BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

MARKET FLASH: Saham SIAP Ramai di Pasar Nego; 4 Rencana IPO Mencapai Rp2,3 T

19 November 2015
Tags:
MARKET FLASH: Saham SIAP Ramai di Pasar Nego; 4 Rencana IPO Mencapai Rp2,3 T
Menteri ESDM Sudirman Said (kedua kiri) berbincang bersama Menteri Perindustrian Saleh Husin (ketiga kiri), Kepala Bapenas Sofyan Djalil (kiri) dan Senior Vice President Geo Services PT Freeport Indonesia Wahyu Sunyoto (kanan) saat meninjau tambang terbuka Grasberg saat melakukan kunjungan kerja di area PT Freeport Indonesia, Timika, Papua. ANTARA

Freeport minta 2 syarat harga divestasi; BKSL kerjasama dengan 2 mitra di Sentul City

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkume dari surat kabar nasional:

PT Sekawan Inti Pratama Tbk (SIAP)

Meski disuspensi di pasar reguler dan tunai, saham SIAP tetap menggeliat di pasar negosiasi. Pada perdagangan Rabu (18/11), saham emiten tambang ini ditransaksikan senilai total Rp 50 miliar di harga premium. Mengacu data RTI, terlihat harga transaksi disepakati sebesar Rp 183 per saham. Angka ini melonjak 120,4 persen dari harga SIAP di pasar reguler sebelum disuspen pada Jumat (6/11) dua pekan lalu, di posisi Rp 83 per saham.

Promo Terbaru di Bareksa

Volume transaksi di pasar negosiasi kemarin mencapai 2,73 juta lot saham. Transaksi tersebut melibatkan sekuritas pelat merah, yakni BNI Securities (dengan kode NI) sebagai broker pembeli. Adapun broker penjualnya Ciptadana Securities (KI).

PT Freeport Indonesia

Direktorat Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebagai negosiator kontrak karya dengan Freeport, menyatakan jika pemodal asing itu tak kunjung menetapkan harga penawaran saham divestasi, pemerintah akan menetapkan status default atas Kontrak Karya PT Freeport Indonesia. Namun, Freeport menetapkan minimal dua syarat dalam penentuan harga saham divestasi.

Syaratnya, pertama, harga saham divestasi harus memasukkan nilai rencana investasinya hingga 2041 bernilai total US$ 17,3 miliar atau sekitar Rp 233,5 triliun (dengan kurs US$ 1=Rp 13.500). Perinciannya, investasi tambang bawah tanah hingga 2041 senilai US$ 15 miliar, plus US$ 2,3 miliar untuk membangun pabrik pemurnian tembaga atau smelter di Gresik Jawa Timur. Syarat kedua, Freeport juga menetapkan harga saham divestasi mengacu pada cadangan tambang yang dihitung sampai 2041. Padahal, sampai saat ini pemerintah belum memperpanjang kontrak Freeport yang akan berakhir pada 2021.

PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB)

SMCB menyelesaikan transaksi penjualan Holcim Malaysia Sdn Bhd kepada Lafarge Malaysia Berhad pada 16 November lalu. Ini transaksi afiliasi yang melibatkan perusahaan dengan pemegang saham pengendali yang sama, LafargeHolcim. Nilai transaksi 10,45 juta saham ini mencapai RM 325,54 juta atau setara dengan Rp 1,02 triliun.

SMCB akan menerima dana penjualan saham ini dalam mata uang dollar Amerika Serikat (AS). Nilai penjualan ini sedikit lebih tinggi ketimbang penghitungan nilai wajar kantor jasa penilai publik yang menaksir nilai Holcim Malaysia dengan harga RM 320,24 juta.

Rencana IPO

Empat perusahaan akan melakukan penawaran saham perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia sebelum akhir tahun ini dengan total hasil IPO berkisar Rp1,65 - 2,32 triliun. Nama empat perusahaan itu, bidang usaha, porsi IPO dan harga penawaran sebagai berikut:

PT Kino Indonesia Tbk, consumer goods, 16%, Rp3.750- 5.226
PT Indonesia Pondasi Raya Tbk, konstruksi pondasi, 15,13%, Rp1.280 - 1.920
PT Buyung Poetra Sembada Tbk, produsen beras bermerek, 30,08%, Rp492 - 500
PT Ateliers Mecaniques D'Indonesie Tbk, produsen boiler, 22,22%, Rp120 - 140

Privatisasi BUMN

Kementerian BUMN memperkirakan setidaknya tujuh perusahaan melakukan privatisasi di pasar modal yang terdiri dari penawaran umum perdana (IPO) oleh dua anak usaha BUMN dan penawaran saham baru (rights issue) oleh lima BUMN. Program tahunan privatisasi wajib disosialisasikan kepada masyarakat dan berkonsultasi kepada DPR. Tahun depan, Kementerian BUMN berencana melakukan rights issue setiap kuartal.

Berdasarkan data Kementerian BUMN, hingga pertengahan Oktober 2015, PMN yang telah dicairkan baru untuk tiga BUMN senilai Rp8,5 triliun. Padahal, dalam APBN Perubahan 2015, dianggarkan senilai Rp39 triliun untuk 33 BUMN di bawah koordinasi Kementerian BUMN.

PT Sentul City Tbk (BKSL)

Setelah merampungkan kerja sama dengan PT Aeon Mall Indonesia, BKSL tengah memfinalisasi pembentukan dua perusahaan patungan dengan dua investor, terkait pengembangan sentra bisnis di Sentul City. Kerja sama ini dilakukan untuk pengembangan menara apartemen yang berada dalam area AEON Mall.

Satu mitra dari lokal, satu dari asing.Untuk porsi kerja sama masih dalam tahap pembahasan, begitu pula dengan jumlah menara apartemen yang akan dikembangkan dari setiap partner. Porsi saham dari masing-masing perusahaan diharapkan bisa seimbang, atau berkisar 40 persen banding 60 persen.

PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO)

SGRO memproyeksikan pertumbuhan produksi pada tahun depan hanya sekitar 5 persen year-on-year (yoy), lebih rendah ketimbang target produksi 2015 yang berkisar 10-15 persen. Hak itu disebabkan El Nino yang ekstrem.

Hingga September tahun ini, SGRO mencatatkan produksi CPO sebanyak 263.985 ton. Jumlah tersebut tumbuh 7 persen dibandingkan produksi pada periode yang sama tahun lalu seberat 245.573 ton. Namun, realisasi pertumbuhan tersebut masih di bawah target SGRO pada tahun ini.

PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA)

Anak usaha Grup Sinarmas, DSSA belum berhasil membukukan laba bersih pada kuartal III-2015 karena harga batu bara masih lemah dan kerugian nilai tukar. DSSA mencetak kerugian senilai US$ 33,73 juta. Pada periode sama tahun lalu, DSSA masih membukukan laba tipis senilai US$ 7,4 juta. Hermawan Tarjono, Direktur dan Sekretaris Perusahaan DSSA, mengatakan, kerugian ini bermula dari penurunan pendapatan usaha sebesar 16,4 persen year-on-year (yoy) menjadi US$ 359,26 juta.

Pendapatan bunga DSSA juga menciut dari US$ 10 juta menjadi US$ 4,7 juta. Sementara ada beban bunga dan keuangan US$ 12,5 juta. Emiten ini juga menanggung kerugian selisih kurs US$ 22 juta. Mayoritas pendapatan usaha DSSA berasal dari pertambangan dan perdagangan batubara milik anak usahanya PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS). Di sektor ini, pendapatannya turun 20,14 persen menjadi US$ 246,11 juta.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,79

Up0,68%
Up3,10%
Up0,02%
Up6,29%
Up20,00%
-

Capital Fixed Income Fund

1.757,84

Up0,53%
Up3,44%
Up0,02%
Up7,40%
Up18,25%
Up43,13%

STAR Stable Income Fund

1.908,88

Up0,50%
Up2,87%
Up0,01%
Up6,27%
Up31,65%
Up59,98%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.762,89

Up0,50%
Up2,81%
Up0,01%
Up5,44%
Up20,06%
Up48,78%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,34

Up0,52%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,02%
Down- 2,73%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua