BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

MARKET FLASH: WIKA Akan Terbitkan Obligasi, Incar Proyek Kereta Cepat

31 Juli 2015
Tags:
MARKET FLASH: WIKA Akan Terbitkan Obligasi, Incar Proyek Kereta Cepat
Labourers work at a construction site of a power plant being built by PT Wijaya Karya in north Jakarta in this December 6, 2010 file photo. Investors, encouraged by President Joko "Jokowi" Widodo's five-year, $455 billion plan to beef up dilapidated facilities, have pumped money into the country's big four state builders. REUTERS/Crack Palinggi

Kinerja emiten LQ-45 tekan IHSG; Emiten bank terhambat perlambatan ekonomi

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA)

WIKA berencana menerbitkan obligasi senilai Rp1 triliun guna mendanai sejumlah proyek yang diperkirakan lebih banyak pada tahun depan. Direktur Keuangan Wijaya Karya Adji Firmantoro mengatakan perseroan masih mengkaji jenis mata uang yang bakal digunakan dalam penerbitan obligasi itu. Adji mengatakan penerbitan obligasi untuk memenuhi kebutuhan belanja modal senilai Rp3-4 triliun pada tahun depan atau mencapai sekitar 2 kali lipat dari belanja modal pada tahun ini. Salah satu proyek jangka panjang yang bakal digarap adalah kereta cepat Jakarta-Bandung. Proyek itu juga diincar oleh dua negara, yaitu Jepang dan China. Kalau konsorsium, harapannya Indonesia bisa punya 60 persen dan asing 40 persen. Sejumlah BUMN akan ikut konsorsium.

Promo Terbaru di Bareksa

Kinerja Emiten

Laba bersih emiten tertekan depresiasi rupiah dan melambatnya pertumbuhan ekonomi yang menekan daya beli. Laba bersih sekitar 20 emiten yang masuk Indeks LQ-45 merosot drastis, membuat pasar bereaksi negatif. IHSG turun 0,18 persen menjadi 4.712,49 pada penutupan kemarin. Pendapatan ASII turun 9 persen, laba bersihnya turun 18 persen. Anak usaha ASII, AALI juga mencatat laba anjlok 66,49 persen.

Emiten Bank

Saham bank berpotensi menahan laju IHSG, seiring dengan kinerja sejumlah bank yang turun di bawah ekspektasi. Laba tiga bank turun. Sebut saja, laba setelah pajak PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) turun 15,54 persen pada semester I 2015 dibandingkan dengan semester I tahun lalu (year on year/yoy). Pada saat yang sama, laba PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) turun 7 persen. Laba PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga turun 50,8 persen.

Laba PT Bank Central Asia TBk (BBCA) tumbuh 8,8 persen, melambat dari pertumbuhan periode sama tahun lalu 24,2 persen. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) bukukan kenaikan laba 3,4 persen. Hanya PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) yang laba bersihnya tumbuh 54,25 persen.

PT Logindo Samudramakmur Tbk (LEAD)

Anjloknya laba tahun berjalan LEAD hingga 95,01 persen pada semester I 2015 menjadi US$25,57 juta secara tahunan membuat emiten jasa transportasi minyak dan gas bumi ini merevisi target kinerja. Pendapatan perseroan sepanjang enam bulan pertama tahun ini juga merosot 30,18 persen dari US$36,63 juta sepanjang semester I 2014 menjadi US$25,57 juta. Beban pokok pendapatan tercatat meningkat 5,43 persen dari US$17,43 juta menjadi US$18,38 juta. Turunnya kinerja disebabkan harga minyak belum stabil dan lemahnya permintaan pasar.

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA)

AISA mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 28,9 persen dan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 13,3 persen pada semester I 2015 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

AISA membukukan pendapatan sebesar Rp3,15 triliun, naik dari posisi tahun sebelumnya Rp2,44 triliun. Sementara laba perseroan mencapai Rp195,96 miliar, naik dari tahun lalu sebesar Rp172,95 miliar.

PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI)

Pemilik brand Sari Roti ini mencatatkan peningkatan pendapatan 13,6 persen dan laba periode berjalan naik 23 persen. Berdasarkan laporan keuangan, ROTI membukukan laba sebesar Rp123,34 miliar pada semester I/2015, naik dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp100,29 miliar. Adapun pendapatan perseroan naik dari Rp914,64 miliar menjadi Rp1,04 triliun.

PT Matahari Department Store Tbk (LPPF)

LPPF membukukan laba bersih Rp648 miliar, naik 79,1 persen sepanjang semester pertama tahun ini dibandingkan periode sama tahun lalu. Penjualan kotor naik 15,1 persen menjadi Rp6,87 triliun sementara perndapatan bersih naik 17,8 persen menjadi Rp3.92 triliun. Same store sales growth (SSSG) per Juni mencapai 12,2 persen, pengaruh dari periode Lebaran yang bergeser ke semester pertama dari sebelumnya di semester dua sehingga ada peningkatan permintaan produk Matahari.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.314,83

Up0,43%
Up3,55%
Up0,02%
Up5,95%
Up19,11%
-

Capital Fixed Income Fund

1.764,51

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,20%
Up17,66%
Up42,85%

STAR Stable Income Fund

1.915,47

Up0,53%
Up2,89%
Up0,02%
Up6,23%
Up30,99%
Up60,26%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.758,34

Down- 0,10%
Up3,14%
Up0,01%
Up4,70%
Up19,30%
Up47,85%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,12

Up0,08%
Up2,01%
Up0,02%
Up2,91%
Down- 1,48%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua