BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

MARKET FLASH: RIMO Tunda Rights Issue; ISAT Turunkan Belanja Modal

01 Oktober 2015
Tags:
MARKET FLASH: RIMO Tunda Rights Issue; ISAT Turunkan Belanja Modal
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara (kanan) didampingi President Director & CEO Indosat Alexander Rusli (kiri) meninjau Indosat Network Operation Center untuk melihat kesiapan Jaringan menjelang Lebaran 2015, di Jakarta. Kamis (16/7). (ANTARA FOTO/Aan)

Produksi CPO AALI turun; MAPI akan buyback Rp116,2 miliar

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:

PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO)

RIMO harus menunda rencana pelaksanaan penawaran umum terbatas I dengan hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue senilai Rp8,1 triliun karena tidak memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Mantan Direktur Utama RIMO Charlie Salim mengatakan rencana pelaksanaan rights issue ke depannya belum bisa ditentukan saat ini, karena perseroan masih harus melakukan koordinasi terlebih dahulu.

Promo Terbaru di Bareksa

Kemarin, dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB), perseroan seharusnya membahas 7 agenda, termasuk rencana peningkatan modal melalui rights issue. Akan tetapi, izin dari OJK belum diperoleh sehingga rapat itu hanya membahas tiga agenda yaitu peningkatan modal dasar, perubahan susunan direksi dan komisaris, dan perubahan anggaran dasar perseroan. Dalam RUPSLB, posisi Charlie digantikan oleh Henry Purwanto yang sebelumnya menjabat Komisaris Utama.

Rencana IPO

Bursa Efek Indonesia (BEI) siap memberikan kemudahan pada 16 perusahaan yang beroperasi di Indonesia tetapi listed di luar negeri bila ingin melantai di pasar saham Indonesia. Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan sangat menginginkan perusahaan-perusahaan tersebut untuk tercatat di bursa Indonesia. Bahkan, BEI siap memberikan kemudahan bila perusahaan-perusahaan itu bersedia listed di Indonesia, meski sebenarnya BEI tidak perlu memberikan penawaran menarik bagi mereka.

Menurutnya, bila ada sinyal dari 16 perusahaan tersebut bahwa mereka ingin melantai di bursa, BEI siap mendatanginya secara langsung. Dia menyadari bahwa untuk bisa melantai di bursa saham di Indonesia, mereka juga terikat dengan peraturan di kementerian lain.

PT Graha Layar Prima Tbk (BLTZ)

Rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk BLTZ pada semester I/2015 menyusut menjadi Rp11,54 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencetak rugi Rp28,85 miliar. Turunnya kerugian disebabkan oleh nihilnya beban pinjaman. Pada Juni 2014, perseroan memiliki beban pinjaman senilai Rp1,7 miliar. Pendapatan BLTZ juga meningkat 25,23 persen secara year on year dari Rp153,3 miliar menjadi Rp191,99 miliar. Dalam laporan keuangan semester I/2015 yang dirilis Rabu (30/9), manajemen perseroan menyatakan bakal melanjutkan ekspansi untuk mendukung kinerja. Penambahan jaringan bioskop yang sekarang bernama CGV Blitz itu terutama akan dilakukan di luar Jakarta

PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI)

Tingkat produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) AALI hingga Agustus 2015 mencapai 1,13 juta ton. Jumlah tersebut mengalami penurunan tipis 0,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 1,14 juta ton. Penurunan ini disebabkan oleh produksi tandan buah segar perseroan yang juga turun 0,9 persen.

Pada Januari-Agustus, emiten sawit Grup Astra itu mencatatkan produksi TBS sebesar 3,67 juta ton, turun dari posisi tahun lalu 3,70 juta ton. Penurunan produksi TBS diimbangi dengan pembelian buah eksternal yang naik 6 persen, dari 1,52 juta ton menjadi 1,61 juta ton. Sementara itu, produksi inti sawit AALI turun 1,3 persen secara tahunan, dari 244.163 ton menjadi 241.077 ton. Lalu, volume penjualan CPO AALI mencapai 710.870 ton, turun 20,1 persen secara tahunan.

PT Indosat Tbk (ISAT)

ISAT berencana menurunkan alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) pada tahun depan menjadi sekitar Rp6 triliun hingga Rp7 triliun dibandingkan dengan belanja modal tahun ini yang berkisar antara Rp8 triliun-Rp9 triliun. Direktur Utama Indosat Alexander Rusli mengatakan turunnya belanja modal tahun depan disebabkan proyek ekspansi jaringan 4G Long Term Evolution (LTE) sudah diselesaikan pada tahun ini. Sepanjang tahun ini, emiten berkode ISAT itu sudah menyerap belanja modal senilai Rp6 triliun sampai Rp7 triliun. Jumlah belanja modal pada tahun ini pun terpengaruhi juga oleh depresiasi rupiah sehingga angkanya berpeluang meningkat.

PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP)

PTPP berencana mendirikan anak usaha bernama PP Energi yang bakal secara khusus melakukan investasi di sektor Engineering, Procurement, and Construction (EPC). Direktur Keuangan PTPP Tumiyana mengatakan perusahaan sedang menyiapkan proses pendirian anak usaha tersebut. Tumiyana belum bersedia menyebutkan nilai modal dasar anak usaha yang direncanakan bernama PP Energi tersebut. PTPP tengah menyusun rencana bisnis anak perusahaan yang diharapkan dapat berdiri pada 2016 tersebut.

PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI)

MAPI berniat melakukan pembelian saham kembali atau buyback sebanyak-banyaknya Rp 116,2 miliar. Fetty Kwartati, Sekretaris Perusahaan MAPI, mengatakan, dana ini akan digunakan untuk membeli kembali sebanyak-banyaknya 2 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Buyback akan dilakukan dengan harga maksimal Rp 3.500 per saham. Dana yang akan digunakan untuk aksi korporasi tersebut berasal dari kas internal MAPI. Emiten ritel ini akan buyback pada periode kuartal keempat tahun ini. (np)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.314,36

Up0,41%
Up3,60%
Up0,02%
Up5,91%
Up19,01%
-

Capital Fixed Income Fund

1.764,83

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,22%
Up17,48%
Up42,87%

STAR Stable Income Fund

1.915,81

Up0,53%
Up2,89%
Up0,02%
Up6,25%
Up30,81%
Up60,29%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.757

Down- 0,19%
Up3,05%
Up0,01%
Up4,62%
Up19,15%
Up47,74%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,38

Up0,12%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,94%
Down- 1,75%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua