BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

MARKET FLASH: Grup Astra Bagikan Deviden, Minat Beli Obligasi Kembali Meningkat

22 September 2015
Tags:
MARKET FLASH: Grup Astra Bagikan Deviden, Minat Beli Obligasi Kembali Meningkat
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) didampingi Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat Margiono (kiri) menyalami Dirut PT. Astra Internasional Prijono Soegiarto (kedua kanan) (27/4/2015). (ANTARA FOTO/HO/Lian)

SMBR sudah bukukan laba 60% target; obligasi WSKT oversubscribed

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:

Obligasi Negara Ritel

Di tengah anjloknya imbal hasil investasi saham dan reksa dana, minat terhadap obligasi negara ritel ORI012 tercatat cukup tinggi yang tercermin dari nilai pengajuan agen penjual hingga Rp34,6 triliun. Nilai tersebut lebih tinggi 73 persen dari target indikatif emisi yang dipasang pemerintah sebesar Rp20 triliun. Dari angka kesanggupan tersebut, pemerintah akan menaikkan serapan penjualan emisi ORI012 hingga Rp25 triliun, lebih tinggi 25 persen dari target indikatif.

Promo Terbaru di Bareksa

Selain karena momentum yang tepat, tingginya minat terhadap ORI012 juga dipicu oleh menariknya kupon yang ditawarkan yakni sebesar 9 persen. Kupon ini lebih tinggi dari LPS Rate 7,75 persen dan melampaui suku bunga deposito di atas 1 tahun rerata bank umum sebesar 8,68 persen. Jika dikalkulasi dengan pajak, investasi di ORI012 cukup menggiurkan. Pajaknya hanya 15 persen dari besaran kupon, lebih mini dari pajak terhadap suku bunga deposito sebesar 20 persen.

PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR)

SMBR membukukan laba bersih Rp224,7 miliar pada Agustus 2015 atau sekitar 60 persen dari target perusahaan pada tahun ini sebesar Rp368,39 miliar. Sekretaris Perusahaan SMBR Zulfikri Subli mengatakan pencapaian laba bersih tersebut tumbuh sebesar 27 persen dibandingkan dengan Rp176,6 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Menurutnya, pencapaian itu disebabkan oleh peningkatan penjualan semen sebesar 29 persen menjadi 925.034 ton pada Agustus 2015 dibandingkan dengan 714.863 ton pada periode yang sama 2014.

Tumbuhnya penjualan semen SMBR ikut meningkatkan revenue perseroan sebesar 29 persen menjadi Rp880,1 miliar dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp682,3 miliar. SMBR meyakini pendapatan dapat kian meningkat pada semester II/2015 menyusul peningkatan permintaan semen khususnya di kawasan Sumatra bagian Selatan.

PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT)

Minat investor ke obligasi bertenor pendek cukup tinggi. Terbukti, obligasi tahap II WSKT yang menawarkan seri bertenor tiga tahun dan lima tahun kelebihan permintaan hingga lima kali atau Rp7,5 triliun. Padahal nilai penerbitan obligasi tersebut hanya Rp1,5 triliun, sesuai target awal.

Lantaran kelebihan permintaan, emiten konstruksi milik negara itu leluasa menetapkan kupon di batas bawah tawaran kupon. Menurut sumber, kupon obligasi bertenor tiga tahun ditetapkan 10,4 persen. Kupon obligasi bertenor lima tahun ditetapkan sebesar 11,1 persen, di batas bawah tawaran kupon 11,1 persen-11,6 persen. Masa penawaran awal (bookbuilding) berlangsung sejak 7 September hingga 18 September 2015.

PT Astra International Tbk (ASII)

ASII membagikan dividen interim tahun buku Desember 2015 senilai total Rp2,5 triliun. Berdasarkan pengumuman resmi perseroan yang dirilis Senin (21/9), disebutkan dividen interim dibagikan bagi 40,48 miliar lembar saham senilai Rp64 setiap saham. Keputusan itu diambil pada 10 September 2015.

Keputusan pembagian dividen interim tersebut telah disetujui oleh dewan komisaris perseroan pada 17 September 2015. Dividen tersebut akan dibagikan kepada pemegang saham perseroan yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada 30 September 2015 pukul 16:00 WIB.

PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA)

TPIA akan menghentikan sementara operasi pabrik cracker untuk mengintegrasikannya dengan proyek ekspansi nafta cracker baru. Shutdown produksi itu akan berlangsung selama 90 hari mulai 25 September. Perseroan mengumumkan proyek ekspansi nafta cracker bernilai US$380 juta yang dibangun mulai September 2013 itu saat ini mendekati selesai. Proses tie in direncanakan selesai Desember. Emiten kimia itu berharap kapasitas produksi nafta cracker meningkat 43 persen.

PT United Tractors Tbk (UNTR)

UNTR membagikan dividen interim tahun buku Desember 2015 senilai Rp936,26 miliar. Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Senin (21/9), distributor alat berat itu akan membagikan dividen interim Rp251 per saham.

Adapun jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh berdasarkan laporan keuangan se mester I/2015 sebanyak 3,73 miliar. Dividen itu akan dibagikan kepada pemegang saham perseroan yang tercatat dalam daftar pemegang saham pada 1 Oktober. Pembayaran akan dilaksanakan 16 Oktober.

PT Intiland Development Tbk (DILD)

DILD telah memperoleh Rp645 miliar melalui penjualan proyek kondominium terbaru yakni Graha Golf yang terletak di Surabaya. Direktur DILD Archied Noto Pradono mengatakan penjualan properti pada kuartal III/2015 sudah mulai membaik. Dia melanjutkan peluncuran dua menara kondominium di Graha Golf mendapat sambutan yang baik dari pasar.

Meskipun begitu, dia cukup mengkhawatirkan kondisi pasar akan terpengaruh isu penerapan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) yang tengah di bahas saat ini. Seperti diketahui, kondominium terbaru yang diluncurkan Intiland tersebut menyasar kelas premium dengan harga jual antara Rp3 miliar-Rp5 miliar. Meskipun memiliki harga yang tinggi, perseroan mengklaim minat pembelian terhadap proyek tersebut sangat bagus.

PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB)

Konsolidasi dua perusahaan semen global, Holcim dan Lafarge terus berlanjut. Terbaru, SMCB menjual 100 persen saham Holcim Malaysia Sdn Berhad kepada Lafarge Malaysia Berhad. Dalam keterbukaan informasi, Presiden Direktur Holcim Indonesia Gerhard Schutz mengungkapkan, total pembayaran 100 persen saham sebesar RM 330 juta dan harus dibayar dalam dollar AS. Artinya, SMCB akan meraup dana hasil penjualan saham US$ 77,41 juta.

Menurut laporan keuangan, SMCB mengakuisisi Holcim Malaysia pada September 2009. Harga pembelian 100 persen saham mencapai US$ 36,85 juta. Selain mengucurkan dana untuk pembelian saham, SMCB kala itu membayar utang Holcim Malaysia Rp 130,87 miliar. Pada semester I 2015, pendapatan Holcim Malaysia senilai Rp 580 miliar, atau 11,93 persen dari pendapatan SMCB semester pertama sebesar Rp 4,86 triliun. Total aset Holcim Malaysia per Juni 2015 mencapai Rp 972,03 miliar.

PT Summarecon Agung Tbk (SMRA)

SMRA berniat merilis obligasi melalui skema penawaran umum berkelanjutan (PUB) II Tahap I senilai Rp 500 miliar pada kuartal IV 2015. Aksi ini merupakan bagian dari rencana PUB II senilai total Rp 3 triliun. Direktur Utama SMRA, Andrianto Adhi mengatakan, dana hasil PUB II Tahap I akan digunakan untuk mendanai belanja modal (capex) tahun ini. Obligasi itu akan memiliki tenor lima tahun. Rencana PUB II Tahap I masih dalam proses. (np)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,31

Down- 0,02%
Up3,54%
Up0,02%
Up5,67%
Up18,13%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,74

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,34%
Up17,26%
Up43,41%

STAR Stable Income Fund

1.917,73

Up0,52%
Up2,95%
Up0,02%
Up6,35%
Up30,73%
Up60,39%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.750,18

Down- 0,68%
Up3,54%
Up0,01%
Up4,21%
Up18,57%
Up46,98%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.034,18

Down- 0,40%
Up1,62%
Up0,01%
Up2,52%
Down- 2,29%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua