BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

MARKET FLASH: SSIA Terbitkan MTN Rp2,9 Triliun; DOID Perpanjang Kontrak ADRO

04 November 2015
Tags:
MARKET FLASH: SSIA Terbitkan MTN Rp2,9 Triliun; DOID Perpanjang Kontrak ADRO
Kawasan Industri SuryaCipta City (Company)

Laba SRIL naik 29,6%; META siapkan capex Rp1,3 triliun tahun depan

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:

PT Modernland Realty Tbk (MDLN)

MDLN memangkas target pendapatan prapenjualan tahun ini sebesar 24 persen menjadi Rp4,1 triliun dari target awal Rp5,4 triliun. Penyesuaian itu dilakukan mengingat kondisi perlambatan pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini. Seiring dengan pemangkasan target marketing sales itu, perseroan juga menurunkan jumlah belanja modal (capital expenditure/capex) menjadi Rp1 triliun dari sebelumnya Rp2 triliun.

Promo Terbaru di Bareksa

PT Summarecon Agung Tbk (SMRA)

SMRA masih menunggu terbitnya peraturan penghapusan pajak berganda produk dana investasi real estate (DIRE), sebelum memutuskan kelanjutan penawaran saham perdana anak usahanya, PT Summarecon Investment Property. Perseroan ingin menjinjau alternatif strategis lain guna meningkatkan nilai bagi para pemegang saham. DIRE menjadi alternatif pencarian dana.

Sebelumnya SMRA telah menunjuk penjamin emisi Deutsche Bank, CLSA Securities, dan PT Mandiri Sekuritas terkait dengan rencana IPO Summarecon Investment Property (SIP), yang disebut akan dilakukan akhir tahun ini. Sekitar US$200 juta dana segar diperkirakan dikantongi perusahaan melalui IPO tersebut. SMRA juga telah melakukan pelepasan aset dengan nilai transaksi mencapai Rp6,19 triliun.

PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA)

SSIA berencana menerbitkan surat utang jangka menengah dengan nilai keseluruhan 300 juta dolar Singapura setara Rp2,9 triliun. Multicurrency medium term note (MTN) tersebut akan diterbitkan secara bertahap melalui anak usahanya, SSIA International Pte Ltd di Singapura dan dicatatkan di Singapore Stock Exchange.

PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID)

DOID meraih perpanjangan kontrak senilai Rp4,2 triliun dari PT Adaro Indonesia untuk memproduksi 25 juta ton batu bara. Kontrak itu akan dikerjakan oleh PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), anak usaha perseroan. Jangka waktunya empat tahun hingga 2019.Selama periode kontrak, target operasional sebesar 170 juta bcm untuk pengerjaan pengupasan lapisan tanah dan 25 juta ton batu bara.

Adaro Indonesia merupakan anak usaha PT Adaro Energy Tbk. (ADRO), yang bergerak di batu bara. Perusahaan ini memiliki tiga tambang di Kalimantan, yaitu Tutupan, Wara, dan Paringin. Perpanjangan kontrak ini menambah daftar kontrak perseroan selama beberapa tahun ke depan. Pada Agustus, DOID tercatat mempunyai kontrak eksisting senilai lebih dari US$2,6 miliar.

PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL)

SRIL membukukan laba bersih US$38,3 juta pada kuartal III 2015, naik 29,6 persen year on year dari US$29,5 juta. Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis perseroan pada Selasa (3/11), total penjualan kotor naik 13,4 persen menjadi US$475,2 juta dari sebelumnya US$419,4 juta. Laba kotor yang dikantongi emiten tekstil dan garmen itu naik 21,3 persen menjadi US$97 juta dibanding periode yang sama tahun lalu US$80 juta.

Sekretaris Perusahaan SRIL Welly Salam mengatakan margin laba kotor perseroan meningkat menjadi 20,4 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar 19,1 persen. Hal itu terjadi karena kontribusi efisiensi, fokus pada nilai tambah produk, dan depresiasi rupiah. Hingga 30 September 2015, total aset SRIL mencapai US$750,24 juta.

PT Nusantara Infrastructure Tbk (META)

META menyiapkan dana setidaknya Rp1,3 triliun untuk belanja modal tahun depan, yang akan digunakan untuk membiayai sejumlah rencana ekspansi. Rinciannya, sekitar Rp800 miliar-Rp1 triliun untuk penambahan 1.000 menara telekomunikasi, Rp200 - 300 miliar untuk pengembangan bisnis pengolahan air, serta Rp300 miliar lainnya untuk bisnis energi. Khusus untuk lini usaha energi, perseroan berencana membangun pem bangkit listrik minihidro. Sementara itu, untuk bisnis jalan tol dan pelabuhan, perseroan mengaku belum memiliki pipeline proyek.

Direktur META Omar Danni Hasan mengatakan sumber dana capital expenditure (capex) akan berasal dari kombinasi kas internal 15 persen dan sisanya pendanaan eksternal. Sepanjang tahun ini, perusahaan infrastruktur swasta itu menganggarkan dana Rp1,6 triliun untuk belanja modal.

PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP)

PTPP telah mengeluarkan belanja modal senilai Rp876,79 miliar selama sembilan bulan 2015 atau sekitar 48 persen dari target Rp1,8 triliun pada tahun ini. Berdasarkan bahan presentasi perseroan kepada publik yang dikutip pada Selasa (3/11), PTPP mengeluarkan belanja modal paling besar untuk ekspansi lahan oleh anak usaha di bidang properti, PT PP Properti (Persero) Tbk senilai Rp763,83 miliar.

Selain itu, alokasi belanja modal lain yang relatif cukup besar senilai Rp50 miliar dipakai untuk keperluan pembangunan proyek Terminal Kuala Tanjung di Sumatra Utara oleh PTPP sebagai induk usaha serta pembangunan jalan tol Medan-Kuala Namu senilai Rp6 miliar. Dalam proyek tol MedanKuala Namu tersebut, porsi investasi PTPP mencapai 15 persen dari total nilai investasi Rp4 triliun dengan mitra kerjasama PT Jasa Marga (Persero) Tbk., PT Hutama Karya (Persero) dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk.

Emiten Pakan Ternak

Depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) membelit bisnis emiten produsen pakan ternak. Imbasnya, sejumlah emiten pakan ternak membukukan kerugian. PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) mencetak kerugian Rp 70,95 miliar per akhir September 2015. MAIN menanggung rugi selisih kurs hingga Rp 110,2 miliar dan beban bunga Rp 105,28 miliar. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) juga sama. Rugi kurs JPFA tercatat Rp 613,63 miliar dan beban bunga mencapai Rp 518,63 miliar.

Akan tetapi, masih ada emiten pakan ternak yang mencetak laba, yaitu PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN). Tapi, CPIN juga mencetak rugi selisih kurs Rp743,11 miliar, melonjak 434,42 persen dan beban bunga melejit 116,24 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp 378,11 miliar.

PT Waskita Karya Tbk (WSKT)

WSKT mendapat penugasan mengerjakan sarana dan prasarana kereta api ringan atau light rail transit (LRT) di Palembang, Sumatera Selatan yang nilai investasinya sekitar Rp7 triliun. Penugasan ini tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 116 tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan (LRT) di Provinsi Sumatera Selatan sebagai persiapan Asian Games 2018. Dalam proyek ini, WSKT adalah kontraktor murni dan pemiliknya adalah Kementerian Perhubungan (Kemhub). PT Kereta Api Indonesia (KAI) mendapat mandat sebagai operator LRT Palembang.

Waskita berkewajiban membangun jalur, stasiun dan fasilitas operasi. Nantinya LRT sepanjang 22 kilometer (km) ini punya tiga stasiun transit, yaitu di Bandara Internasional Sultan Mahmud Badarudin II, Masjid Agung Palembang dan Jakabaring Sport City. Setelah menerima penugasan, manajemen Waskita selama tiga bulan akan segera segera menyusun dokumen teknis dan anggaran untuk diserahkan ke Kementerian Perhubungan. Selanjutnya, Kementerian Perhubungan punya waktu 30 hari untuk memberikan persetujuan.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,79

Up0,68%
Up3,10%
Up0,02%
Up6,29%
Up20,00%
-

Capital Fixed Income Fund

1.757,84

Up0,53%
Up3,44%
Up0,02%
Up7,40%
Up18,25%
Up43,13%

STAR Stable Income Fund

1.908,88

Up0,50%
Up2,87%
Up0,01%
Up6,27%
Up31,65%
Up59,98%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.762,89

Up0,50%
Up2,81%
Up0,01%
Up5,44%
Up20,06%
Up48,78%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,34

Up0,52%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,02%
Down- 2,73%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua