. IHSG diperkirakan bergerak di kisaran 4.750 hingga 4.810."

Disclaimer: Publikasi ini merupakan pandangan dari analis dan tidak dimaksudkan untuk menjadi dasar keputusan investasi apapun. Investor harus menetapkan sendiri keputusan investasi sesuai dengan strategi dan tujuan investasi.