BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

MARKET FLASH: WIKA Bidik Proyek di Arab Rp600M; MNC Akan Lepas 20% Sky Vision

02 Februari 2016
Tags:
MARKET FLASH: WIKA Bidik Proyek di Arab Rp600M; MNC Akan Lepas 20% Sky Vision
CEO MNC Group, Hary Tanoesoedibjo (tengah), berbincang dengan Commercial Director PT MNC Kabel Mediacom (Play Media), Ade Tjendra (kanan), usai Peluncuran TV Kabel MNC Play Media di Surabaya, Selasa (17/2). ANTARA FOTO/Eric Ireng

EXCL rights issue untuk bayar utang; KLBF siapkan Rp200 miliar kembangkan teknologi

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:

PT Wijaya Karya Tbk (WIKA)

WIKA membidik sejumlah proyek di Timur Tengah, khususnya Arab Saudi. Proses administrasi pendirian kantor cabang WIKA di sana pun sudah lengkap. Pada 2016, emiten konstruksi pelat merah ini mengincar kontrak baru Rp 500 - 600 miliar dari negeri kaya minyak itu.

Suradi Wongso, Sekretaris Perusahaan WIKA mengatakan sejatinya pendirian kantor cabang sudah hampir rampung. Namun, perseroan masih menghitung ulang pendanaan awal lantaran pemerintah Arab Saudi mengharuskan 10 persen tenaga kerja dari lokal. Tahun ini, WIKA membidik proyek pemondokan haji, pusat perbelanjaan dan hotel di Jeddah.

PT XL Axiata Tbk (EXCL)

EXCL mengambil jalur penerbitan saham baru untuk mempercepat pelunasan utang ke induknya sebesar US$500 juta atau setara Rp6,8 triliun. Emiten jasa telekomunikasi itu berencana menambah modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) maksimal 2,75 miliar saham dengan nilai nominal Rp100 per saham.

Bila melihat rerata harga saham EXCL sepanjang Januari 2015 sebesar Rp3.788 per saham dan dengan asumsi maksimal HMETD 2,75 miliar saham, maka XL berpotensi meraup sebanyak-banyaknya Rp10,42 triliun. Untuk mengeksekusi rencana itu, XL harus mengantongi persetujuan rapat umum pemegang saham tahunan dan luar biasa yang bakal digelar pada Kamis, 10 Maret 2016.

PT Kalbe Farma Tbk (KLBF)

Untuk mendongkrak kinerja secara jangka panjang, KLBF mengalokasikan dana Rp200 miliar per tahun untuk pengembangan teknologi baru. Vidjongtius, Sekretaris Perusahaan dan Direktur Keuangan KLBF mengatakan pengembangan teknologi baru memang menjadi salah satu strategi utama perseroan untuk melakukan penetrasi pasar ke depan.

Dana itu masuk dalam belanja modal KLBF yang tahun ini ditargetkan mencapai Rp1,5 triliun. Vidjongtius menyebut, dalam dunia farmasi yang dinamis banyak sekali teknologi baru yang harus dikembangkan. Dia mencontohkan penerapan teknologi dilakukan dalam proses produksi. Hal itu dikarenakan sifatnya ada yang konvensional berbasis kimia atau teknologi modern berbasis bioteknologi.

PT Hanson International Tbk (MYRX)

MYRX menargetkan penjualan rumah sebanyak 10.000 unit pada tahun ini, bertumbuh 22 persen dibandingkan dengan realisasi penjualan sepanjang 2015 sejumlah 8.200 unit. Presiden Direktur MYRX Benny Tjokrosaputro mengatakan penjualan hunian tahun ini akan disumbang dari proyek-proyek perseroan di Maja (Lebak, Banten) dan Serpong. Perseroan juga akan memulai proyek di Bekasi tahun ini.

Dia menjelaskan proyek di Bekasi merupakan proyek terbaru yang akan digarap perseroan. Sejak debut di bisnis properti, Hanson memang mengandalkan proyek di Maja dan Serpong, salah satunya melalui kerja sama operasi dengan PT Ciputra Residence di proyek Citra Maja Raya. Tahun lalu, penjualan rumah di Maja mencapai 7.300 unit, sedangkan rumah toko yang terjual mencapai 400 unit. Selain itu, di proyek Serpong Kencana, Hanson membukukan penjualan sebanyak 400 unit rumah dan 100 unit ruko.

Grup MNC

Grup MNC berencana melepas hingga 20 persen kepemilikan di anak usaha baru Sky Vision Network (SVN) kepada investor asing pada semester pertama ini. Hary Tanoesoedibjo, pemilik Grup MNC, mengatakan akan menjual 10 - 20 persen kepemilikan di SVN sebagai strategi untuk membangun holding yang lebih fokus pada bisnis televisi. Nantinya kepemilikannya di SVN hanya akan menjadi minoritas.

Calon investor termasuk dari Eropa dan Asia. Dia mengatakan Grup MNC juga akan membuka kesempatan kepada banyak investor. SVN saat ini dikendalikan oleh PT Global Mediacom Tbk (BMTR). Entitas baru itu awalnya disiapkan untuk menjadi holding untuk operator televisi berbayar PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) dan penyedia internet pita lebar PT MNC Kabel Mediakom.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,79

Up0,68%
Up3,10%
Up0,02%
Up6,29%
Up20,00%
-

Capital Fixed Income Fund

1.757,84

Up0,53%
Up3,44%
Up0,02%
Up7,40%
Up18,25%
Up43,13%

STAR Stable Income Fund

1.908,88

Up0,50%
Up2,87%
Up0,01%
Up6,27%
Up31,65%
Up59,98%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.762,89

Up0,50%
Up2,81%
Up0,01%
Up5,44%
Up20,06%
Up48,78%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,34

Up0,52%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,02%
Down- 2,73%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua