BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

MARKET FLASH: SRIL & WTON Masuk LQ-45; Astra Akuisisi 25% Tol Semarang-Solo

30 Juli 2015
Tags:
MARKET FLASH: SRIL & WTON Masuk LQ-45; Astra Akuisisi 25% Tol Semarang-Solo
Karyawan mengamati pergerakan indeks harga saham melalui monitor di Jakarta, Senin (27/4). IHSG hari ini ditutup anjlok 3,49 persen ke level 5.245,45 yang merupakan pelemahan paling dalam sejak IHSG berakhir merosot 5,58% pada 19 Agustus 2013. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/Spt/15

SSMS tambah free float 8%; PPRO target pendapatan berulang 25%

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:

Indeks LQ-45

Mulai Agustus 2015, indeks LQ-45 yang merupakan kelompok saham terlikuid memiliki anggota baru, yaitu PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) dan PT Wijaya Karya Beton TBk (WTON). Dua emiten yang tersingkir adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Ciputra Development Tbk (CTRA). Selain memiliki kinerja keuangan bagus, saham yang masuk dalam indeks ini harus masuk dalam urutan 60 besar total transaksi di pasar reguler dalam kurun 12 bulan terakhir.

Promo Terbaru di Bareksa

SRIL dan WTON terlihat aktif ditransaksikan sehingga ada peningkatan volume. Selain itu, kinerja mereka juga membaik. Analis juga menilai SRIL cukup ekspansif mendorong kinerjanya. Sementara WTON juga banyak tertolong dariproyek infrastruktur pemerintah.

PT Sawit Sumbermas Sarana TBk (SSMS)

SSMS mencatatkan kenaikan jumlah saham beredar menjadi 24,2 persen, dari sebelumnya 15,8 persen. Pada pertengahan Juli, Jery Borneo Putra melepas 802,5 juta saham SSMS ke beberapa pemegang saham, dengan jumlah divestasi setara 8,4 persen modal ditempatkan dan disetor SSMS. Jery merupakan putra Abdul Rasyid, pendiri Grup SSMS. PT Citra Borneo Indah merupakan pemegang mayoritas SSMS dengan porsi 75,8 persen. Citra Borneo adalah salah satu perusahaan perkebunan sawit besar di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.

PT Wika Beton Tbk (WTON)

Sepanjang paruh pertama 2015, WTON mencatat kontrak baru Rp1,35 triliun, hanya 33,7 persen dari target kontrak yang dipatok tahun ini Rp4 triliun. Minimnya realisasi kontrak baru menyebabkan performa melambat dengan penjualan turun 46,9 persen menjadi Rp891 miliar sepanjang enam bulan pertama tahun ini, dibandingkan Rp1,68 triliun pada periode sama tahun lalu. Maka, manajemen WTON harus memangkas target kinerja tahun ini meski belum mau membuka nilai besaran revisi target.

PT PP Properti Tbk (PPRO)

PPRO menargetkan pendapatan berulang berkontribusi sekitar 15-25 persen dari total revenue. Saat ini, kontribusi recurring income hanya 5-10 persen dari pendapatan dari operasi Park Hotel Jakarta, Park Jotel Bandung, Mal Kaza City Surabaya dan superblok Pekanbaru Park. Meski target masih lama hingga 2020, anak usaha PT PP Tbk ini sudah mempersiakan diri dengan empat proyek. Pertama dua hotel di Nusa Tenggara Barat dan Sumatera. Kedua pembangunan satu pusat perbelanjaan di Balikpapan Kalimantan Timur. Ketiga, membangun perkantoran di Surabaya setinggi 55 lantai. Keempat, membangun apartemen The Ayoma Serpong di Tangerang Selatan, dan Grand Sungkono Lagoon di Surabaya.

PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU)

Gugatan pailit terhadap BRAU yang diajukan PT Cakra Sinergi Investama selesai ditandai dengan pencabutan gugatan di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Pencabutan dilakukan karena kedua perusahaan telah menjalani kesepakatan di luar persidangan, bentuk penyelesaiannya adalah pembayaran secara tunai. Artinya perusahaan tambang batu bara itu sudah melunasi pengalihan utang (cessie) senilai Rp1,35 miliar beserta bunganya pada Cakra Sinergi.

PT Astra International Tbk (ASII)

PT Astratel Nusantara, anak usaha ASII di bidang infrastruktur dan logistik, menuntaskan akuisisi 25 persen saham PT Trans Marga Jateng, operator tol Semarang-Solo sepanjang 72,64 km, dengan total nilai saham Rp900 miliar. Direktur PT Astratel Nusantara Wiwiek D. Santoso mengatakan saham yang diambil alih tersebut semula dimiliki oleh PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah, BUMD Pemprov Jateng. Setelah akuisisi oleh Astratel, komposisi kepemilikan saham yang baru di PT TMJ kini masing-masing adalah PT Jasa Marga 73,9 persen, PT Astratel Nusantara 25 persen, dan PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah 1,1 persen.

Dengan mengakuisisi kepemilikan jalan tol Semarang–Solo, Astratel kini telah memiliki empat ruas jalan tol melalui kepemilikan saham di empat perusahaan. Tiga yang lain yakni di PT Marga Mandalasakti (79,31 persen) untuk tol Tangerang–Merak sepanjang 72,45 km, PT Marga Har jaya Infrastruktur (95 persen) untuk tol Jombang–Mojokerto sepanjang 40,5 km, dan PT Marga Trans Nusantara (40 persen) untuk tol Serpong–Kunciran sepanjang 11,25 km.

PT Dwi Jaya Kemasindo Tbk (DAJK)

DAJK menjajaki pinjaman sindikasi perbankan Rp1,45 triliun dari tiga bank asing. Tenor rata-rata ditawarkan adalah lima tahun. Suku bunga rata-rata 11-12 persen tetapi perseroan masih mencari bunga di bawah itu. Adapun penggunaan dana 45 persen atau Rp652 miliar untuk refinancing utang. Kemudian Rp375 miliar atau 25 persen untuk modal kerja. Sisanya 30 persen atau Rp435 miliar sebagai sumber belanja modal (capex) yang tahun ini mencapai Rp900 miliar. Produsen karton kemasan ini akan membangun tahap pertama pabrik corrugated cartoon di Subang, Jawa Barat seluas 15 hektare.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,79

Up0,68%
Up3,10%
Up0,02%
Up6,29%
Up20,00%
-

Capital Fixed Income Fund

1.757,84

Up0,53%
Up3,44%
Up0,02%
Up7,40%
Up18,25%
Up43,13%

STAR Stable Income Fund

1.908,88

Up0,50%
Up2,87%
Up0,01%
Up6,27%
Up31,65%
Up59,98%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.762,89

Up0,50%
Up2,81%
Up0,01%
Up5,44%
Up20,06%
Up48,78%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,34

Up0,52%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,02%
Down- 2,73%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua