BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

MARKET FLASH: KLBF Bangun Pabrik Biosimilar; HITS Rambah Pengerukan Laut

28 Januari 2016
Tags:
MARKET FLASH: KLBF Bangun Pabrik Biosimilar; HITS Rambah Pengerukan Laut
Seorang karyawan mengamati pergerakan angka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta - (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Paket Kebijakan IX dukung tenaga listrik; Japfa tambah saham di JPFA

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:

Paket Kebijakan Ekonomi IX

Pemerintah mendukung penuh pendanaan bagi PT PLN dalam bentuk penyertaan modal negara (PMN) sekitar Rp10 triliun, sesuai proposal Kementerian BUMN. Dukungan kepada PLN untuk mendorong pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan, yang termasuk salah satu dari tiga regulasi dalam paket kebijakan ekonomi IX dirilis Rabu 27 Januari 2016.

Promo Terbaru di Bareksa

Paket kebijakan itu memuat dua beleid lagi yakni Peraturan Pemerintah (PP) mengenai stabilisasi pasokan dan harga daging sapi, serta aturan tentang sektor logistik. PP harga daging didasari kebutuhan dalam negeri yang terus meningkat. Sementara itu, kebijakan juga mengatur sektor logistik dengan deregulasi pada lima jenis usaha.

Aturan Free Float

Bursa Efek Indonesia (BEI) akan segera menjatuhkan sanksi suspensi saham bagi emiten yang belum memenuhi ketentuan free float minimal 7,5 persen hingga akhir Januari 2016. Tito Sulistio, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, mengatakan hingga saat ini tinggal enam emiten yang belum memenuhi ketentuan jumlah saham yang beredar di publik (free float) itu.

Jumlah tersebut menyusut dari jumlah emiten yang belum penuhi free float per 1 Januari 2016 sebanyak 15 emiten. Namun, bagi emiten yang masih memproses aksi korporasi untuk memenuhi ketentuan free float minimal 7,5 persen, otoritas bursa akan memberi waktu perpanjangan.

PT Kalbe Farma Tbk (KLBF)

KLBF mengalokasikan Rp 300 miliar untuk membangun pabrik biosimilar. Dana itu berasal dari belanja modal KLBF tahun ini senilai total Rp 1 triliun. Pabrik di Cikarang ini dikelola anak perusahaan KLBF, yakni PT Kalbio Global Medika. Bagi KLBF, pabrik tersebut menjadi pabrik bahan baku obat biologis pertama.

Manajemen KLBF menargetkan pembangunan pabrik tersebut rampung pada Juli tahun ini. Kemudian pada 2017 mulai berproduksi massal. Obat biologis merupakan jenis obat yang dibentuk dari protein. Ini obat generasi lanjutan yang tidak berbahan kimia dan melalui proses rekayasa genetika.

PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS)

HITS berencana merambah bisnis pengerukan pasir laut untuk meningkatkan pendapatan. Theo Lekatompessy, Presiden Direktur Humpuss Intermoda Transportasi mengatakan perseroan akan menyiapkan dana sekitar US$20 - 100 juta untuk membeli kapal yang akan digunakan khusus untuk menggarap bisnis tersebut.

Perusahaan perkapalan ini mengatakan kemungkinan menjalankan operasi bersama dengan pihak lain (joint operation). Theo menjelaskan peluang bisnis pengerukan pasir laut muncul karena pemerintah tengah gencar membenahi pelabuhan-pelabuhan di Indonesia untuk mendukung program tol laut. Dia juga menyebut calon mitra yang akan diajak berkongsi antara lain Jan De Nul NV, Van Oord NV, dan Royal Boskalis Westminster.

Rencana IPO

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, pada kuartal pertama tahun ini ada tujuh emiten yang berniat melaksanakan initial public offering (IPO). Dari jumlah itu, lima perusahaan sempat ingin IPO tahun lalu, tapi tertunda. Adapun dua perusahaan ini baru menyampaikan rencana tahun ini.

Ketujuh perusahaan itu adalah Buyung Poetra Sembada, Summarecon Investment Property, Ciputra Residence, Mahaka Radio Integra, Cikarang Listrindo, Mitra Pemuda serta Bank Ganesha. Tahun ini BEI menargetkan 35 emiten baru masuk bursa saham. Tahun lalu, target BEI meleset. Pada awal 2015, otoritas membidik 32 IPO, belakangan direvisi menjadi hanya 22 IPO.

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA)

Japfa Ltd, induk usaha JPFA kembali menambah kepemilikannya di anak usahanya itu, sebanyak 11,2 juta saham dengan harga rata-rata Rp 711,67 per unit atau total senilai Rp 7,97 miliar.

Sebelumnya, Japfa Ltd menguasai 6,13 miliar saham atau sekitar 57,51 persen modal disetor. Dengan transaksi ini, Japfa Ltd kini menguasai 6,18 miliar saham atau 58,06 persen. Sebelumnya, pada Desember 2015, Japfa Ltd juga membeli saham JPFA senilai Rp 6,18 miliar.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,79

Up0,68%
Up3,10%
Up0,02%
Up6,29%
Up20,00%
-

Capital Fixed Income Fund

1.757,84

Up0,53%
Up3,44%
Up0,02%
Up7,40%
Up18,25%
Up43,13%

STAR Stable Income Fund

1.908,88

Up0,50%
Up2,87%
Up0,01%
Up6,27%
Up31,65%
Up59,98%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.762,89

Up0,50%
Up2,81%
Up0,01%
Up5,44%
Up20,06%
Up48,78%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,34

Up0,52%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,02%
Down- 2,73%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua