BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

MARKET FLASH: Adhi Karya Tunda Rights Issue

26 Agustus 2015
Tags:
MARKET FLASH: Adhi Karya Tunda Rights Issue
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan Jalan Layang Tendean-Ciledug di kawasan Jalan Kapten Tendean, Jakarta Selatan, Rabu (1/4). Pembangunan jalan layang sepanjang 9,3 kilometer yang membentang dari Jalan Kapten Tendean melintasi Blok M menuju Jalan Ciledug Raya, ditargetkan selesai pada Desember 2016. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

SMGR prediksi laba turun 3%; Holcim operasikan pabrik Tuban

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR)

SMGR memprediksi laba bersih pada 2015 turun 3 persen dibanding kinerja tahun lalu. Bila terealisasi, produsen semen pelat merat itu mendulang laba bersih tahun ini sebesar Rp5,39 - 5,45 triliun. Direktur Utama Semen Indonesia Suparni memproyeksi margin EBITDA tahun ini tergerus 3 persen dari margin EBITDA tahun lalu sebesar 30,8 persen. Proyeksi penurunan ini lebih dalam dari realisasi penurunan margin EBITDA pada 2014 sebesar 2,3 persen dibandingkan dengan margin EBITDA 2013.

Promo Terbaru di Bareksa

Laba bersih dan margin EBITDA diperkirakan turun tahun ini karena meningkatnya beban listrik serta naiknya upah minimum regional (UMR). Menurut dia, biaya listrik tahun ini diperkirakan naik 5 - 6 persen dari 2014. Komponen biaya listrik berkontribusi sekitar 20% terhadap total beban. Sementara itu, pendapatan pada tahun ini diperkirakan sama seperti 2014 sebesar Rp26,99 triliun. Pada 2014 pendapatan meningkat 10,12 persen dari 2013.

PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB)

Pabrik baru berkapasitas 3,4 juta ton per tahun milik SMCB di Tuban, mulai beroperasi kemarin. Pabrik yang tahap konstruksinya dimulai sejak 5 tahun lalu merupakan proyek greenfield yang dilakukan pertama kali di Indonesia oleh Holcim. Adapun, investasinya senilai US$800 juta. Dengan beroperasinya pabrik Tuban, maka kapasitas pabrik SMCB meningkat 40 persen menjadi 12,5 juta ton semen per tahun.

Gary Schutz, Presiden Direktur SMCB mengatakan pengoperasian pabrik baru ini dilakukan di tengah kondisi pasokan semen yang berlebih dan lesunya pasar semen. Namun, Holcim memperkirakan kondisi tersebut hanya sementara, lantaran pemerintah tengah berupaya mendorong perekonomian dengan menggerakkan proyek-proyek infrastruktur.

PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI)

ADHI menunda rencana untuk melakukan aksi rights issue senilai Rp2,09 triliun. Direktur Utama Adhi Karya Kiswodarmawan mengungkapkan semula berencana melakukan aksi rights issue pada pekan ini. Namun, niat tersebut terpaksa dibatalkan karena kondisi pasar yang sedang lemah.

Dana hasil rights issue akan dipakai untuk kebutuhan investasi proyek Light Rail Transit (LRT) tahap pertama senilai Rp12,56 triliun. Dia menyatakan meskipun proses rights issue tertunda, ADHI siap memulai konstruksi proyek LRT tersebut segera setelah Perpres diteken. Adapun, groundbreaking proyek LRT mundur dari rencana semula pada 17 Agustus 2015 karena masih menunggu terbitnya Peraturan Presiden yang menunjuk Adhi Karya sebagai kontraktor pelaksana.

PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET)

DNET bakal memulai ekspansi di bisnis serat optik dengan membuka jaringan di 22 kota sepanjang tahun ini. Direktur Indoritel Makmur Internasional Haliman Kustedjo mengatakan pengembangan bisnis yang kebutuhan dananya mencapai Rp2,8 triliun itu dilakukan oleh PT Mega Akses Persada (MAP). Perseroan sudah membuka di wilayah Jabodetabek, Bali, Bandung, dan Medan. Namun belum menyebutkan kota yang diincar. Secara keseluruhan, perseroan menargetkan dapat masuk ke 99 kota dalam jangka dua tahun dan menyasar 500.000 pelanggan pada 2016.

PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN)

MAIN mencari dana tambahan dari pasar modal untuk melunasi utang-utangnya. Emiten pakan ternak ini melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) I dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak-banyaknya 447,75 juta saham baru atau 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Dalam rights issue itu, perseroan berpotensi mendulang dana segar sebesar Rp 716,5 miliar. Nantinya, setiap pemegang empat saham lama berhak atas satu HMETD. MAIN mematok harga pelaksanaan Rp 1.200 -1.600 per saham. Harga itu masih lebih tinggi dibandingkan harga saham di pasar Rp1.140 kemarin.

Agar kepemilikannya tak terdilusi, pengendali saham MAIN, Dragon Amity Pte Ltd akan mengeksekusi sesuai haknya. Dragon Amity menggenggam 51,48% saham MAIN dan bakal mengambil 230,49 juta saham MAIN. Nanti, Dragon Amity juga akan menjadi pembeli siaga rights issue MAIN.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.314,62

Up0,74%
Up4,00%
Up0,02%
Up6,36%
Up19,84%
-

Capital Fixed Income Fund

1.760,38

Up0,56%
Up3,43%
Up0,02%
Up7,02%
Up18,00%
Up42,94%

STAR Stable Income Fund

1.911,44

Up0,52%
Up2,88%
Up0,02%
Up6,21%
Up31,34%
Up59,99%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.765,08

Up0,50%
Up3,61%
Up0,02%
Up5,37%
Up20,01%
Up48,78%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,61

Up0,45%
Up2,06%
Up0,02%
Up3,06%
Down- 0,64%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua