Bareksa.com - Pergerakan pasar saham yang turun cukup dalam semenjak akhir kuartal pertama 2015 membuat kinerja instrumen investasi berbasis saham dalam portofolionya ikut tertekan. Salah satunya reksa dana saham.

Kinerja mayoritas reksa dana saham sepanjang tahun ini menurun tajam terimbas anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Namun beberapa reksa dana saham masih dapat mempertahankan kinerjanya sehingga masih mencatat return positif atau setidaknya penurunan return-nya tidak dalam.

Pacific Equity Fund merupakan reksa dana saham yang menghasilkan return tertinggi sejak awal tahun sebesar 1,63 persen. Return tertinggi kedua diraih oleh Kharisma Kapital Prima dengan return 0,65 persen.

Kemudian posisi ketiga adalah Schroder Dana Prestasi Plus dengan return minus 4,62 persen, serta posisi keempat dan kelima terdapat Danareksa Mawar Konsumer 10 dengan return minus 6,4 persen dan Schroder Dana Prestasi dengan return minus 6,56 persen.

Tabel: Reksa Dana Saham dengan Return Tertinggi Sejak Awal Tahun

Sumber: Bareksa.com

Dilihat dari fund fact sheet, saham sektor konsumsi dan keuangan masuk dalam top holding reksa dana tersebut. Misalnya saja Danareksa Mawar Konsumer 10 yang mengalokasikan 28,52 persen dari portofolionya pada sektor barang konsumsi dan 24,74 persen pada sektor perbankan.

Kedua sektor itu paling tahan terhadap penurunan pasar saham pada tahun ini. (Baca juga: Indeks Sektor Konsumsi dan Perbankan Paling Bertahan di Tengah Badai 2015)

Grafik: Perbandingan Kinerja Reksa Dana Saham dengan IHSG dan Indeks Reksa Dana Saham

Sumber: Bareksa.com

Oleh karena itu, reksa dana yang mayoritas mengalokasikan aset pada saham sektor tersebut dapat mempertahankan return-nya sehingga tidak mengalami penurunan yang lebih dalam.

***

Butuh bantuan?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.