BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

MARKET FLASH: Otoritas Bidik Pelaku Kasus SIAP; SMGR Akan Terbitkan PUB Rp3,5T

12 November 2015
Tags:
MARKET FLASH: Otoritas Bidik Pelaku Kasus SIAP; SMGR Akan Terbitkan PUB Rp3,5T
Pekerja menngangkat semen ke kapal Pedi dengan tujuan Pulau Bawean di Pelabuhan Rakyat, Gresik, Jawa Timur, Kamis (16/4). ANTARA FOTO/Sahlan Kurniawan/ed/Spt/15.

CPIN raih pinjaman Rp4,36 triliun untuk refinancing, SRIL tunda bangun pembangkit listrik

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:

PT Sekawan Intiprima Tbk (SIAP)

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) siap memberi sanksi tegas kepada pihak-pihak yang terbukti terlibat dalam kasus transaksi semu saham SIAP. Saat ini OJK masih menunggu hasil penyelidikan Bursa Efek Indonesia (BEI) jika ada indikasi pelanggaran UU Pasar Modal atau tindak pidana. BEI sudah memberi sanksi suspen kepada tiga broker terkait saham SIAP, yaitu PT Danareksa Sekuritas, PT Reliance Securities dan PT Milenium Danatama Sekuritas.

Promo Terbaru di Bareksa

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida mengatakan sanksi akan sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan, serta dampaknya kepada industri pasar modal. Bukan hanya sanksi kepada sekuritas, tetapi juga sanksi kepada pemegang saham pengendali emiten yang dikabarkan ikut terlibat. Kalau nantinya BEI melimpahkan kasusnya ke OJK, kemudian ada indikasi melanggar UU Pasar Modal atau indikasi pidana, maka sanksi bisa mulai dari peringatan tertulis hingga pencabutan izin usaha.

PT Ciputra Development Tbk (CTRA)

Selama periode Januari - Oktober, CTRA mengantongi pendapatan prapenjualan atau marketing sales Rp 8,4 triliun, melonjak ketimbang akhir September Rp 5,4 triliun. Kenaikan signifikan ini dikontribusi oleh beberapa proyek yang baru meluncur.

CTRA meluncurkan Citraland City Losari di Makassar yang membukukan penjualan Rp 1 triliun, Citra Garden City di Malang yang membukukan penjualan Rp 150 miliar dan Citraland Surabaya senilai Rp 1 triliun. Tulus Santoso, Direktur dan Sekretaris Perusahaan CTRA mengatakan CTRA membukukan marketing sales 88 persen dari target tahunan Rp 9,5 triliun.

PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN)

CPIN baru saja meraih pinjaman sindikasi senilai total Rp4,36 triliun, berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS) dan rupiah. Rinciannya masing-masing US$100 juta (setara Rp1,36 triliun) dan Rp 3triliun. CPIN memperoleh pinjaman berternor lima tahun tersebut dari enam bank, yaitu Citibank, DBS Indonesia, Bank CIMB Niaga, Bank Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Bank Central Asia dan Bank Mandiri.

CPIN akan memakai pinjaman itu untuk membiayai kembali utang atau refinancing. Mengacu laporan keuangan kuartal III-2015, CPIN punya utang bank jangka pendek Rp 1,65 triliun dan utang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam setahun Rp 633,98 miliar. CPIN juga memiliki utang bank jangka panjang Rp 6,29 triliun. Pada November 2014, CPIN meraih pinjaman sindikasi US$ 200 juta dan Rp 2,4 triliun untuk keperluan barang modal dan modal kerja.

PT Semen Indonesia Tbk (SMGR)

SMGR akan menerbitkan obligasi berkelanjutan alias penawaran umum berkelanjutan (PUB) senilai Rp3,5 triliun untuk mendanai investasi pembangunan pabrik baru. Ahyanizzaman, Direktur Keuangan SMGR, mengatakan tahun depan SMGR akan menerbitkan sekitar 20 - 30 persen dari total nilai PUB tersebut. Kemudian, tahun kedua sebesar 60 - 70 persen. Bila masih ada sisa, SMGR akan menerbitkan sisa PUB sebesar 10 persen pada 2018. Semen Indonesia akan menerbitkan obligasi bertenor menengah, antara 5 - 8 tahun.

PT Soechi Lines Tbk (SOCI)

SOCI memperkirakan belanja modal (capex) tahun depan sekitar US$30 - 50 juta, yang akan digunakan untuk membeli sejumlah kapal baru. Jumlah tersebut sedikit di bawah capex perusahaan jasa pelayaran itu pada 2015 antara US$60 - 70 juta.

Direktur Keuangan SOCI Paula Marlina mengatakan belanja modal akan menggunakan pendanaan eksternal dan kas internal. Jumlah kapal yang dibeli bergantung pada jenisnya. Kalau kapal-kapal besar bisa tiga kapal, kalau kapalnya kecil bisa empat atau lima kapal. Perseroan baru membeli kapal jika sudah mendapatkan kontrak. Hingga kuartal III-2015, perseroan memiliki kontrak existing US$250 juta.

PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL)

SRIL menunda rencana membangun pembangkit listrik senilai US$100 juta karena ada penurunan tarif listrik untuk industri oleh pemerintah. Awalnya perusahaan tekstil dan garmen itu berencana membangun power plant berkapasitas 60 MW untuk menghemat ongkos produksi. Pembangkit listrik sendiri memungkinkan penghematan hingga 30 persen biaya listrik dan gas.

Dana pembangunan didapat dari sebagian obligasi valas senilai US$420 juta. Mayoritas dana obligasi, atau US$320 juta, digunakan untuk pelunasan kembali utang. Dari angka tersebut, US$270 juta untuk menukar notes yang dimiliki anak usahanya yaitu Golden Legacy Pte Ltd.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.314,36

Up0,41%
Up3,60%
Up0,02%
Up5,91%
Up19,01%
-

Capital Fixed Income Fund

1.764,83

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,22%
Up17,48%
Up42,87%

STAR Stable Income Fund

1.915,81

Up0,53%
Up2,89%
Up0,02%
Up6,25%
Up30,81%
Up60,29%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.757

Down- 0,19%
Up3,05%
Up0,01%
Up4,62%
Up19,15%
Up47,74%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,38

Up0,12%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,94%
Down- 1,75%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua