BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

MARKET FLASH: ANTM Cari Mitra Beli Saham Freeport; MYRX Tambah Modal Rp1,05T

08 Oktober 2015
Tags:
MARKET FLASH: ANTM Cari Mitra Beli Saham Freeport; MYRX Tambah Modal Rp1,05T
Sejumlah Haul Truck dioperasikan di area tambang terbuka PT Freeport Indonesia di Timika, Papua, Sabtu (19/9). PT Freeport Indonesia kini mendapat izin ekspor untuk Juli 2015 - Januari 2016 dengan kuota ekspor mencapai 775.000 ton konsentrat tembaga. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

ADRO perpanjang perjanjian dengan PLN; RIMO lanjutkan rencana rights issue

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:

PT Adaro Energy Tbk (ADRO)

PT Bhimasena Power Indonesia (BPI), anak perusahaan ADRO, memperpanjang perjanjian jual beli listrik dengan PT PLN (Persero) dalam proyek PLTU Batang hingga 6 April 2016. Seharusnya, perjanjian itu berakhir 5 Oktober 2015, tetapi diperpanjang lagi selama 6 bulan. Lewat anak perusahaan, yakni Adaro Power, perseroan menggenggam 34 persen saham BPI.

Promo Terbaru di Bareksa

Perjanjian jual beli listrik dengan PLN telah berkali-kali diamandemen sejak diteken Oktober 2011 karena masalah pembebasan lahan proyek pembangkit listrik 2x1.000 megawatt itu yang tidak kunjung tuntas. Perpanjangan ini yang keempat kalinya. Dalam perjanjian itu, BPI akan menyediakan listrik ke PLN selama 25 tahun dengan harga US$5,79 sen per kWh.

PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO)

RIMO memastikan akan kembali melanjutkan rencana penawaran umum terbatas I atau rights issue setelah tertunda beberapa waktu lalu. Direktur Utama Rimo Henry Poerwantoro mengatakan saat ini perseroan sedang melakukan re-audit untuk dapat melengkapi dan memperbarui dokumen-dokumen pernyataan pendaftaran penawaran umum terbatas I yang telah disampaikan sebelumnya.

Oleh karena itu, apabila laporan keuangan audit yang terbaru sudah selasai, perseroan akan segera merevisi atau memperbaiki kelengkapan dokumen termasuk prospektus dan keterbukaan informasi untuk melanjutkan proses tersebut, ungkapnya dalam keterangan resmi. Pelaksanaan rights issue RIMO senilai Rp8,1 triliun itu tertunda karena hingga batas akhir pelaksanaan, perseroan belum memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan.

PT Dyandra Media International Tbk (DYAN)

PT Graha Multi Utama, anak usaha DYAN melepas kepemilikannya pada PT Andalusia Andawina (AA). Seluruh saham sebanyak 12.597 lembar setara Rp22 miliar itu dijual kepada PT Golden Heaven Jaya (GHJ). Jumlah itu mewakili kepemilikan 51 persen pada Andalusia. Penjualan seluruh saham Andalusia membuat Graha Multi Utamatidak lagi menjadi pemegang saham Andalusia. Adapun, Dyandra yang bergerak di bidang jasa, pembangunan, dan perdagangan, menguasai 99,96 persen saham Graha Multi Utama.

PT Indosat Tbk (ISAT)

Penguatan rupiah terhadap dolar AS yang terjadi saat ini membuka peluang bagi ISAT untuk mempercepat pelunasan utang valuta asing. Emiten jasa telekomunikasi itu berencana mengurangi utang valuta asing menjadi 15 - 20 persen dari total utang saat ini. Hingga akhir Agustus 2015, porsi utang perseroan dalam valuta asing sebesar 30 persen atau sekitar US$500 juta dari total utang.

Vice President Investor Communication Indosat Andromeda Trisanto mengatakan penguatan rupiah saat ini membuka potensi bagi perseroan untuk mempercepat pelunasan utang valuta asing sehingga dapat mengurangi potensi rugi selisih kurs pada tahun ini. Menurut dia, pada kuartal IV tahun ini perseroan akan melunasi sekitar US$200 juta utang valasnya. Dana pelunasan berasal dari kas internal.

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)

ANTM mempertimbangkan kerja sama dengan mitra apabila ditunjuk oleh pemerintah untuk membeli saham perusahaan tambang emas, PT Freeport Indonesia. Direktur Utama ANTM Tedy Badrujaman mengatakan kemungkinan tersebut tengah dievaluasi oleh Kementerian BUMN atau kuasa perwakilan pemegang saham perusahaan. Antam tidak mungkin melakukan aksi korporasi tersebut sendirian.

Namun, Tedy belum bersedia merinci kejelasan mengenai kemungkinan mitra tersebut. Sampai saat ini, pemerintah belum memberi kepastian mengenai peran BUMN dalam divestasi saham Freeport tersebut. ANTM disebut-sebut sejak lama bakal terlibat apabila divestasi itu jadi dilakukan.

PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA)

MPPA masih optimistis dapat meraih pertumbuhan pendapatan sebesar 15 persen tahun ini meski kinerja paruh pertama tidak sesuai harapan seiring menurunnya daya beli masyarakat. Pada semester I-2015, perusahaan yang termasuk dalam Grup Lippo itu membukukan pendapatan Rp6,85 triliun, atau hanya naik 6,64 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp6,42 triliun. Sementara itu, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 13,6 persen dari Rp203,14 miliar menjadi Rp175,49 miliar. Padahal, perseroan menargetkan top line meningkat menjadi lebih dari Rp15 triliun pada akhir 2015.

Director of Corporate Communication MPPA Danny Kojongian mengklaim performa pada paruh kedua tahun ini sudah menunjukkan perbaikan. Dia mengatakan pada semester kedua ada momen Lebaran dan Natal sehingga perseroan belum melakukan revisi target. Danny mengaku perlambatan ekonomi memengaruhi penjualan bisnis perseroan, tetapi tidak menghambat ekspansi. Menurut dia, seluruh rencana penambahan gerai yang sudah ditetapkan bakal tetap dilaksanakan.

PT Hanson International Tbk (MYRX)

MYRX mengumumkan rencana penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Perusahaan yang bergerak di bidang industri umum, jasa dan pembangunan itu akan menerbitkan 1,5 miliar saham baru setara 10 persen modal disetor. Harga yang ditawarkan Rp700 per lembar sehingga total raihan mencapai Rp1,05 triliun.

Dalam prospektusnya, disebutkan aksi korporasi itu akan dilakukan untuk memperkuat struktur permodalan perseroan dan memperbesar jumlah saham beredar di pasar. Rencana tersebut akan dimintakan persetujuan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 16 November 2015 dan akan dilakukan dalam jangka waktu 2 tahun setelah disetujui oleh rapat.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.313,18

Up0,15%
Up3,81%
Up0,02%
Up5,82%
Up18,30%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,42

Up0,60%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,32%
Up17,24%
Up43,22%

STAR Stable Income Fund

1.917,41

Up0,56%
Up2,94%
Up0,02%
Up6,33%
Up30,71%
Up60,33%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.753

Down- 0,46%
Up3,74%
Up0,01%
Up4,38%
Up18,76%
Up47,23%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.035,73

Down- 0,22%
Up1,77%
Up0,01%
Up2,68%
Down- 2,15%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua