BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

MARKET FLASH: Laba WSKT Diproyeksi Rp1 Triliun; SMGR Kaji Suntik Anak Usaha

13 Januari 2016
Tags:
MARKET FLASH: Laba WSKT Diproyeksi Rp1 Triliun; SMGR Kaji Suntik Anak Usaha
Pekerja menngangkat semen ke kapal Pedi dengan tujuan Pulau Bawean di Pelabuhan Rakyat, Gresik, Jawa Timur, Kamis (16/4). ANTARA FOTO/Sahlan Kurniawan/ed/Spt/15.

Laba bersih BMRI bisa mencapai Rp20 triliun; PTPP target kontrak baru Rp31 triliun

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:

PT Waskita Karya Tbk (WSKT)

WSKT memperkirakan laba bersih mencapai Rp1 triliun pada 2015, naik dua kali lipat dibandingkan dengan Rp501,5 miliar pada tahun sebelumnya. Direktur Utama WSKT M. Choliq mengatakan penjualan perseroan pada 2015 mencapai Rp15 triliun, atau naik 45 persen dari tahun sebelumnya.

Promo Terbaru di Bareksa

Realisasi kontrak senilai lebih dari Rp30 triliun pada 2015. Sementera itu, WSKT menargetkan kontrak baru Rp60 triliun pada tahun ini, dua kali lipat dari realisasi tahun lalu. Adapun kontrak carry over mencapai Rp40 triliun sehingga total kontrak menjadi Rp100 triliun pada 2016. Sebagian besar kontrak datang dari proyek jalan tol.

PT Semen Indonesia Tbk (SMGR)

SMGR mempertimbangkan menambah modal di PT Varia Usaha Beton, afiliasi dari anak usahanya untuk menunjang ekspansi. SMGR berencana menjadi pemegang saham mayoritas di Varia Usaha, yang akan menerbitkan saham baru pada tahun ini.

Semen Indonesia melalui anak usahanya, PT SGG Prima Beton membeli saham milik Dana Pensiun Semen Gresik (DPSG) sebesar 36,67 persen senilai Rp55 miliar di Varia Usaha Beton pada Desember 2015. Pembelian saham itu dilakukan sebagai bagian dari konsolidasi antara SGG Prima Beton dan Varia Usaha Beton. Pengembangan usaha dianggap lebih mudah dilakukan apabila saham dimiliki oleh SGG Prima Beton.

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)

BMRI diperkirakan mampu menyentuh laba bersih Rp20 triliun sepanjang 2015. Sentot A. Sentausa, Direktur Distribusi Bank Mandiri mengatakan pertumbuhan laba bersih perseroan sampai kuartal IV-2015 masih selaras dengan tren pertumbuhan laba bersih sejak 2012.

Bila melihat laporan keuangan perseroan pada periode 2012 - 2014, persentase pertumbuhan laba bersih perseroan dalam periode kuartal III ke IV rata-rata berkisar dari 36 - 44 persen. Selama tiga kuartal 2015, BMRI sudah mencetak laba bersih Rp15,15 triliun. Dengan asumsi pertumbuhan 36 persen pada kuartal keempat, maka laba setahun penuh bisa mencapai Rp20,6 triliun.

Permintaan Semen

Asosiasi Semen Indonesia memproyeksikan permintaan semen nasional pada tahun ini akan meningkat 4 - 6 persen menjadi hingga 64,66 juta ton dibandingkan dengan 2015 yang mencapai 61 juta ton. Pertumbuhan itu seiring dengan kenaikan kebutuhan semen untuk proyek infrastruktur sebesar 20 persen.

Widodo Santoso, Ketua Asosiasi Semen Indonesia, mengatakan proyeksi tersebut dihitung dari anggaran untuk sektor infrastruktur 2016 sebesar Rp300 triliun serta porsi sektor ini yang mencapai 25 persen dari total konsumsi semen nasional. Sisanya sebesar 75 persen serapan semen untuk sektor ritel seperti perumahan, apartemen, hotel, perkantoran, fasilitas pariwisata dan lainnya.

PT PP Tbk (PTPP)

PTPP menargetkan kontrak baru tahun ini Rp 31 triliun. Target tersebut naik 14,7 persen dibandingkan dengan realisasi tahun lalu sekitar Rp 27,014 triliun. Agus Kana, Sekretaris Perusahaan PTPP, mengatakan, perseroan membidik sebagian besar target kontrak ini dari proyek perusahaan-perusahaan badan usaha milik negara (BUMN).

Proyek BUMN ditargetkan 46 persen dari total kontrak. Porsi target kontrak baru selanjutnya adalah proyek pemerintah 33 persen dan swasta 21 persen. Adapun dari realisasi kontrak baru tahun lalu, proyek BUMN menyumbang porsi 44,4 persen, lalu proyek swasta 36,8 persen dan proyek pemerintah 18,8 persen. Agus mengatakan, pihaknya mengerek porsi proyek pemerintah tahun ini prediksi realisasi belanja pemerintah akan lebih cepat.

Grup Sinarmas

Grup Sinarmas memastikan, anak usahanya, PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) akan melanjutkan proses mencari pendanaan melalui penawaran umum terbatas alias rights issue. Namun Sinarmas membantah, dana hasil rights issue anak usahanya akan digunakan untuk menginjeksi US$ 150 juta ke Asia Coal Enery Ventures (ACE), yang tak lain induk PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU).

Gandi Sulistiyanto, Managing Director Grup Sinarmas, sekaligus Komisaris Utama BRAU, menepis kabar yang selama ini beredar tentang keterkaitan antara rencana rights issue SMMA dan suntikan modal BRAU. Dia menegaskan bahwa dana hasil rights issue SMMA hanya akan digunakan untuk memperkuat modal bisnis sektor jasa keuangan. Meski belum menyebut target raihan dana, SMMA sebelumnya dikabarkan mencari dana Rp3 triliun melalui private placement.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,79

Up0,68%
Up3,10%
Up0,02%
Up6,29%
Up20,00%
-

Capital Fixed Income Fund

1.757,84

Up0,53%
Up3,44%
Up0,02%
Up7,40%
Up18,25%
Up43,13%

STAR Stable Income Fund

1.908,88

Up0,50%
Up2,87%
Up0,01%
Up6,27%
Up31,65%
Up59,98%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.762,89

Up0,50%
Up2,81%
Up0,01%
Up5,44%
Up20,06%
Up48,78%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,34

Up0,52%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,02%
Down- 2,73%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua