BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Terkadang Ada Dealer Memaksa Agar Nasabah Beli Secara Kredit, Ini Alasannya

03 September 2015
Tags:
Terkadang Ada Dealer Memaksa Agar Nasabah Beli Secara Kredit, Ini Alasannya
Ilustrasi pembelian kendaraan bermotor dengan kredit - (Duitpintar.com)

Kalau ketemu dealer motor yang menolak pembelian secara tunai yang merugikan konsumen, lebih baik tinggalkan

Artikel ini dipersembahkan oleh mitra produk investasi kami DuitPintar.com

Illustration

Duitpintar.com - Bukan rahasia lagi jika dealer sepeda motor--- beberapa, tidak semuanya - lebih mementingkan penjualan kredit dibanding tunai. Paling terlihat jelas dari perlakuan sales-nya terhadap konsumen. Para pelanggan yang berniat membeli motor secara kredit akan lebih cepat diproses dan mendapat 'keramahan' yang lebih. Intinya, konsumen yang membeli secara kredit lebih dihormati.

Promo Terbaru di Bareksa

Berbeda ceritanya jika konsumen membeli secara tunai. Oknum sales berusaha keras membujuk konsumen untuk mengurungkan niatnya tersebut. Bila tetap bersikeras maka sales akan bersedia menyanggupi, tapi dengan syarat unit motor yang diinginkan harus inden terlebih dulu yang waktunya tidak tentu, bisa sebulan atau lebih.

Bukan hanya itu, oknum sales dealer motor ini juga melontarkan 'ancaman halus' jika motor yang dibayar tunai akan memakan waktu lama untuk dikirim ke rumah konsumen. Bahkan, pengurusan surat-surat kendaraan juga lambat.

Fenomena ini sudah terjadi sejak dulu. Ternyata ini merupakan tindakan oknum atau akal-akalan dealer motor nakal. Produsen dalam hal ini ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek) berkali-kali menegaskan tidak terlibat dalam permainan tersebut.

Pemicu

Kenapa jika ada konsumen yang membeli secara kredit selalu diistimewakan? Bagaimana bisa seperti itu?

Jawabannya cukup sederhana, yaitu memburu komisi dari leasing yang bekerja sama dengan dealer. Leasing tidak segan-segan mengiming-imingi sales atau dealer dengan besaran komisi yang luar biasa. Bahkan kalau mencapai target, bakalan ada tambahan bonus juga.

Latar belakang inilah yang membuat ada segelintir dealer lebih menyukai pembelian kredit karena leasing memberi subsidi dan insentif. Di mata leasing, dealer dan sales merupakan ujung tombak utama mendapatkan nasabah.

Mudahnya, besaran komisi yang didapat sales jika melayani konsumen pembeli tunai ada di kisaran Rp100 ribu per unit. Bandingkan kalau berhasil menjual secara kredit dengan merekomendasikan sebuah perusahaan leasing, maka sales bisa dapat minimal Rp300 ribu.

Besaran komisi itu juga bergantung sekali dengan paket kreditnya. Makin panjang tenor kredit, bisa jadi komisinya semakin besar. Alasan inilah yang memotivasi sebagian oknum sales menerapkan trik mendulukan menjual kredit dibanding tunai.

Itu baru dari leasing. Belum lagi dari asuransi. Ingat, motor kreditan wajib hukumnya diasuransikan. Dari sini sudah terlihat berapa uang yang bisa dikantongi sales kalau melayani pembelian kredit.

Jadi, jika ada sales yang menolak melayani pembelian tunai dan lebih condong ke kredit, bisa dipastikan itu akal-akalan saja supaya mendapat insentif atau bonus lebih besar dari leasing. Kasus serupa tak hanya terjadi di dealer roda dua saja, dealer roda empat pun juga sama. Tak hanya satu merek, melainkan hampir sebagian besar ada oknum-oknum seperti ini.

Situasi ini kadang turut didukung oleh tingginya permintaan pasar terhadap jenis sepeda motor tertentu. Ketika ada motor yang sedang diminati dan menjadi incaran banyak orang, maka ini jadi peluang emas bagi segelintir dealer dan oknum sales ‘bermain’.

Setidaknya ada dua permainan yang lazim diterapkan oknum-oknum ini. Pertama, upping price.

Modus upping price ini jelas membuat rugi konsumen karena tidak mendapatkan harga yang telah dipatok pabrikan. Oknum memanfaatkan tingginya permintaan dan langkanya pasokan untuk menaikkan harga sesuka hati.

Kedua, hanya bersedia melayani pembelian kredit. Konsumen tidak akan bisa mendapatkan unit kalau membeli secara tunai. Kalau pun bisa, biasanya disanggupi tapi dengan catatan mesti inden dulu.

Si oknum tadi berusaha dengan segala cara membelokkan rencana pembelian tunai ke kredit. Pokoknya, konsumen dipaksa membeli secara kredit.

Solusi

Fenomena pemaksaan konsumen untuk membeli motor secara kredit bukan isapan jempol. Kasus ini mencuat setelah ada konsumen yang menuliskan keluhan masalah itu ke sebuah media dalam bentuk surat pembaca. Spontan saja kasus ini seperti bola salju yang membuat petinggi-petinggi ATPM angkat bicara.

Memang tak ada jaminan 100 persen praktik seperti ini dihapuskan. Meski begitu, ATPM berupaya melakukan inisiatif untuk menekan merajalelanya ‘mafia kredit’ tersebut.

Misalnya dengan menerapkan sistem inden portal yang tak bisa diubah. Maksudnya, sistem tersebut akan membuat seluruh dealer menggunakan nomor urut inden yang sama. Jadi nomor urut inden konsumen berlaku di seluruh dealer.

Inisiatif kedua dari ATPM adalah membuka pengaduan baik online maupun call center. Misalnya saja Yamaha yang membuka pengaduan di http://www.yamaha-motor.co.id/contact-us.html. Sedangkan call center nya di (021) 2457-5555, 461-8000 (Hunting).

Sedangkan motor Honda bisa lewat Honda Customer Care di nomor telepon 1-500-989, 08119500989 (SMS), atau email [email protected].

Berikan informasi dengan detail seperti kronologi, nama dealer, dan oknum sales. ATPM sudah menyiapkan sanksi bagi dealer dan oknum sales yang nakal.

Atau kalau masih belum mempan juga aduannya, bisa berinisiatif menuliskan pengalaman buruk itu lewat sosial media maupun ke surat pembaca media mainstream. Biasanya keluhan itu bakal direspons cepat karena menyangkut citra dari sebuah produk.

Bisa juga meminta bantuan YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) agar segera ditindaklanjuti.

Kesimpulannya, fenomena dealer atau oknum sales yang mementingkan penjualan kredit bukan isapan jempol belaka. Meski begitu, masih banyak dealer sepeda motor yang jujur. Sudah menjadi tugas kita mendukung dealer jujur sehingga pelan-pelan fenomena ini bisa lenyap.

Kalau pun ada dealer yang masih menerapkan praktik diskriminasi terhadap pembeli tunai, sebaiknya tinggalkan saja. Toh masih banyak dealer yang berlaku jujur.

Lagi pula sebagai konsumen, kita punya power. Kalau kita memboikot membeli produk dari sebuah ATPM, apa tak bangkrut produsen itu?

***

Baca juga:

Merenung Dulu Sebelum Boyong Motor Baru atau Bekas secara Kredit

Kadang, Besaran Cicilan Kredit Motor Murah Bisa Bikin Kita Terkecoh

Nasabah Kredit Motor Meninggal Dunia, Bukan Berarti Utangnya Otomatis Lunas

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.314,36

Up0,41%
Up3,60%
Up0,02%
Up5,91%
Up19,01%
-

Capital Fixed Income Fund

1.764,83

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,22%
Up17,48%
Up42,87%

STAR Stable Income Fund

1.915,81

Up0,53%
Up2,89%
Up0,02%
Up6,25%
Up30,81%
Up60,29%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.757

Down- 0,19%
Up3,05%
Up0,01%
Up4,62%
Up19,15%
Up47,74%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,38

Up0,12%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,94%
Down- 1,75%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua