BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

MARKET FLASH: BKSL Siapkan Investasi Rp3T; Konsorsium WIKA Cari Utang Rp25T

28 September 2015
Tags:
MARKET FLASH: BKSL Siapkan Investasi Rp3T; Konsorsium WIKA Cari Utang Rp25T
Labourers work at a construction site of a power plant being built by PT Wijaya Karya in north Jakarta in this December 6, 2010 file photo. Investors, encouraged by President Joko "Jokowi" Widodo's five-year, $455 billion plan to beef up dilapidated facilities, have pumped money into the country's big four state builders. REUTERS/Crack Palinggi

BCAP didekati investor asing; MDRN revisi target

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:

PT Sentul City Tbk (BKSL)

PT Sentul City Tbk akan memulai pembangunan kawasan superblok dengan investasi Rp3 triliun bulan depan. Proyek poperti ini akan berdiri di lahan seluas 8 hektare. Vice President Director BKSL Andrian Budi Utama mengatakan menyiapkan investasi tersendiri di luar belanja modal (capex) untuk proyek itu. Dia mengatakan investasi itu akan terserap hingga 2,5 tahun mendatang. Pendanaan juga kemungkinan mengandalkan punjaman bank tahun depan.

Promo Terbaru di Bareksa

PT Benakat Integra Tbk (BIPI)

BIPI mengincar pendapatan US$228 juta sepanjang tahun ini, lebih rendah 13,11 persen dari pencapaian 2014 sebesar US$262,4 juta. Laba kotor dan EBITDA juga diproyeksi menurun. Gross profit diperkirakan turun 23,97 persen menjadi US$113 juta, sedangkan EBITDA terpangkas 16,57 persen dari US$181 juta ke posisi US$151 juta.

Meski kinerja diproyeksi mengalami penurunan, BIPI meyakini kondisi ekonomi akan membaik. Direktur Utama BIPI Wibowo Suseno Wirjawan mengatakan perseroan bakal meningkatkan nilai perusahaan dengan fokus pada segmen infrastruktur energi yang terintegrasi dan usaha terkait lainnya.

PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL)

Melalui anak usahanya, TOTL melakukan pembelian lahan senilai Rp143 miliar dari PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) di kawasan Serpong. Corporate Secretary TOTL Mahmilan Sugiyo Warsana mengatakan sebidang tanah dengan luasan 7.660 meter persegi tersebut dibeli oleh PT Adhiguna Utama (AU) pada 22 September. Adhiguna merupakan anak usaha dari PT Total Persada Development (TPD), yang 99 persen sahamnya dimiliki oleh TOTL.

Sumber dana untuk pembelian lahan itu diperoleh dari pinjaman induk perusahaan. Hingga saat ini perusahaan masih melakukan studi atas rencana pengembangan lahan, apakah akan dibangun gedung perkantoran atau untuk hunian. Pengembangan proyek itu kemungkinan baru akan dilakukan dalam tiga tahun ke depan.

PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP)

BCAP tengah didekati oleh enam investor baik domestik maupun asing, yang berencana menjadi pembeli siaga dalam penerbitan saham baru perseroan. Direktur Utama BCAP Darma Putra mengatakan saat ini ada tiga hingga empat investor lokal dan dua investor asing yang berminat menjadi pembeli siaga. Menurutnya, salah satu faktor pendorong investor asing masuk ke pasar saham Indonesia, yakni depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Ditambah lagi, harga sejumlah saham sudah terdiskon.

Harga pelaksanaan rights issue BCAP sebesar Rp1.500 per saham, di bawah harga per Jumat (25/9), sebesar Rp1.700 per saham. Sepanjang tahun berjalan ini harga saham BCAP melesat 70,85 persen.

Kemungkinan lebih banyak investor asing yang masuk sekitar 70 - 80 persen, katanya. Dengan dolar AS seperti ini, mereka bisa masuk ke harga murah. Menurutnya, para investor yang sedang mendekati ialah investor baru yang belum pernah terlibat dalam aksi perseroan. Perusahaan jasa keuangan grup MNC itu memperkirakan dana Rp827,21 miliar dari Penawaran umum terbatas (PUT) II dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Disertai penerbitan waran maka emiten yang dikendalikan Hary Tanoe itu berpotensi mendulang dana hingga Rp1,65 triliun.

PT Victoria Insurance Tbk (VINS)

Di tengah gejolak pasar saham, VINS mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 2,1 kali atau senilai Rp82,94 miliar dari target perolehan dana Rp32,48 miliar dalam penawaran umum saham perdana. Anak usaha PT Victoria Investama Tbk. (VICO) itu melepas 25,92 persen saham dari modal ditempatkan dan disetor penuh atau setara dengan 376 juta saham dengan harga penawaran ditetapkan Rp105 per saham, di batas atas harga penawaran awal Rp100 - 105.

PT Victoria Securities Indonesia selaku penjamin pelaksana emisi (underwriter) pun mengemukakan kelebihan permintaan mencapai 111 kali dari jumlah alokasi penjatahan saham pooling selama dua hari masa penawaran (offering period) 21-22 September. Victoria Securities dibantu oleh sindikasi lima perusahaan sekuritas, yakni PT Erdikha Ellit Securities, PT HD Capital Tbk., PT Inti Fikasa Securindo, PT Onix Sekuritas, dan PT Yulie Sekurindo.

PT Modern Internasional Tbk (MDRN)

Kondisi perekonomian Indonesia yang tengah lesu membuat bisnis ritel pilu. Untuk menyiasati kondisi pasar ini, peritel MDRN akan merevisi target bisnisnya. Tak semata-mata karena daya beli turun, pemegang merek 7-Eleven ini ingin menurunkan target karena tak boleh lagi menjual minuman beralkohol. Tina Novita, Investor Relation Manager MDRN bilang, rencana penurunan target bisnis tahun ini mereka lakukan untuk menyesuaikan dengan kondisi pasar yang lesu.

Perlu diketahui, sampai paruh pertama tahun ini, MDRN membukukan penurunan penjualan 11,39 persen menjadi Rp 622,53 miliar. Adapun pada periode yang sama 2014 lalu, penjualan MDRN tercatat Rp 702,75 miliar. Tak hanya penjualan yang turun, laba perusahaan ini juga susut 52,77 persen menjadi Rp 15,11 miliar hingga semester I-2105. Adapun laba periode yang sama tahun lalu tercatat mencapai Rp 32,01 miliar.

Dana Pensiun PT Pertamina

Dapen Pertamina berencana membentuk empat holding perusahaan sektor energi, ritel, keuangan, dan properti sebagai salah satu cara meningkatkan portofolio investasi perusahaan. Helmi Kamal Lubis, Presiden Direktur Dapen Pertamina, mengatakan dari rencana itu, pembentukan holding perusahaan energi merupakan yang mungkin terealisasi dalam waktu dekat.

Saat ini, pihaknya dalam proses meningkatkan kepemilikan saham salah satu perusahaan energi yang melantai di bursa dengan nilai Rp800 miliar atau sekitar 8 - 10 persen dari total saham perusahaan itu. Dalam pembentukan holding energy, Dapen akan mengajak tiga sampai empat perusahaan dana pensiun dan asuransi jiwa untuk berkongsi dalam memiliki saham di dalam holding itu.

PT Wijaya Karya Tbk (WIKA)

Konsorsium WIKA mengkaji pinjaman bank sekitar Rp25 triliun untuk membiayai proyek pembangkit listrik di Banten. Pinjaman itu sekitar 70 persen dari total investasi yang mencapai Rp35 triliun. Selain pinjaman, konsorsium WIKA akan menyiapkan ekutas Rp10 triliun atau 30 persen dari total proyek. Dalam konsorsium, WIKA akan menggandeng perusahaan Tiongkok, yaitu China Nuclear Engineering Group Corporation Ltd (CNEC).

WIKA membidik kepemilikan 15 persen dalam konsorsium. Selain CENC, perseroan juga akan mengajak perusahaan lokal, yaitu PT Sumber Segara Primadaya. Adapun proyek yang dibidik WIKA adalah pengembangan pembangkit listrik tenaga uap Jawa 5 dan Jawa 7 di Banten dengan kapasitas masing-masing 2x1.000 megawatt.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.314,36

Up0,41%
Up3,60%
Up0,02%
Up5,91%
Up19,01%
-

Capital Fixed Income Fund

1.764,83

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,22%
Up17,48%
Up42,87%

STAR Stable Income Fund

1.915,81

Up0,53%
Up2,89%
Up0,02%
Up6,25%
Up30,81%
Up60,29%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.757

Down- 0,19%
Up3,05%
Up0,01%
Up4,62%
Up19,15%
Up47,74%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,38

Up0,12%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,94%
Down- 1,75%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua