BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

MARKET FLASH: Pemprov Banten Akuisisi Bank Pundi; BRAU Tender Offer Utang $450Jt

24 November 2015
Tags:
MARKET FLASH: Pemprov Banten Akuisisi Bank Pundi; BRAU Tender Offer Utang $450Jt
Sejumlah pengemudi bajaj berbahan bakar gas (BBG) antre mengisi kendaraan di unit pengisian bahan bakar gas mobile (GasLink) milik PT Perusahaan Gas Negara Tbk di Jakarta, Senin (26/10/2015). (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)

PGAS akan jadi koordinator holding BUMN gas; MDKA jaminkan saham untuk utang US$130 juta

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:

PT Bank Pundi Tbk (BEKS)

Pemerintah Provinsi Banten, melalui entitas Banten Global Development (BGD), akan mengakuisisi saham BEKS. Akuisisi itu sedang dalam tahap due diligence. Sesuai prospektus BEKS, bank itu akan menerbitkan saham baru setara 25,82 persen modal disetor. Harga pelaksanaan Rp200 hingga Rp225 per saham. BGD akan mengeluarkan dana Rp619,49 miliar untuk akuisisi tersebut.

Promo Terbaru di Bareksa

Pemegang saham BEKS saat ini adalah Recapital dengan 67,85 persen, IF Services Netherlands BV dengan 13,34 persen, Pershing LLC dengan 10,71 persen dan publik 8,1 persen. Masuknya Pemprov Banten bakal menggantikan MNC Bank yang sempat meneken perjanjian akuisisi terhadap Bank Pundi pada 1 April 2015.

PT PP Tbk (PTPP)

PTPP membeli 99 persen saham perusahaan properti, PT Hasta Kreasimandiri (HKM) senilai Rp 64,35 miliar. Sekretaris Perusahaan PTPP Samuel Kana menyebut, selain menambah pendapatan berulang alias recurring income, pembelian saham juga untuk menyelesaikan piutang HKM.

HKM adalah pengembang properti yang memiliki proyek di Kalimantan. HKM memiliki modal dasar Rp 50 miliar. Dengan akuisisi ini, PTPP mendapat nilai tambah dari recurring income dan peningkatan aset.

PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU)

Setelah sekian lama merencanakan restrukturisasi utang obligasi, akhirnya BRAU memilih menutup utang dengan penawaran tender kepada pemegang obligasi(bondholder). BRAU akan membeli tunai atas guaranteed senior secured notes terbitan Berau Capital Resources Pte Ltd senilai US$ 450 juta, dengan bunga 12,5 persen. Jatuh tempo obligasi ini pada Juli 2015 lalu, sehingga saat itu BRAU sudah gagal bayar.

BRAU juga akan tender offer Guaranted Senior Secured Notes yang diterbitkan perseroan senilai US$ 500 juta. Obligasi itu berbunga 7,25 persen dan jatuh tempo 2017. Edy Santoso, Direktur BRAU, mengatakan, penawaran tender digelar mulai 24 November - 16 Desember 2015. Tujuannya memperbaiki struktur keuangan perseroan.

PT Indika Energy Tbk (INDY)

INDY akan membeli kembali sebagian surat utang (senior notes) dengan jumlah pokok senilai US$ 300 juta. Untuk itu, perseroan akan melakukan penawaran tender alias tender offer surat utang tersebut melalui anak usahanya di Belanda, Indo Energy Finance BV. Surat utang yang dibeli kembali adalah senior notes tahun 2011 dengan bunga 7 persen. Surat utang ini akan jatuh tempo pada tahun 2018.

Transaksi akan dilakukan dalam mata uang dollar AS, dengan harga penawaran minimal US$ 600 per US$ 1.000 jumlah pokok notes 2018. Sementara, harga penawaran maksimal senilai US$ 650 per US$ 1.000 jumlah pokok notes 2018. Pelaksanaan tender offer diajukan kepada pemegang notes sejak 23 November 2015 dan berakhir pada 21 Desember 2015 pukul 18.00 waktu negara bagian New York, Amerika Serikat. Namun, ada kemungkinan tender offer bisa diperpanjang sesuai dengan ketentuan.

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) semakin serius dengan rencana merger PGAS dan PT Pertamina Gas (Pertagas) dalam rangka membuat holding di bisnis energi. Perusahaan hasil merger kedua distributor gas itu akan berada di bawah PT Pertamina. Deputi Bidang Energi Logistik Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN Edwin Hidayat menjelaskan, dalam mekanisme yang sudah ditetapkan, BUMN terlebih dahulu menyinergikan pengelolaan jaringan pipa gas yang selama ini dipegang PT PGN dan Pertagas, menjadi hanya dipegang satu perusahaan.

Menurut dia, tidak terjadi transfer aset atau yang lain. Dalam sinergi itu, ada koordinator untuk pembangunan dan pengelolaannya. PGN dinilai memiliki jaringan pipa gas terbesar atau empat kali jaringan pipa milik Pertagas. Maka, PGN yang akan mengatur dan mengelola pipa sehingga tidak ada tumpang tindih dan tidak ada persaingan.

Klasifikasi Manajer Investasi

Otoritas Jasa Keuangan tengah mengkaji perizinan manajer investasi. Ke depan, kegiatan manajer investasi akan diklasifikasikan berdasarkan fungsi. Rencananya akan dibagi menjadi MI dengan full activity dan limited activity.

Latar belakangnya adalah saat ini 10 MI dengan dana kelolaan terbesar menguasai pasar hingga 80 persen. Hal ini membuat sejumlah MI dengan skala menengah dan kecil jadi sulit bersaing.Pembagian diharap dapat menjadikan MI lebih fokus dan efisien.

PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF)

KAEF menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba sekitar 10 -15 persen pada tahun depan dibandingkan dengan realisasi pada tahun ini. Jumlah pendapatan 2016 bisa mencapai Rp5,5 triliun, naik dari total proyeksi pendapatan sepanjang tahun ini sebesar Rp5 triliun.

Pada dasarnya, perolehan pendapatan tahun ini lebih rendah dari target yang dipatok perseroan pada awal tahun. Kimia Farma menargetkan awalnya dapat mengumpulkan pendapatan hingga Rp5,21 triliun atau meningkat 13% serta laba Rp225 miliar.

PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA)

MDKA menjaminkan sahamnya pada anak usaha, PT Bumi Suksesindo (BSI), untuk memperoleh pinjaman perbankan sekitar US$130 juta. Dana itu akan digunakan untuk menambah belanja modal dan modal kerja 2016. Fasilitas pinjaman itu akan melengkapi dana hasil penawaran umum saham perdana yang per 30 September tersisa US$29 juta. Adapun kebutuhan belanja modal tahun depan mencapai US$126,5 juta untuk membangun konstruksi proyek tambang Tujuh Bukit di Banyuwangi, Jawa Timur.

Fasilitas pinjaman sindikasi bertenor lima tahun itu akan ditarik dari 3 - 5 bank asing dengan alasan kebijakan bank luar negeri lebih longgar terhadap perusahaan tambang mineral yang belum berproduksi seperti MDKA.

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG)

TBIG akan menggelontorkan Rp1 triliun kepada pemegang saham. Mekanismenya lewat pemberian dividen atau pembelian kembali saham perseroan (buyback). Per 30 Juni 2015, PT Wahana Anugerah Sejahtera memiliki 27,52 persen saham dalam perseroan, sedangkan PT Provident Capital Indonesia mengantongi 24,67 persen dan masyarakat menggenggam 47,81 persen. Emiten sewa menara itu berharap nominal kebijakan pengembalian untuk pemegang saham terus meningkat setiap tahun.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.314,36

Up0,41%
Up3,60%
Up0,02%
Up5,91%
Up19,01%
-

Capital Fixed Income Fund

1.764,83

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,22%
Up17,48%
Up42,87%

STAR Stable Income Fund

1.915,81

Up0,53%
Up2,89%
Up0,02%
Up6,25%
Up30,81%
Up60,29%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.757

Down- 0,19%
Up3,05%
Up0,01%
Up4,62%
Up19,15%
Up47,74%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,38

Up0,12%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,94%
Down- 1,75%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua