BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

MARKET FLASH: Penjualan Batubara Milik Bakrie Ambrol

30 September 2015
Tags:
MARKET FLASH: Penjualan Batubara Milik Bakrie Ambrol
Area Tambang Bumi Resources (Company)

Penjualan batu bara BUMI turun; PBRX catat rugi kurs

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:

PT Bumi Resources Tbk (BUMI)

Perusahaan tambang batubara milik grup Bakrie ini menjual 39,92 juta ton batu bara sepanjang semester I/2015, dengan porsi terbesar disalurkan ke pasar domestik. Dalam materi paparan publik, manajemen perseroan menyebutkan sebanyak 16,32 juta ton atau 40,9 persen dari total penjualan dilepas ke pasar dalam negeri. India menjadi tujuan pengiriman kedua dengan porsi 28,8 persen atau 11,48 juta ton, disusul oleh Jepang dengan 11 persen atau setara dengan 4,38 juta ton.

Promo Terbaru di Bareksa

Jumlah penjualan batu bara selama periode Januari-Juni 2015 tidak mencapai separuh dari total pada 2014. Sepanjang tahun lalu, BUMI menjual 84,73 juta ton batu bara. Berkurangnya penjualan antara lain karena perseroan tidak lagi mengirim batu bara ke Malaysia dan Taiwan. Pada 2014, total penjualan dari dua negara ini sekitar 974.114 ton atau 1,3 persen dari keseluruhan penjualan.

PT Semen Indonesia Tbk (SMGR)

SMGR mengincar pendanaan eksternal Rp2 triliun untuk kebutuhan ekspansi tahun ini, yang kemungkinan didapat dari pinjaman bank atau obligasi. Direktur Keuangan SMGR Ahyanizzaman mengatakan obligasi yang akan diterbitkan bisa berdenominasi rupiah maupun dollar. SMGR juga telah memperoleh penawaran dari beberapa lembaga dan sekuritas.

SMGR akan menggunakan dana eksternal untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun depan. Ahyanizzaman mengungkapkan, tahun depan SMGR menganggarkan capex sekitar Rp 5 triliun-Rp 6 triliun. Rencananya, capex ini akan mengalir ke pembangunan pabrik baru di Sumatra Utara. SMGR akan membangun pabrik berkapasitas 3 juta ton di Sumatra Utara. Pabrik ini menelan investasi Rp 3 triliun hingga Rp 4 triliun. Di tahun pertama pembangunan, SMGR akan mengeluarkan 20 persen hingga 30 persen investasi.

PT Waskita Karya Tbk (WSKT)

WSKT menawarkan kupon 10,4 persen hingga 11,1 persen untuk dua tenor obligasi dalam penerbitan senilai Rp1,5 triliun. Surat utang bernama Obligasi Berkelanjutan I Waskita Karya Tahap II Tahun 2015 ini terdiri dari dua seri. Pertama, seri A senilai Rp 350 miliar dengan bunga 10,4 persen dan tenor tiga tahun. Kedua, seri B senilai Rp 1,15 triliun dengan bunga 11,1 persen dan tenor 5 tahun.

Kelak, pembayaran bunga pertama obligasi ini dilakukan 16 Januari 2016. Obligasi seri A jatuh tempo pada 16 Oktober 2018. Sementara obligasi seri B jatuh tempo pada 16 Oktober 2020. Seluruh dana hasil penawaran umum obligasi ini akan mengalir untuk investasi jalan tol di Jawa dan Sumatra.

PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP)

INPP tidak hanya mengakuisisi 25,91 persen saham PT Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN), tetapi juga empat perusahaan lainnya pada tahun ini. Akuisisi tersebut didanai hasil rights issue senilai Rp2,8 triliun pada tengah tahun ini.

Secara terperinci, dana itu digunakan untuk membeli 920 juta saham PLIN senilai Rp2,3 triliun atau 82,07 persen hasil rights issue. Kemudian Rp42,5 persen untuk membeli dua perusahaan yaitu PT Sepingan Properti dan PT Mitra Perdana Nuansa dari afiliasi perseroan PT Grahatama Kreasibaru. Selain itu Rp97 miliar untuk membeli perusahaan properti lainnya yaitu PT Augerah Nusaraya. Terakhir, dana rights issue untuk membeli 55 persen saham PT Mitra Gemilang Mahacipta.

PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB)

Anak usaha emiten pertambangan emas PSAB, PT J Resources Nusantara, tengah melakukan proses refinancing atas pinjaman sindikasi dari empat bank dengan nilai mencapai US$275 juta. Direktur PSAB William Surnata menyebutkan keempat bank tersebut adalah Indonesia Eximbank, PT Bank Permata Tbk. (BNLI), PT Bank ICBC Indonesia. dan PT Bank QNB Kesawan Tbk. (BKSW).

Menilik laporan keuangan semester I/2015 perseroan, J Resources Nusantara (JRN), PT J Resources Bolaang Mongondow (JRBM), PT Sago Prima Pratama (SPP), J Resources Netherland BV (JBV), J Resources Gold (UK) Limited (JRGL), dan Spesific Resources Sdn. Bdn. (SRS) mendapat fasilitas sindikasi US$275 juta pada 14 November 2013 dari bank-bank itu.

PT Pan Brothers Tbk (PBRX)

Rugi selisih kurs membuat laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk PBRX turun 57,69 persen pada semester I/2015 menjadi US$2,95 juta dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sekitar US$6,97 juta. Perusahaan garmen itu mengalami rugi selisih kurs senilai US$2,35 juta, berbanding terbalik dari laba US$1,87 juta pada periode sama tahun lalu. Padahal, perseroan membukukan penjualan sebesar US$183,88 juta atau 12,88 persen lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya yang jumlahnya US$162,89juta. Selain itu, hampir seluruh produksi perusahaan diekspor ke luar negeri.

Direktur Keuangan PBRX Fitri R. Hartono menerangkan merosotnya laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk disebabkan oleh sisa kas dana hasil rights issue 2014 yang disimpan dalam denominasi rupiah. PErseroan sengaja tidak mengonversinya menjadi dolar AS karena masih memiliki kebutuhan pembayaran salam rupiah seperti untuk bahan baku produksi, upah karyawan dan biaya pembuatan joint venture.

PT United Tractors Tbk (UNTR)

UNTR kembali memangkas target penjualan setelah melihat realisasi semester I/2015 merosot drastis. Target penjualan alat berat kini dipasang 2.600 unit hingga akhir tahun ini. Pemangkasan target itu merupakan kali kedua setelah anak perusahaan PT Astra International Tbk (ASII) itu menurunkan angka penjualan dari 4.000 unit menjadi 3.000 unit pada April.

UNTR hanya meraih penjualan 1.375 unit sepanjang paruh pertama tahun ini, anjlok 38 persen dibandingkan dengan raihan pada periode sama tahun sebelumnya. “Market alat berat turun. Kami harus menyesuaikan itu,” kata Investor Relations UNTR Ari Setiyawan. (np)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,79

Up0,68%
Up3,10%
Up0,02%
Up6,29%
Up20,00%
-

Capital Fixed Income Fund

1.757,84

Up0,53%
Up3,44%
Up0,02%
Up7,40%
Up18,25%
Up43,13%

STAR Stable Income Fund

1.908,88

Up0,50%
Up2,87%
Up0,01%
Up6,27%
Up31,65%
Up59,98%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.762,89

Up0,50%
Up2,81%
Up0,01%
Up5,44%
Up20,06%
Up48,78%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,34

Up0,52%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,02%
Down- 2,73%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua